Mata cantik itu terbuka kembali setelah tiga hari lamanya jihoon menatap sekitar dengan seksama selang infus menggantung pada tiang dimana ia berbaring, ini bukan rumah sakit juga bukan rumahnya apalagi rumah soonyoung, ah mengingat nama soonyoung membuat jihoon teringat kejadian sebelum ia tak sadarkan diri.
Pintu kamar itu terbuka pandangan jihoon tertuju pada perempuan paruh baya yang sudah ia anggap seperti ibu sendiri sejak yoongi sang eomma tiada, eomma Kim penjaga sekaligus pemilik panti asuhan.
"Eomma"ujar jihoon lirih
"Sudah bangun? Apa sudah lebih baik?"tanya eomma Kim sendu apa lagi ketika melihat wajah pucat jihoon
"Jiyoung dimana eomma?"
"Sedang bermain dengan jisung dan Minho...apa yang kau rasakan sekarang?"
"Sakit eomma hiks....sakit sekali"
"..."
"Kenapa dia melakukan itu pada ku eomma apa salah ku eomma"Eomma Kim hanya bisa memeluk jihoon untuk menenangkannya terlebih lagi tiga hari lalu jihoon diantar tanpa penjelasan apa pun hanya dokter datang memeriksa jihoon dan mengganti cairan infus jihoon setiap habis saja.
Namun eomma Kim tahu jika pemuda mungil dalam pelukannya ini baru saja mengalami kejadian yang membuatnya terluka amat dalam, pintu kamar terbuka dan terlihatlah Felix yang berdiri di ambang pintu.
"Ada apa?"tanya eomma Kim
"Ada yang mencari ji Hyung eomma"sahut Felix
"Siapa?"tanya jihoon lirih
"Katanya appa jihoon Hyung"sahut Felix
"Ji..."ujar eomma Kim menatap jihoon sendu
"Tak apa eomma biarkan di masuk ke mari"ujar jihoonEomma Kim dan Felix pergi meninggalkan kamar jihoon dan tak lama pintu kamar jihoon kembali terbuka dengan Jimin sebagai pelaku yang membukanya
Jimin cukup terkejut melihat keadaan jihoon yang pucat dengan infus yang ada di punggung tangannya namun sama sekali tak menggangu jihoon padahal Jimin ingat jika dulu jihoon sangat benci dengan rumah sakit padahal saat itu jihoon masih empat tahun.
"Kau sakit?"tanya Jimin
"Ada urusan apa anda mencari ku sampai kemari dan siapa yang memberikan alamat panti ini"ujar jihoon
"Kau memang seperti yoongi tak suka dengan basa-basi...kedatangan ku kemari aku ingin tahu dimana makam yoongi"
"Jika kau mencari makan eomma ku hanya untuk minta maaf lebih baik tak usah karena eomma sudah memaafkan mu"
"Ji...tolong beri tahu appa dimana tempat eomma mu beristirahat appa hanya ingin memberi penghormatan terakhir appa karena saat eomma mu pergi appa tak ada di sampingnya...appa menyesal ji"
"Kalau appa menyesal kenapa kau mengusir kami waktu itu! Kau tahu eomma ku harus berjuang seorang diri hanya untuk menghidupi ku...aku sempat mencari appa untuk kembali pada eomma tapi apa yang ku lihat appa memiliki keluarga baru dan tak peduli pada ku dan eomma...appa tahu bahkan saat sekarat pun eomma masih menyebutkan cintanya pada appa yang brengsek ini...lalu kenapa appa baru menyesal sekarang saat eomma sudah lama tiada, apa dengan menyesal sekarang eomma ku bisa hidup lagi! Tidak! Eomma ku tak akan bisa hidup lagi meski kaya memintanya untuk kembali lagi tidak akan bisa!"
"Ji appa mohon ji..."
"Keluar dari kamar ku...KELUAR!"Mendengar teriakan jihoon eomma Kim yang ada di luar bergegas masuk dan mendapati jihoon yang tengah menangis terisak-isak bahkan seperti kesulitan bernafas dengan lembut eomma Kim meminta Jimin untuk keluar dari kamar jihoon lebih dulu.
Jimin mengikuti apa yang dikatakan eomma Kim ia juga tak ingin membuat jihoon semakin sakit karena terlalu lama menangis.
Di ruang tamu panti Jimin duduk sebari melihat jisung dan Minho yang bermain dengan jiyoung, Jimin ingat bayi itu bayi yang di gendong jihoon saat bertemu dengannya di rumah sakit.
"Namanya Kwon Jiyoung, lucu bukan tuan Lee"ujar eomma Kim
"Ya mengingtkan ku jihoon kecil"sahut Jimin
"Benar...maaf mengenai sifat jihoon yang tadi"ujar eomma Kim
"Tak apa aku pantas mendapatkannya...appa jihoon sakit?"
"Ya ia baru bangun setelah tiga hari tak sadarkan diri"
"..."
"Saya tak bisa menjawab jika tuan menanyakan apa yang terjadi pada jihoon hanya anak itu sendiri yang dapat menjelaskannya, jika saya boleh tahu kedatangan tuan kemari ada urusan apa?"
"Aku ingin menanyakan dimana makam yoongi"
"Ah...eomma jihoon berperan kepada saya jika suatu saat mantan suaminya menanyakan dimana makamnya saya harus menjawab ini tuan...dimana saku melihat semua yang ku sukai bersama dengan mu di sore hari...mungkin tuan bisa tahu jika tuan tak melupakan eomma yoongi"Jimin tentu saja tahu dimana tempat itu tak menyangka saja jika yoongi benar dimakamkan disana seperti perkataanya saat pacaran dulu
"Nyonya Kim apa semua anak disini sekolah?"tanya Jimin
"Tentu saja tuan mereka semua sekolah dengan jihoon yang membiayai semuanya, itu amanat eomma jihoon sebelum pergi"satut eomma Kim
"Boleh saya ikut menyumbang untuk panti ini"
"Kami terbuka tuan Lee"Setelah semua urusannya selesai Jimin bergegas pergi meninggalkan panti tentu saja dengan meminta eomma Kim terus memberitahu keadaan jihoon.
Jika jihoon harus merasakan sakit saat kembali bangun berbeda dengan soonyoung yang saat ini duduk di balik meja kerjanya dengan beberapa dokumen yang ia tanda tangani.
"Mau sampai kapan kau memandangi ku seperti itu Chan?"ujar soonyoung tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas berharga dihadapannya.
Sedangkan yang disebutkan namanya hanya mendecih sebal karena tingkah soonyoung tiga hari lalu dimana ia harus datang malam-malam dengan sang suami hanya untuk mengantar jihoon yang sudah tak sadarkan diri.
Dari semua orang hanya Chan dan hoseok saja yang tahu kejadian soonyoung dan jihoon itu pun karena Chan memaksa meminta penjelasan karena bagaimana pun juga jihoon juga berperan besar dalam karir Chan.
Bahkan hoseok harus menggendong jihoon ke panti asuhan yang dimaksud soonyoung sebari menunggu dokter pribadi hoseok untuk merawat jihoon.
"Bagaimana keadaan jihoon?"tanya soonyoung
"Oh masih peduli ternyata"sahut Chan ketus
"Chan..."
"Aku bingung dengan mu Hyung sejak kau berkencan dengan sekertaris tuan Lee kau jadi seperti ini bahkan sampai membuat jihoon Hyung dan Jiyoung keluar dari rumah...lalu sekarang saat kau putus dengannya kau limpahkan semua kesalahan pada jihoon Hyung sampai kau melakukan hal bejat seperti itu"
"Aku tanya keadaan jihoon Jung Chan bukan ingin mendengar ceramah mu"
"Ji hyung sudah bangun...ku harap kau cepat minta maaf padanya"Soonyoung hanya diam ia memang harus minta maaf pada jihoon namun ia masih terlalu malu untuk melihat jihoon rasa bersalahnya masih tebal jika melihat jihoon.
Jika di bilang berdiam diri dan peduli salah nyatanya soonyoung memantau keadaan jihoon sejak hari itu dim-diam datang ke panti setalah Minho membantunya memberi informasi mengenai jihoon dan Jiyoung di panti setiap malam walau hanya melihat jendela kamar jihoon saja.
"Hyung kau mencintai ji Hyung?"tanya Chan
"Entah"sahut soonyoung
"Aku tanya serius Hyung"
"Kau tahu kan aku seperti apa"Sekarang giliran Chan yang diam Chan ingat saat soonyoung bercerita dulu saat ia menjadi sekertaris pribadinya di hari pertama bekerja dulu.
Satu orang yang dapat membuat soonyoung lupa akan sana hanya jihoon itu pun hanya dengan sekali lihat namun semua harus berakhir saat soonyoung tahu jihoon akan jadi sekertaris nya yang mana jihoon diberikan tugas untuk memantau soonyoung.
Dan belakangan ini sebelum soonyoung dekat dengan yuju hubungan dia orang itu baik bahkan seperti sepasang suami istri
"Kau masih mencintainya Hyung?"tanya Chan
"Siapa?"tanya balik soonyoung
"Hyung aku tahu kau bodoh tapi tak ku sangka kau sebodoh ini...siapa lagi kalau bukan jihoon hyung"
"Kalua ku katakan aku bahkan hampir gila karena setiap pulang tak mendapatinya dirumah dan bermain dengan jiyoung itu aku masih mencintainya atau tidak"
"Kau mencintainya hyung"
"Tapi aku tak yakin dia mencintaiku"Jika sudah begini Chan juga hanya bisa diam sungguh Chan tak mengerti dengan cara berfikir dan berkerja soonyoung yang rumit entah itu orang atau pikiriannya sama saja
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Us
Fanfiction"haiss...kenapa juga harus manusia menyebalkan itu yang harus menemukan bayi mungil selucu ini...aigoo kenapa kau menggemaskan sekali"