Hari berlalu dengan cepat hari ini kerjaan jihoon sungguh menumpuk di tambah Jiyoung juga rewel belakangan ini membuat jihoon tak tega jika menaruh Jiyoung pada box bayi nya dan memilih untuk menggendong Jiyoung sebari mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk.
Bahkan jihoon harus melupakan rasa sakit pada perutnya yang beberapa hari ini menyerang yang terpenting Jiyoung lebih dulu.
Langkah kaki Chan berjalan mendekati jihoon yang masih sibuk dengan pekerjaannya, melihat jihoon yang bekerja dua kali lebih berat membuat Chan kasihan sendiri.
"Hyung istirahat dulu...pekerjaan Hyung biar aku yang gantikan dulu"ujar Chan
"Terimakasih Chan...Jiyoung sedang rewel belakangan ini"ujar jihoon
"Mungkin bosan dengan suasana kantor dan rumah Hyung"
"Aku ajak keluar dulu nanti jika si manusia sipit itu bertanya dimana aku katakan saja di taman kantor"
"Baiklah"Jihoon menggendong Chan dan membawa tas kecil untuk susu milik Jiyoung dan bergegas menuju taman sedangkan Chan hanya menatap jihoon dengan iba.
"Harusnya soonyoung Hyung yang repot kenapa jadi kau yang repot ji Hyung"gumam Chan
Ditaman jihoon membiarkan Jiyoung terkena udara dan sinar matahari yang hangat benar Jiyoung langsung diam bahkan bisa tertawa karena jihoon menggodanya.
"Kau bosan ya? Besok akhir pekan ayo kita piknik...Jiyoung bisa lihat burung di taman dekat sungai Han...nanti akan eomma kenalkan pada Ji-Sung Hyung dan Felix Hyung"ujar jihoon menggoda jiyoung sedangkan Jiyoung hanya terkikik geli.
"Jihoon!"panggil wonwoo yang datang entah dari mana
"Haiss...kau mengagetiku dan Jiyoung won"
"Mian...maaf ya jiyoung-ie"
"Tak apa-apa imo"
"Imo? Aku laki-laki ji harusnya samchoon"
"Kau itu tak pantas di sebut samchoon won...kau dari mana?"
"Biasa pegawai baru"
"Oh..."
"Ji...kau belum cerita Jiyoung ini anak siapa?"
"Anak Presdir Kwon"
"HAH!"
"Biasa saja kagetnya"
"Anak Presdir Kwon dengan mu?"
"Kau terlalu lama bergaul dengan seungkwan won...kalau Jiyoung ini anak ku kapan kau pernah lihat perut ku membesar?"
"Ya kan aku tak tahu ji...oh ya ji kau sudah dapat undangan dari seungkwan?"
"Belum, memangnya undangan apa?"
"Dua Minggu setelah pertunangan Chan seungkwan yang akan tunangan"
"Benarkan kata ku...sshss"
"Ya! Kau kenapa?"
"Tak apa mungkin karena belum makan saja"
"Makan bodoh ini sudah lewat jam makan siang"
"Nanti masih bisa sekarang Jiyoung dulu"
"Terserah kau saja lah...aku masuk dulu ya"
"Heum"Wonwoo pergi meninggalkan jihoon dan Jiyoung di taman sedangkan jihoon masih sibuk dengan menidurkan Jiyoung agar jihoon dapat berkerja kembali.
.
.
.
Malam tiba jihoon sudah selesai dengan acara membuat makan malam, makan malam kali ini soonyoung meminta jihoon untuk masak banyak karena tuan dan nyonya Kwon datang berkunjung ke rumah soonyoung.Ketika jihoon sibuk memasak di dapur soonyoung malah sibuk dengan Jiyoung dan kedua orang tuanya sungguh jihoon sudah seperti pembantu paket lengkap saja.
"Tuan nyonya makan malamnya sudah siap"ujar jihoon ketika menghampiri soonyoung dan yang lain
"Kau ikut makan jihoon-ie?"tanya nyonya Kwon
"Saya sudah makan saat pulang kantor tadi nyonya"sahut jihoon
"Baiklah...jaga Jiyoung ya"ujar tuan Kwon
"Baik tuan"Bohong jika jihoon sudah makan sepulang dari kantor karena sedari makan siang jihoon belum mengisi perutnya dengan makanan kecuali sekaleng cola karena saking sibuknya mengerjakan dokumen dan menjaga Jiyoung.
Ruang tengah jihoon duduk sebari membaringkan Jiyoung, bocah dua bulan lebih itu kini lebih sering membuka mata dari pada tertidur mungkin karena hampir masuk tiga bulan.
"Sshss...perut tolong berkerja sama lah"lirih jihoon yang membuat Jiyoung terdiam
"Mian...eomma membuat Jiyoung bingung ya"Jihoon kembali bermain dengan jiyoung sungguh melihat Jiyoung membuatnya ingat saat ia merawat jisung dan Felix dulu.
Getaran dalam saku jihoon membuat jihoon mengambil ponselnya dan menunjukan pesan dari Felix yang seketika membuat jihoon membolakan kedua matanya, dengan cepat jihoon menggendong Jiyoung dan menghampiri soonyoung.
"Presdir Kwon...saya ingin ijin keluar"ujar jihoon panik
"Hei...tenang dulu, katakan dengan benar"sahut soonyoung
"Aku harus ke rumah sakit sekarang"
"Siapa yang masuk rumah sakit?"
"Adik ku...Jiyoung ku ajak saja"
"Ku antar..."Soonyoung bergegas berdiri mengambil mantel dan kunci mobil begitu juga dengan jihoon yang mengambil tas keperluan Jiyoung dan dompet masa bodo dengan jaket atau pun itu.
Sesampainya di rumah sakit jihoon bergegas mencari tempat dimana salah satu adiknya dirawat tak tahukan jihoon jika soonyoung kuwalahan mengikuti langkah jihoon, sampai pandangan jihoon menangkap delik tengah duduk di salah satu bangsal.
"Felix!"panggil jihoon
"Jihoon Hyung"sahut Felix
"Bagaimana keadaan jisung?"
"Demam Hyung dan dua tulang rusuk jisung patah"
"Bagaimana bisa? Apa ada yang membully kalian di sekolah? Katakan dengan jujur"
"Sebetulnya belakangan ini jisung sering di ganggu oleh beberapa orang di sekolah Hyung tapi jisung biasanya bisa melawan tapi hari ini aku tak menjumpai jisung setelah jam makan siang dan karena tak melihat jisung sampai jam tambahan berakhir aku mencari jisung dan mendapati jisung sudah tak sadarkan diri di gudang"
"Siapa yang melakukannya?"
"Jisung tak memberitahu ku Hyung"
"Nanti jika senggang Hyung akan ke sekolah mu, Hyung tinggal mengurus administrasi dulu"Jihoon beranjak dari tempatnya dan memandang soonyoung yang masih kebingungan, ah jihoon lupa jika soonyoung juga ikut kemari.
Dengan Jiyoung yang masih dalam gendongannya jihoon bergegas untuk membayar biaya perawatan jisung sampai pada saat di pertengahan jalan kaki jihoon rasanya sungguh lemas.
"Duduk dulu"ujar soonyoung bagaimana pun jihoon menggendong Jiyoung
"Maafkan aku ya jiyoung-ie...kau harus ku ajak lari yang membuat mu terguncang dalam gendongan ku"ujar jihoon menatap Jiyoung
"Ku kira kau lupa dengan jiyoung"
"Mana ada, aku harus mengurus administrasi jisung"
"Kumpulkan tenaga mu dulu...mereka adik mu yang kau temui waktu itu?"
"Iya"
"Kenapa tak mirip dengan mu?"
"Karena mereka bukan adik kandung ku, mereka dulu bernasib sama dengan Jiyoung di buang oleh orang tuanya yang tak bertanggung jawab bedanya Jiyoung beruntung kau yang menemukan dan merawatnya karena semua kebutuhan Jiyoung kau dapat memenuhi semuanya sedangkan jisung dan Felix aku yang merawatnya, terlebih lagi jika ada ada mereka aku tak akan melamar menjadi karyawan mu"
"Tapi aku tak melihat mereka di rumah mu ji?"
"Itu...aku malas menjawabnya, nanti saja kalau aku sudah kosong akan ku jawab, aku harus mengurus administrasi jisung dulu"
"Jiyoung biar dengan ku"Jihoon mengangguk dan memberikan Jiyoung pada soonyoung dan segera menyelesaikan administrasi pengobatan jisung dan tak lupa memberitahu Kim eomma jika jisung masuk rumah sakit.
Setelah semuanya selesai jihoon kembali menghampiri soonyoung dan Jiyoung namun langkah jihoon terhenti saat melihat soonyoung tengah asik bercanda dengan Jiyoung.
"Kau harusnya cari pendamping soon"ujar jihoon
"Aku trauma menjalin kasih ji"sahut soonyoung
"Kenapa?"
"Dulu mantan kekasih ku meninggalkan ku saat kami akan bertunangan dan sejak itu kau takut menjalin kasih"
"Bodoh!...kau membiarkan satu luka menutup pintu hati mu, dulu aku tak peduli kau punya kekasih atau tidak tapi sekarang kau punya Jiyoung untuk kau rawat dan Jiyoung butuh ibu untuk merawatnya"
"Kau tak ingin membantuku merawat Jiyoung?"
"Bukan begitu, bahkan tanpa kau minta aku akan dengan senang hati mengulurkan tangan ku untuk merawat Jiyoung namun kau juga harus berfikir Jiyoung butuh seseorang yang harus selalu siap sedia membantu dan mengajarkan berbagai hal nantinya"
"Masih ada kau, jadi aku masih bisa tenang"
"Terserah kau, aku harus menemui Felix dulu sebelum pulang"Mau tak mau soonyoung harus beranjak dari tempatnya duduk dan kembali ke tempat dimana Felix menunggunya.
"Felix...kau bisa pulang biar jisung yang jaga sampai Kim eomma datang"ujar jihoon
"Aku tunggu sampai Kim eomma datang saja Hyung"sahut Felix
"Tidak ada, pulang sekarang sebelum larut, besok kau harus sekolah kau bisa menemani jisung sepulang sekolah dan cari tahu siapa yang membuat Jisung seperti ini "jelas jihoon
"Baik Hyung, aku pulang"ujar Felix
"Tak apa kan soon jika harus menunggu sebentar"ujar jihoon menatap soonyoung
"Tak apa yang penting tidak membuatmu khawatir"
"Terimakasih"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Us
Fanfiction"haiss...kenapa juga harus manusia menyebalkan itu yang harus menemukan bayi mungil selucu ini...aigoo kenapa kau menggemaskan sekali"