20

1.4K 167 21
                                    

Pagi menyapa soonyoung yang baru bangun dari tidurnya di sambut oleh suara tertawa renyah Jiyoung dari lantai bawah, ya akhirnya jihoon mau diajak kembali ke dalam rumah soonyoung hanya demi melindungi Jiyoung.

Dari tangga dapat soonyoung lihat jika jihoon sedang bermain dengan jiyoung yang entah mengapa membuat hati soonyoung menghangat lebih hangat saat ia meminta jihoon untuk menjadi pengasuh Jiyoung.

"Pa...pa"

Suara pekikan Jiyoung menyadarkan soonyoung dan tersenyum kearah Jiyoung yang tengah mengangkat kedua tangannya meminta gendong, sedangkan jihoon hanya menatap soonyoung

Soonyoung bergegas menghampiri Jiyoung dan jihoon yang duduk di sofa ruang tengah dan langsung menggendong Jiyoung.

Cup

Satu kecupan soonyoung daratkan pada pipi jihoon sebelum ia mengambil Jiyoung, soonyoung sudah masa bodoh dengan jihoon yang terus mendiaminya.

"Selamat pagi"

Bugh!

Satu pukulan keras menghantam punggung soonyoung dan itu dari jihoon, sang pemilik pipi tak terima jika pipinya di cium sembarangan apa lagi di depan Jiyoung.

"Sakit ji"ujar soonyoung
"..."tak ada jawaban dari jihoon hanya tatapan marah saja
"Maaf...aku tahu kau belum memaafkan ku tapi bisakah kau menjawab perkataan ku ji...aku rindu suara mengomel mu ji, jika kau marah pukul aku maki aku tapi jangan diamkan aku seperti orang asing seperti ini"

Jihoon hanya diam meninggalkan soonyoung agar bermain dengan jiyoung, sedangkan yang di tinggalkan hanya bisa diam menatap jihoon yang pergi menjauh.

"Jiyoung-ie bagaimana caranya agar appa mendapatkan maaf dari eomma mu"ujar soonyoung menatap Jiyoung yang menatapnya lucu

Dan yang jihoon lakukan kini hanya berkutat dengan bahan masakan di dapur untuk membuat makan siang, meskipun ia masih marah dengan soonyoung ia masih tahu diri jika ia berada di rumah orang.

Namun saat pertengahan memasak jihoon merasakan perutnya kembali sakit namun lebih sakit dari sebelum nya dengan segera jihoon meninggalkan pekerjaannya dan berlari menuju kamarnya karena jihoon butuh obatnya.

Melihat jihoon yang berlari menuju kamar membuat soonyoung bangkit dari duduknya dan menghampiri kamar jihoon namun apa yang soonyoung lihat ia melihat jihoon kembali minum obat yang ia tak ketahui.

"Ji kau tak apa?"tanya soonyoung sebari meletakan Jiyoung di atas tempat tidur
"..."jihoon hanya menganggukkan kepalanya
"Kita kerumah sakit"
"Aku tak apa-apa"
"Pucat begini kau bilang tak apa-apa? Jangan gila"
"Aku tak mau kerumah sakit soon sungguh"
"Aku panggil dokter Shin kemari jangan turun dari tempat tidur"

Soonyoung memindahkan jihoon ke tempat tidur bersama dengan Jiyoung lalu berlanjut menghubungi dokter Shin, melihat wajah khawatir Soonyoung membuat jihoon menjadi merasa bersalah sendiri karena jika ia sakit ia akan kesulitan merawat Jiyoung

Satu jam berlalu pintu kamar jihoon kembali terbuka menunjukan soonyoung masuk dengan dokter Shin  dengan segera soonyoung membawa Jiyoung keluar dari kamar jihoon dan membiarkan dokter Shin memeriksa jihoon.

"Jihoon-ssi apa kau pasien dokter Cho?"tanya dokter Shin
"Iya bagaimana dokter tahu?"sahut jihoon
"Dia teman kuliah ku, sedikit dia menjelaskan tentang penyakit mu dan ada satu hal yang perlu ku beritahu pada mu..."

Mendengar apa yang dikatakan dokter Shin membuat jihoon terdiam dengan berbagai pikiran yang bersarang pada kepala cantiknya.

"Tolong jangan beritahu siapa pun mengenai ini"ujar jihoon
"Tapi..."
"Kumohon"

Dokter Shin keluar dari kamar jihoon menghampiri soonyoung yang bermain dengan jiyoung, dapat dokter Shin lihat jika soonyoung sudah kembali seperti semula meski belum sepenuhnya tidak seperti kemarin-kemarin yang seperti mayat hidup.

"Bagaimana kondisinya?"tanya soonyoung
"Kau harus menjaganya soon, jangan biarkan dia makan makanan yang tak sehat terutama mie pedas"sahut dokter Shin
"Apa sakitnya parah?"
"Aku perlu hasil labnya soon, sulit menentukan sakitnya tanpa diagnosa yang akurat"
"Baiklah terimakasih sudah datang maaf merepotkan dokter"
"Tak apa, tak masalah"

Soonyoung mengantar dokter Shin keluar lalu kembali ke kamar jihoon dan mendapati jihoon tengah berbaring.

"Jangan bangun"ujar soonyoung ketika melihat jihoon ingin bangun
"Aku perlu memasak untuk makan siang"sahut jihoon
"Biar aku pesan di luar untuk mu dan Jiyoung juga"
"Tak perlu aku masih sanggup membuat makanan"
"Istirahat ji...jangan membantah kalau tak ingin ku buat kau kesulitan berjalan...kau ingin makan apa?"
"Mie pedas"
"Tidak boleh yang lain sup ayam saja"
"Kalau kau juga yang pesan kan kenapa menawari ku"
"Aku lebih suka kau yang begini ji dari pada yang tadi"
"Diamlah"

Ya soonyoung memang lebih suka dengan jihoon yang suka marah-marah dan membatah perkataannya dari pada jihoon yang diam mengabaikannya sepanjang waktu
.
.
.
Hari berjalan dengan tenang satu Minggu ini tak ada lagi paket yang datang ke kantor untuk jihoon dan Jiyoung sengaja kembali diajak ke kantor kembali karena jihoon takut meninggalkan Jiyoung di rumah.

Di kantor jihoon kini hanya diam menunggu wonwoo dan seungkwan datang untuk makan siang karena mereka sudah janji makan bersama

"Jihoon-ie"panggil wonwoo
"Akhirnya kalian datang juga"seru jihoon
"Kau tumben Hyung semangat sekali, biasanya kau akan turun duluan kenapa sekarang minta di jemput?"tanya seungkwan
"Hanya ingin, apa tidak boleh?"sahut jihoon dengan wajah lucu
"Astaga kenapa kau jadi sering bertingkah menggemasakan seperti ini"ujar wonwoo
"Hehehe"kekeh jihoon
"Hyung ingin makan apa?"tanya seungkwan
"Mie pedas"sahut jihoon
"Tidak boleh!"serempak wonwoo dan seungkwan
"Tapi aku ingin makan mie pedas"rengek jihoon
"Tidak ji aku tak ingin kau sakit perut lagi dan berakhir di infus kembali"omel wonwoo
"Iya Hyung, aku sudah sering melihat mu sakit perut sampai pingsan setelah makan mie pedas atau yang pedas-pedas cintailah usus mu Hyung"sahut seungkwan

Mendengar penolakan dari wonwoo dan seungkwan entah mengapa membuat hati jihoon sakit sampai tanpa sadar membuat mata cantik jihoon meneteskan air mata yang tentu saja membuat wonwoo dan seungkwan bingung sendiri

"Yah ji jangan menangis dong nanti kalau Chan atau Presdir Kwon datang bisa di tendang kami"ujar wonwoo panik
"Aku ingin hiks makan mie hiks pedas wonu hiks"sahut jihoon
"Aduh....iya ayo kita makan mie tapi untuk Hyung jangan yang pedas ya"ujar seungkwan
"Pedas sedikit boleh?"tanya jihoon masih dengan mata berair dan bibir manyun
"Ya pedas sedikit"angguk wonwoo dan seungkwan

Jihoon segera menghapus air matanya  dan merubahnya menjadi senyuman sungguh wonwoo dan seungkwan dibuat bingung dengan tingkah jihoon belakangan ini yang sering sekali berubah-ubah.

Jihoon, wonwoo dan seungkwan bergegas untuk pergi menuju kedai mie yang tak jauh dari kantor namun langkah mereka terhenti ketika soonyoung berdiri tepat di hadapan jihoon.

"Kau mau kemana?"tanya soonyoung pada jihoon
"Makan"sahut jihoon
"Makan apa?"
"Mie pedas"
"Hah? Tidak boleh"

Wonwoo dan seungkwan yang mendengar penolakan soonyoung di buat kalang kabut sendiri ketika melihat mata jihoon yang kembali siap untuk menangis.

"HUUAAAAA!"

Suara tangis jihoon tentu saja membuat satu lobi memperhatikan jihoon terlebih lagi dengan soonyoung dan Chan yang ikut bingung menenangkan jihoon menangis.

"Aduh Presdir Kwon harusnya kau tidak menolaknya kami berdua susah payah agar jihoon hyung tak menangis malah kau buat menangis kencang seperti ini"omel seungkwan
"Kalau ini tidak di kantor susah ku pukul kepala mu Presdir...ji berhenti dong menangisnya ayo kita beli mie pedas"ujar wonwoo
"Ji hyung nanti Chan temani deh"bujuk Chan
"Tidak ada makan mie pedas aku tak mau melihat mu sakit lagi"ujar soonyoung
"HUAAAAA"

Bukannya membuat jihoon berhenti menangis soonyoung malah membuat jihoon semakin kencang menangis sungguh wajah jihoon sudah kelewat merah sakit banyaknya menangis.

"KWON SOONYOUNG!"kesal wonwoo, seungkwan dan Chan bersamaan

Sungguh ingin rasanya mereka bertiga membuang soonyoung karena sungguh soonyoung tak membatu membuat jihoon berhenti menangis
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang