14

1.2K 165 9
                                    

Satu Minggu berlalu dengan begitu cepat dan sudah satu Minggu pula jihoon harus berdiam diri dengan Jiyoung di rumah karena soonyoung sibuk dengan Yuju, entah mengapa kedekatan soonyoung dan yuju membuat jihoon merasa soonyoung lupa dengan jiyoung di rumah.

Hari ini jihoon tengah bersiap-siap untuk mengantar Jiyoung imunisasi di rumah sakit Jiyoung sudah rapi dengan baju hangatnya mengetahui musim gugur sudah tiba yang membuat udara menjadi dingin.

"Hari ini Jiyoung akan imunisasi dengan eomma"ujar jihoon menggendong Jiyoung.

Jihoon bergegas keluar dari kamarnya dan Jiyoung namun saat keluar kamar berpapasan dengan soonyoung yang baru dari dapur karena membawa satu botol air mineral di tangannya

"Mau kemana kalian?"tanya soonyoung
"Mencari appa baru"sahut jihoon asal karena terlampau kesal dengan soonyoung satu Minggu ini
"Kalau kau ingin menjalang jangan ajak Jiyoung"

Ingin rasanya jihoon melempar meja jika tak ingat ia menggendong Jiyoung, mana ada Jiyoung menjalang jika ia saja diam dirumah bersama Jiyoung dan kantor kalau berkerja.

"Kau punya hak apa berkata seperti itu?"ujar jihoon dingin
"Jiyoung hak asuh ku jika kau lupa"sahut soonyoung
"Aku tak akan lupa karena aku yang mengurusnya, harusnya kau sadar kenapa aku berkata seperti ini...kemana saja kau satu Minggu ini? Lupa jika dirumah satu tanggung jawab mu menunggu mu pulang"
"..."
"Pikirkan apa yang baru saja aku katakan...aku dan jiyoung ke rumah sakit imunisasi, sarapan mu sudah di meja jika sampai makan siang aku tak pulang beli makan diluar"
"Ji..."
"Tak perlu mengantar kami, aku sudah pesan taxi"

Jihoon pergi meninggalkan soonyoung yang masih berdiam diri di tempatnya, satu Minggu terus bertemu dengan yuju membuat soonyoung lupa jika di rumah Jiyoung menunggunya.

Langkah soonyoung berjalan menuju meja makan dan benar jihoon sudah menyiapkan menu sarapan untuknya hanya untuknya karena porsinya memang untuk satu orang.

"Kenapa aku mengatainya jalang jika dia saja sibuk mengurus putraku"gumam soonyoung

Entah mengapa belakangan ini soonyoung sulit sekali mengatur emosinya di tambah dengan sikap dingin jihoon yang membuatnya semakin kesal.

Ruang dokter menjadi tempat dimana jihoon duduk dengan Jiyoung, setelah imunisasi jihoon memang sellau mengajak Jiyoung untuk menemaninya menemui dokter yang selalu ia temui beberapa bulan belakangan ini.

"Ingin minta obat lagi jihoon-ie?"tanya dokter itu
"Iya dokter Cho, obat ku sudah habis"sahut jihoon
"Cepat sekali, apa sering sakit belakangan ini?"
"Iya sering sekali sakit...mungkin karena pola hidup ku sedikit kacau belakangan ini"
"Kau harus operasi ji, obat hanya mengurangi sakitnya bukan penyakitnya"
"Uang ku belum terkumpul dokter Cho"
"Biar aku yang mengurusnya kau tinggal datang saja"
"Aku tak bisa"
"Hah.. ini obat mu, Jiyoung sudah besar ya? Apa dia sudah bisa tengkurap?"
"Sudah, aku sering kwalahan kalau dia sudah asik tengkurap"
"Dia anak yang aktif rupanya, jiyoung-ie jangan buat eomma mu lelah ya"
"Hahhaha...dokter ada-ada saja, ya sudah aku harus pulang...terimakasih dokter cho"
"Sama-sama hati-hati di jalan"

Jihoon bergegas keluar dari ruangan dokter Cho untuk pulang namun siapa sangka jika ia bertemu dengan Jimin namun tidak bersama yuju karena seingat jihoon yuju selalu bersama dengan Jimin

Jimin sendiri terkejut dengan adanya jihoon yang menggendong jiyoung yang membutanya mengerenyiktan dahinya, sejauh apa kehidupan putra nya dengan yoongi ini.

"Kita bertemu lagi sekertaris Lee"sapa Jimin
"Ya kita bertemu lagi tuan Lee"sahut jihoon
"Dia putra mu?"
"Anggap saja begitu, saya malas menjelaskannya"
"Tak ku sangka kau berakhir sama dengannya?"
"Siapa yang anda maksud tuan Lee"
"Tentu saja min yoongi siapa lagi...tak salah aku bercerai dengannya"
"Ah eomma ku...sayangnya eomma bukan jalang, jika memang eomma ku jalang tak mungkin kau meninggalkannya dan mencari jalang baru"
"..."
"Jika anda ingin menyalahkan kemtian eomma ku karena bermain dengan laki-laki kurang belaian anda salah eomma saya sakit dan sayangnya dia masih mencintai orang yang membuangnya dan anaknya demi jalang lainnya, saya duluan"

Jihoon kembali melangkah namun kembali terhenti saat suara Jimin kembali terdengar di telinganya.

"Yoongi...dia sakit apa?"tanya Jimin
"Untuk apa anda ingin tahu tuan"sahut jihoon di sertai seringaian
"Jawab appa jihoon!"
"Anda sudah bukan appa saya lagi sejak saya keluar dari rumah anda dan mengenai eomma saya anda tak perlu tahu...saya permisi"

Jihoon kembali meneruskan langkah kakinya keluar dari rumah sakit dan membiarkan Jimin berdiri dengan penuh kekesalan karena bingung, ia tak pernah mendengar kabar mengenai yoongi sejak resmi bercerai dengan yoongi.
.
.
.
Hari mulai malam jihoon sedang menikmati waktu bermain dengan jiyoung walau sebetulnya ia lebih banyak melamun, ia tak perlu memasak makan malam karena soonyoung sedang keluar dengan yuju dan Jiyoung kembali ditinggal.

Bagi jihoon Jiyoung sudah makan malam saja sudah cukup ia sedang malas makan padahal ada obat yang harus ia minum.

"Ma...ma"

Jihoon kembali tersadar saat Jiyoung mengoceh dengan sebutan ma dengan memainkan jari jihoon yang mana membuat jihoon senang bukan main.

"Coba ulangi jiyoung-ie"ujar jihoon lucu
"Ma...ma"
"Ah...pintarnya anak eomma"

Berbeda suasana dengan soonyoung yang tengah asik mengobrol dengan yuju dua orang itu nampak dekat sekali bahkan para pelayan cafe menyangka jika mereka adalah sepasang kekasih.

"Aku harus pulang sekarang oppa"ujar yuju manis
"Perlu kuantar"ujar soonyoung
"Tak perlu oppa aku akan mampir ke rumah teman dulu, aku sudah pesan taxi untuk kesana"
"Baikalah...hati-hati kalau begitu"

Yuju pergi meninggalkan cafe dengan taxi yang menjemputnya meninggalkan soonyoung dengan senyum bodohnya yang terus memandangi kepergian taxi itu.

"Sepertinya aku juga harus pulang ini sudah malam"gumam soonyoung

Soonyoung bergegas untuk pulang terlebih lagi ia ingin bermain dengan jiyoung itu pun kali bayi mungil itu belum tidur dan belum jihoon tidurkan.

Pintu rumah terbuka dengan pelan mengingat ini sudah malam tak mungkin juga soonyoung membuka pintu dengan keras bisa-bisa di lempar guci oleh jihoon.

Ruang tamu tampak sepi langkah soonyoung menuju dapur dan disana soonyoung melihat jihoon yang tengah menenggak obat yang soonyoung tak tahu obat apa itu.

"Kau sudah pulang"ujar jihoon menyimpan kembali obat dalam saku jaketnya
"Heum...obat apa yang kau minum ji?"ujar soonyoung
"Vitamin"
"Jiyoung sudah tidur?"
"Sudah...baru saja, kau bagaimana kencan mu?"
"Lancar saja"
"Kau sudah beritahu yuju jika kau punya Jiyoung?"
"Belum"
"Beritahu dia, agar dia dapat terima Jiyoung dengan tulus"
"Aku menunggu waktu yang tepat"
"Kapan..."
"Kau bosan menjaga Jiyoung"
"Mana ada aku bosan menjaga anak yang baru saja memanggilku eomma hari ini"
"Aku kentinggalan banyak perkembangannya"
"Benar...kau ketinggalan banyak"
"..."
"Aku akan kembali ke kamar"

Soonyoung hanya diam sebetulnya ia masih memikirkan obat apa yang di minum jihoon karena tak mungkin jihoon minum vitamin sebanyak itu.

"Soon.."panggil jihoon
"Apa ji?"sahut soonyoung
"Jika...aku pergi meninggalkan Jiyoung lebih dulu, bisakah kau mencari yang benar-benar menyayangi Jiyoung atau titipkan saja Jiyoung ke panti asuhan...selamat malam"

Soonyoung berdiri terpaku mendengar apa yang dikatakan jihoon, entah apa maksud jihoon yang membuat kepalanya tak mengerti tentang apa yang dikatakan sekretarisnya itu, memangnya jihoon akan pergi kemana.

Di ruangan gelap seseorang tengah memandangi sana yang tengah menatap cermin untuk merias diri padahal ia tak juga keluar dari rumah hanya duduk diam di kamar sebari menunggu laporan dari perempuan yang kini menatapnya.

"Bagaimana sekarang?"tanya sana
"Aku sudah mulai bergerak"sahut perempuan itu
"Bagus hancurkan jihoon dan jangan sampai kau terjatuh juga"
"Tak akan, aku bukan kau"
"Bagus kalau begitu"

Perempuan itu langsung keluar dari kamar sana meninggalkan sana yang tersenyum menyeramkan memandang cermin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang