17

1.3K 163 13
                                    

Satu bulan sudah jihoon dan soonyoung saling diam bertindak seolah orang asing bahkan saat datang ke pernikahan wonwoo dan seungkwan saja tak ada interaksi diantara dua orang itu.

Soonyoung juga berubah drastis manusia yang jarang datang ke bar itu kini menjadi tempat favoritnya bahkan sering bermain dengan para wanita sekaligus menjadi bos yang dingin dan tak berperasaan.

Jihoon sadar akan perubahan soonyoung namun mencoba untuk bersikap biasa saja ia juga tak pernah membawa Jiyoung ke kantor sejak keluar dari rumah soonyoung karena udara yang semakin dingin dan jihoon tak ingin Jiyoung melihat perubahan sikap soonyoung.

Jika soonyoung menghabiskan waktunya ke bar berbeda dengan jihoon yang harus berkerja dua kali lebih keras untuk Jiyoung dan yang lain sepulang kerja dari dari kantor ia harus kerja paruh waktu di cafe dekat dengan panti asuhan karena jihoon menitipkan Jiyoung disana saat ia berkerja.

Seperti saat ini ia tengah sibuk membuat pembukuan cafe yang tentu saja itu tugas kasir namun sayangnya jihoon hanya pelayan bukan petugas kasir namun sang bos tahu jika jihoon adalah pegawai kantoran jadi pemilik meminta jihoon untuk membuatnya.

Sampai mata jihoon melihat seseorang yang kini sering sekali datang ke kantornya untuk menemui soonyoung siapa lagi kalau bukan yuju namun satu hal yang membuat jihoon mengerutkan keningnya karena yuju bertemu dengan sana.

Hampir satu jam jihoon mengamati kegiatan yuju dan sana sampai akhirnya sana pergi meninggalkan yuju dan ini waktu yang tepat untuk bicara dengan yuju.

"Yuju-ssi"panggil jihoon membuat yuju terkejut
"Jihoon-ssi"sahut yuju mencoba untuk biasa
"Bisa kita bicara sebentar? Ada yang ingin ku tanyakan"
"Baiklah"
"Kau kenal dengan sana?"
"Dia teman SMA ku"
"Berarti kau juga tahu kalau dia mantan kekasih soonyoung...tak usah kau jawab aku sudah mengetahui jawaban mu, aku tak tahu apa yang kalian rencana di belakang tapu ku mohon berhenti"
"Kenapa kau meminta ku untuk berhenti membantu teman ku"
"Teman tidak memanfaatkan teman lainnya yuju-ssi...jika seorang teman hanya memanfaatkan saja itu bukan teman"
"..."
"Yuju-ssi apa kau mencintai soonyoung?"
"Kenapa kau tanya itu?"
"Tidak hanya saja jika kau mencintainya cintailah apa yang ia punya jangan jadikan ia sebagai alat balas dendam...dua pernah hancur karena sana aku tak ingin ia kembali hancur karena mu"
"Kau orang yang pintar membaca situasi jihoon-ssi"
"..."
"Kau benar aku hanya membatu sana untuk melancarkan balas dendam nya, aku juga tahu kalau Jiyoung adalah tanggung jawab soonyoung tapi untuk cinta...aku tak bisa mencintai orang yang selalu menyebutkan nama lain saat bersama ku atau tidur dengan ku...kau orang baik jihoon-ssi, harusnya kau marah bukan?"
"Kita sudah dewasa bukan bersikap marah untuk menyelesaikan masalah bukan ciri khas orang dewasa tapi akan-anak"
"Tapi aku butuh alasan untuk itu"
"Kau orang baik yuju-ssi...appa ku bukan tipe orang yang sembarangan menjadikan orang luar sebagai orang kepercayaannya bahkan sampai dianggap anak sendiri...aku hafal betul sifat appa ku seperti apa, jika kau sampai mendapat itu berarti kau orang baik"
"Appa?"
"Tuan Lee Jimin itu appa ku, aku putra dari istri pertama nya"jelas jihoon
"..."
"Jangan sampai kau menjadi sana kedua yuju-ssi, aku permisi aku masih harus melanjutkan pekerjaan ku"

Jihoon kembali berkerja meninggalkan yuju yang masih sibuk menatapnya sebari terus berfikir keras apa ia salah membatu sana, apa ia bisa menyakiti orang yang berhati malaikat seperti jihoon, apa ia bisa melukai putra bosnya sendiri.

Hari mulai malam karena waktu menunjukan pukul sembilan yang mana jam kerja jihoon di cafe sudah habis kini yang ia lakukan adalah menjemput Jiyoung di panti asuhan bersama jisung dan Felix.

Tanpa jihoon sadar seseorang melihat jihoon dari balik kaca jendela mobilnya dengan tatapan rindu siapa lagi kalau bukan soonyoung hampir setiap malam ia selalu melihat jihoon pulang menjemput Jiyoung sebelum pulang kerumah kecil jihoon sebelum ia sendiri bergegas ke bar.

"Hati ku kosong ji tanpa kalian berdua"ujar soonyoung.

Jihoon sampai di panti asuhan dengan wajah ceria meski ia lelah dan perutnya mulai sakit jihoon tak boleh menunjukannya pada Jiyoung setidaknya dengan melihat Jiyoung semua rasa lelah itu hilang.

"Kau sudah pulang ji"tanya Kim eomma
"Sudah Kim eomma, Jiyoung tidak nakal kan?"ujar jihoon
"Tidak Jiyoung anak yang baik kok, kau langsung pulang?"
"Iya eomma, besok aku akan mengantar Jiyoung kemari lagi...maaf ya eomma aku merepotkan eomma"
"Kau tak merepotkan ku kok ji kau banyak membatu ku malah"
"Aku pulang eomma...taxi ku sudah menunggu di depan"
"Hati-hati di jalan"
.
.
.
BRAK!

Satu gebrakan meja cukup membuat jihoon terkejut dari kegiatan kerjanya dan tentu saja pelakunya adalah soonyoung yang datang tiba-tiba dan menatapnya marah.

Jihoon tak berbuat masalah hari ini kenapa soonyoung menatap benci pada bahkan wonwoo dan seungkwan langsung bergegas turun saat soonyoung menggebrak meja kerja jihoon.

"Apa yang kau katakan pada yuju?"tanya soonyoung dengan nada dingin
"Aku tak mengatakan apa-apa"sahut jihoon
"KALAU KAU TAK MENGATAKAN APA PUN KENAPA DIA MEMUTUSKAN KU SIALAN!"
"Aku tak mengatakan apa pun brengsek!"
"Kau bilang aku apa? Brengsek? Kemari kau biar ku tunjukan arti brengsek sebenarnya"
"Lepas soon...lepaskan tangan kummmppttmmm"

Soonyoung membungkam bibir jihoon dengan bibirnya secara kasar yang tentu saja membuat jihoon meronta, langkah soonyoung menarik jihoon untuk masuk ke dalam ruangannya dan mengunci ruangan itu

Jihoon terus meronta bahkan kini ia sudah menangis namun soonyoung juga tak mengindahkan semua itu dan masih melanjutkan kegiatannya, jihoon tak tahu jika soonyoung akan berbuat seperti ini.

"Brengsek hiks kau Kwon hiks..."

Dan hari ini menjadi hari dimana semua yang jihoon miliki hilang dengan cara yang mengerikan, bahak suara tangisan dan teriakan kesakitan jihoon tak ada juga yang bisa mendengarnya.

Pukul 8 malam soonyoung baru benar-benar berhenti menggempur jihoon yang saat ini sudah berada diambang kesadaran dengan tubuh tanpa berbalut kain satu pun, bayangkan saja berapa jam soonyoung membuat jihoon seperti jika di mulai sejak setelah makan siang.

Jihoon hanya mencoba untuk tidak sadarkan diri ia harus menjemput Jiyoung meski itu tak mungkin karena tubuhnya benar-benar sakit dan lelah bahkan perutnya juga ikut sakit

Soonyoung bergegas bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya bahkan ia membiarkan jihoon yang sudah seperti mayat hidup seorang diri.

"Jiyoung-ie"lirih jihoon sebelum semuanya gelap

Soonyoung keluar kamar mandi sudah dengan baju baru dan bersih langkahnya menghampiri jihoon yang masih tergeletak di sofa dan belum berpakaian sampai soonyoung sadar jika wajah jihoon kini berubah jadi pucat.

"Jihoon...kau dengar suara ku ji...jihoon!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang