23

1.5K 165 19
                                    

Bugh!

Darah mengalir dengan begitu banyaknya di anak tangga terakhir membuat sana yang ada diatas tangga di buat mematung oleh perilakunya sendiri terlebih ketika melihat jihoon yang terkapar sebari memeluk Jiyoung dibawah sana.

Suara tangisan Jiyoung membuat jihoon enggan menutup kedua matanya yang sudah tampak berat dapat jihoon lihat jika sana hanya memandangnya saja, jihoon bersyukur setidaknya tubuhnya dapat melindungi Jiyoung dari anak tangga yang menghantam tubuhnya.

"A...a-anak e-eomma ti...dak boleh m-menangis"lirih jihoon tepat di samping telinga Jiyoung
"Ku mohon kau juga harus bertahan"ujar jihoon kembali lirih sebari mengusap perutnya walau jihoon tahu perutnya sangat sakit sekarang.

"JIHOON! JIYOUNG!"

Suara derap langkah kaki sempat terdengar oleh telinga jihoon dari atas tak jauh dari sana dapat jihoon lihat samar soonyoung menuruni tangga dengan wajah panik di ikuti oleh Jimin dan yuju bahkan jihoon masih melihat wonwoo dan seungkwan serta Chan menahan sana.

"Ji kau masih dengar suara ku"ujar soonyoung
"Jiyoung"lirih jihoon
"Sudah aman bersama appa"ujar Jimin menggendong Jiyoung
"Syukur...lah"
"Ji...jihoon kau masih dengar aku kan ji...jihoon!"

Dengan cepat soonyoung menggendong yuju dan membawa jihoon ke rumah sakit bersama Jimin dan yuju sedangkan sana masih di tahan di kantor soonyoung

Selama perjalan ke rumah sakit Jimin menyetir mobil dengan kecepatan yang sungguh gila ia tak peduli jika nanti ditilang atau di datangi polisi yang terpenting nyawa anaknya selamat begitu juga dengan soonyoung yang masih mendekap jihoon dengan erat.

Sesampainya di rumah sakit jihoon langsung di larikan ke ruang penangan sedangkan Jiyoung yuju bawa ke dokter anak untuk memeriksa keadaan Jiyoung.

Soonyoung dan Jimin menunggu jihoon di tangani tangan soonyoung masih merah dengan darah jihoon sedangkan Jimin mencoba menenangkan soonyoung meski dirinya sendiri juga khawatir mengenai keadaan jihoon

"Kumohon yoongi-ya jangan bawa jihoon, masih banyak yang ingin aku lakukan untuk putra kita"

Tak terasa lima jam berlalu pintu ruang penangan terbuka di ikuti dokter yang masih menggunakan baju bedahnya, dengan cepat soonyoung menghampiri dokter itu dan menanyakan keadaan jihoon.

"Bagaimana keadaan jihoon?"tanya soonyoung
"Pasien mengalami benturan pada kepala, punggung dan perut yang menyebabkan pasien kehilangan banyak darah, kami terpaksa mengoperasi pasien karena pasien memiliki riwayat infeksi usus yang sudah sangat parah namun kondisi pasien sudah bisa kita tangani namun maaf kami tak bisa menyelamatkan bayi dalam kandungan pasien"jelas dokter
"Bayi?"
"Pasien tengah mengandung usia kandungan pasien tujuh Minggu dan untuk kondisi pasien masih dalam pantauan kami"

Soonyoung terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan dokter jika ia kehilangan bayi yang ada di dalam perut jihoon, soonyoung ingat ketika ia melakukan itu pada jihoon dua bulan lalu dan sekarang ia kehilangan calon adik Jiyoung.

Tubuh soonyoung jatuh kebawah kalau saja Jimin tak menahannya ia tak bisa melihat keadaan yang seperti ini ia juga ingin marah namun marah kepada soonyoung bukan pilihan yang bagus karena soonyoung bukan penyebab keadaan jihoon yang sekarang terlebih lagi ia harus menenangkan jihoon.

Langkah kaki yuju berjalan mendekati soonyoung dan Jimin dengan Jiyoung dalam gendongannya dan empat orang yang ada di belakangnya tentu saja jisung, Felix, Minho dan Changbin.

"Bagaimana keadaan jihoon?"tanya yuju
"Kritis, bagaimana dengan Jiyoung?"tanya Jimin
"Jiyoung tak apa hanya terkejut saja, jihoon benar-benar melindungi malaikat kecilnya"ujar yuju
"Tuan Lee bisa jaga jihoon sebentar aku akan ke kantor aku harus menyelesaikan masalah ini dulu"ujar soonyoung
"Aku ikut dengan mu kalian bisa temani jihoon kan?"ujar jihoon sebari menatap yuju dan yang lain yang hanya mengangguk paham.
.
.
.
Suasana lobi kantor soonyoung kini sungguh tegang ditambah lagi dengan datangnya soonyoung dan Jimin dengan baju penuh darah jihoon.

Pandangan soonyoung dan semua orang tertuju pada wanita yang saat ini terikat pada kursi yang diletakan di tengah lobi yang membuatnya menjadi bahan tontonan seluruh karyawan soonyoung.

"Chan sudah kau hubungi polisi?"ujar soonyoung kelewat datar
"Sudah Hyung"sahut Chan
"Dan kau...katakan kenapa kau berbuat jauh seperti ini?"ujar soonyoung sebari menatap tajam sana
"Alasan ku? Merebut milik ku kembali dari jalang sialan itu dan anak haramnya!"ujar sana

Plak!

Satu tamparan keras sana dapatkan dari tangan wonwoo ia tak suka jika sahabatnya dikatai jalang dan jiyoung di Katai anak haram bagaimana pun jihoon bukan jalang dan jiyoung juga bukan anak haram.

"Kau tahu yang kau lakukan? Kau membuat putra ku hampir celaka dengan melemparnya dari atas, Jiyoung itu putra angkat ku dia putra ku kau paham! Dan karena kau orang yang kucinta harus terbaring diatas ranjang rumah sakit dengan berbagai alat di tubuhnya dan yang membuat ku marah adalah KAU MEMBUNUH CALON ANAK KU SIALAN, KARENA KAU AKU HARUS MENDAPAT KABAR JIKA JIHOON KEGUGURAN YANG MANA HARUSNYA KABAR KEHAMILANNYA MENJADI BERITA BAHAGIA UNTUK KU...ya dengar sampai mati pun aku tak akan pernah kembali pada mu dengar itu"ujar soonyoung kelewat kesal
"Kau itu cantik tapi sayang tingkah laku mu yang membuat banyak orang tak Sudi memilih mu, karena mu putra ku harus kehilangan calon putranya dan aku harus kehilangan calon cucu ku"ujar Jimin

Tak lama polisi datang dan membawa sana pergi meninggalkan kantor soonyoung, satu kantor tentu saja terkejut dengan apa yang dikatakan soonyoung dan Jimin bahkan seungkwan dan Chan saja tak percaya sekertaris favorit satu kantor adalah putra dari pengusaha besar dan calon pendamping Pemiliki kantor.

"Hyung...bagaimana keadaan jihoon Hyung?"tanya Chan

Soonyoung hanya diam memandangi Chan sedangkan Chan tahu jika orang yang sudah ia anggap seperti hyungnya sendiri ini tengah dalam keadaan berduka.

"Jihoon Hyung pasti baik-baik saja Hyung"ujar Chan
"Anak ku Chan...adik Jiyoung bagaimana cara ku menjelaskan pada jihoon saat jihoon bangun nanti chan"lirih soonyoung
"Yang tabah Hyung, ji Hyung pasti juga tak suka melihat kau yang seperti ini"

Chan tahu soonyoung pasti merasa sangat terpukul dengan keadaan dengan sabar Chan di bantu Jimin membawa soonyoung ke ruangan soonyoung karena bagaimana pun keadaanya soonyoung harus membersihkan diri dan mungkin nanti akan kembali ke rumah sakit.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
______________________________________

"Udah mau end aja ini cerita..."

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang