7

1.4K 178 1
                                    

Hari ini jihoon hanya berdiam diri di rumah bersama Jiyoung atas perintah soonyoung pastinya padahal jihoon sudah sehat bahkan pagi tadi infus jihoon juga sudah dilepas lebih tepatnya memaksa untuk dilepas.

Sekarang yang ia lakukan hanya duduk diam bermain dengan jiyoung yang mulai sering mengajak bermain bahkan tak mau jika jihoon tinggal sendiri.

"Jiyoung-ie eomma bosan, ayo kita jalan-jalan"ujar jihoon

Masa bodo dengan soonyoung yang akan mengomel nanti yang pasti ia ingin mengajak Jiyoung jalan-jalan ke taman yang tak jauh dari rumah soonyoung, jihoon ingat pernah melewati taman itu.

Setelah selesai jihoon dan Jiyoung pergi bergegas menuju taman karena jihoon ingin mengajak Jiyoung  menghirup udara segar.

Tak butuh waktu lama jihoon berjalan kaki menuju taman sekitar rumah soonyoung, sesampainya di taman jihoon memilih duduk di bawah pohon rindang dengan tikar kecil yang ia bawa sebagai alas.

Taman ini cukup sepi untuk kawasan elit di sekelilingnya bahkan jihoon hanya melihat satu dua orang saja yang berada di taman, harusnya ia mengajak jisung dan Felix tapi mengingat jisung di rumah sakit jadi jihoon belum bisa mengajak dua orang itu.

"Jiyoung-ie harus hidup lebih baik dari eomma...entah esok appa Jiyoung menemukan pendamping eomma harap orang itu sangat menyayangi Jiyoung dan menerima Jiyoung"

Bayi tiga bulan itu hanya tertawa saat jihoon menciumi pipi nya, pandangan jihoon menatap langit dengan tenang sebari menimang jiyoung.

"Appa...eomma jihoon rindu"lirih jihoon

"Sedang apa kau disini?"celetuk soonyoung datang entah dari mana

Bugh!

Satu pukulan mendarat tepat pada punggung soonyoung dengan begitu kerasnya jangan salahkan jihoon jika memukul soonyoung karena membuatnya terkejut.

"Sakit ji"omel soonyoung
"Itu pantas untuk mu...kau itu hantu atau manusia? Muncul tiba-tiba, kau membuat ku hampir melempar Jiyoung karena terkejut bodoh"omel jihoon tak peduli jika di hadapannya adalah bosnya
"Kau tahu hanya kau karyawan ku yang selalu memaki ku dengan kalimat anarkis mu"
"Bodo...wajah mu wajah yang cocok untuk di maki"
"Kau sedang apa disini? Bukannya di rumah istirahat"
"Kau juga sedang ala disini bukannya di kantor kerja?"
"Lee jihoon jika di tanya di jawab bukan balik bertanya"
"Aku bosan...makannya aku mengajak Jiyoung ke luar untuk cari udara segar, kau sendiri kenapa bisa nyasar kemari?"
"Jadwal ku sudah selesai jadi aku pulang lebih dulu, tapi belum sampai rumah aku melihat mu disini seperti pengemis hantu"
"Sembarangan...mulut mu itu belum pernah ku tampar ya? Kalau belum kemari kau ku tampar mulut mu itu"
"Haiss kau mengomel Mulu...kau bosan bukan? Ayo pergi jalan-jalan dengan ku"
"Kemana?"
"Sudah ikut saja"
"Jangan di tempat yang mahal aku tak punya uang"
"Uang ku tak akan berkurang kalau hanya mentraktir mu ji"
"Dasar sombong"
"Bukan sombong hanya kenyataannya saja ji"
"Ini kalau aku teruskan adu mulut dengan mu kita akan disini sampai besok dan tak jadi jalan-jalan"
"Ya sudah ayo jangan cerewet"

Jihoon membereskan alas duduknya dan mengikuti soonyoung, ada alasan lain soonyoung pulang cepat adalah karena ia khawatir jihoon kembali kelelahan karena harus mengurus Jiyoung.
.
.
.
Soonyoung mengajak jihoon dan Jiyoung berkeliling walau sebetulnya sudah banyak toko yang mereka masuki sama seperti saat ini mereka tengah memilih-milih baju bayi yang pas untuk Jiyoung lebih tepatnya soonyoung yang sibuk memilih jihoon duduk diam dengan jiyoung.

Sebetulnya yang semangat berbelanja itu soonyoung sedangkan jihoon geleng kepala melihat harga di setiap toko yang soonyoung datangi.

"Sepatunya lucu ji untuk Jiyoung"ujar soonyoung sebari menunjukan sepatu bayi berwarna biru
"Iya lucu, warnanya kalem"sahut jihoon
"Ok...ini yang terakhir lalu kita makan"
"Ya ya ya terserah"

Setelah selesai membayar jihoon di kejutkan dengan banyaknya barang yang di beli soonyoung untuk Jiyoung padahal baju Jiyoung masih ada yang belum di pakai.

Sejenak soonyoung memandang wajah jihoon yang sedikit pucat dan memilih untuk berhenti sejenak yang secara otomatis membuat jihoon ikut terhenti.

"Kita pulang saja"celetuk soonyoung
"Katanya ingin makan"sahut jihoon
"Wajah mu pucat ji, aku takut kau pingsan nanti"
"Aduh pak bos perhatian sekali"
"Bukan perhatian aku takut Jiyoung ikut jatuh kalau kau pingsan nanti"
"Aku tak apa-apa soon"
"Kalau sampai kau pingsan hari ini jangan salahkan aku meminta dokter Shin untuk menginfus mu"
"Iya...iya, kita makan dulu baru pulang"

Soonyoung berhenti di depan salah satu rumah makan mewah yang ada di sana yang tentu saja membuat jihoon harus menelan ludah karena jihoon tahu betul harga satu porsi mie di sini sama dengan separuh gajinya itu pun yang paling murah.

"Kau ingin makan apa?"tanya soonyoung
"Mie pedas saja"sahut jihoon
"Kau pucat begitu makan mie pedas, kau mau ku lempar ke rumah sakit? Biar ku pesankan saja"
"Kalau kau yang pesan kenapa menawariku"
"Sudah jangan protes"

Jika sudah begini ya jihoon hanya bisa nurut lagi pula soonyoung yang bayar bukan dirinya jadi tak apa sekali-sekali patuh pada bos menyebalkannya ini.

Sebari menunggu makanan yang di pesan tiba jihoon sibuk membuatkan Jiyoung susu, melihat jihoon yang kesulitan akhirnya soonyoung mengambil alih Jiyoung dan membiarkan jihoon membuat susu untuk Jiyoung.

"Ini berikan untuk Jiyoung"ujar jihoon memberikan botol susu milik Jiyoung
"Terimakasih...Jiyoung lapar ya? Maaf ya appa terlambat memberi Jiyoung makan"ujar soonyoung
"Kau harus lebih sering luangkan waktu untuk Jiyoung soon, untuk mendekatkan diri mu dengan Jiyoung"
"Aku tahu, besok akhir pekan ayo kita jalan-jalan"
"Atur jadwal mu dulu"

Tak lama makanan yang mereka pesan telah tiba jihoon langsung memakan makanan yang ada di hadapannya agar bisa mengambil alih Jiyoung dan membiarkan soonyoung makan.

Butuh satu jam untuk mereka berdua Menyelesaikan makan mereka sebari menunggu soonyoung membayar jihoon memilih untuk duduk dengan tenang bersama Jiyoung.

Namun entah mengapa jihoon merasakan jika perutnya kembali sakit bahkan sampai jihoon meremas perutnya tanpa sadar.

"Perut berkerja samalah...nanti sampai rumah aku janji langsung minum obat"gumam jihoon.

Tak lama soonyoung datang membuat jihoon bergegas berdiri melupakan rasa sakit pada perutnya yang masih sangat terasa.

Selama perjalanan menuju mobil jihoon dan soonyoung sibuk bermain dengan jiyoung, sibuk membuat bayi tiga bulan itu sibuk tertawa geli sampai kedua kaki mereka terhenti oleh panggilan yang menyebut nama soonyoung.

"Lama tak berjumpa Kwon soonyoung!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang