4

1.5K 187 6
                                    

Benar dugaan soonyoung jika orang tuanya akan datang menghampirinya ke kantor untuk menanyakan perihal Jiyoung namun yang bikin gempar adalah orang tua soonyoung tahu saat jihoon sedang menggendong Jiyoung yang secara otomatis menimbulkan tanda tanya besar

Kini ruangan soonyoung terasa lebih mencekam bagi karena soonyoung dan jihoon sedang berhadapan langsung dengan orang tua soonyoung, ingin rasanya jihoon memukul kepala soonyoung karena tak memberi tahu jika ini akan terjadi.

"Jadi bayi ini anak kalian atau apa?"tanya tuan Kwon
"Anggap saja begitu"sahut santai soonyoung

Bolehkah jihoon bunuh bosnya sekarang? Enteng sekali bicara seperti seperti tak akan ada masalah kedepannya.

"Tuan Kwon boleh saya penggal kepala putra anda?"ijin jihoon
"Dasar karyawan tak tahu sopan santun"sahut soonyoung
"Maka dari itu jelaskan secara jujur Presdir Kwon sebelum ku penggal betulan kepala anda"

Soonyoung menjelaskan semuanya kepada kedua orang tuanya mengenai Jiyoung dengan detail dan itu membuat nyonya Kwon jadi terharu sekaligus bangga dengan putra ya yang sudah dewasa.

"Kau sudah urus hak asuhnya soon?"tanya tuan Kwon
"Itu..."bingung soonyoung
"Saya sudah mengurusnya tuan Kwon"sahut jihoon
"Kapan kau mengurusnya?"tanya soonyoung
"Setelah dari rumah sakit...suratnya sudah ada di rumah"sahut jihoon
"Sekertaris mu sungguh cekatan soon"ujar nyonya Kwon
"Tapi menyebalkan"celetuk soonyoung
"Itu juga karena Presdir menyebalkan"sahut jihoon tak mau kalah
"Sudah...sudah kalian itu sejak dulu sampai sekarang bertengkar terus"lerai tuan Kwon
"Jihoon kapan-kapan bawa Jiyoung ke rumah ya"ujar nyonya Kwon
"Baik nyonya"sahut jihoon
"Karena sudah jelas appa dan eomma akan pulang soon"ujar tuan Kwon
"Baik appa..eomma hati-hati di jalan"ujar soonyoung

Kedua orang tua soonyoung bergegas pelung sedangkan jihoon masih sibuk dengan menimang jiyoung agar mau tidur karena sedari tadi bocah itu membuka mata mengajak jihoon bercanda.

Dari pintu soonyoung senang jika jihoon yang menjaga Jiyoung setidaknya jihoon dapat merawat jiyoung dengan baik meski pun jihoon sangat menyebalkan.

"Ayo waktunya Jiyoung tidur"ujar jihoon lucu
"Dia sudah tidur?"tanya soonyoung
"Heum...Presdir ingin menjaganya di samping box nya?"
"Boleh...kau mau pergi?"
"Makan siang Presdir saya bukan bos yang makan siang saya harus diantar terlebih lagi ada orang yang harus saya temui...jadi tolong jaga Jiyoung sebentar"
"Kau makan dimana?"
"Kedai mie dekat kantor"
"Ok"

Jihoon bergegas pergi meninggalkan soonyoung dan Jiyoung berdua ia perlu makan untuk mengisi perutnya yang lapar.

Di kedai mie jihoon sudah melihat dua anak SMA duduk disana dengan senyuman jihoon menghampiri mereka berdua bahkan hari ini jihoon sengaja tak ikut dengan wonwoo dan seungkwan.

"Kalian sudah pesan?"tanya jihoon duduk dihadapan mereka berdua
"Sudah sekalian pesankan untuk ji Hyung"sahut pemuda berparas tupai Han jisung
"Kalian sudah ijin Kim eomma dulu kan sebelum kemari?"tanya jihoon
"Sudah Hyung"sahut pemuda berparas bule Lee Felix
"Bagaimana sekolah kalian? Tak ada yang membully kalian kan?"tanya jihoon
"..."tak ada jawaban
"Han jisung...Lee Felix, kenapa diam?"ujar jihoon
"Kalau bully tak ada Hyung hanya mengganggu saja"sahut jisung
"Hyung sudah bayar uang sekolah kalian dan ini uang untuk bayar buku semester kalian, untuk uang saku sudah Hyung transfer ke Kim eomma juga dengan yang lain...belajar yang rajin kalian yang paling besar disana sekarang"ujar jihoon
"Terimakasih Hyung, kami akan belajar dengan rajin dan membatu Hyung dan eomma merawat dan menjaga yang lain"ujar Felix
"Bagus sekarang makan..."sahut jihoon

Jihoon senang jika dua orang yang sudah ia anggap seperti adik sendiri dapat diandalkan untuk menjaga orang-orang yang ia sayang.

Tak butuh waktu lama untuk jisung dan Felix makan karena memang mereka harus segera pulang terlebih lagi jihoon juga takut dua anak ini pulang terlalu sore mengingat jarak rumah dan kantor sangat jauh.

Pintu kedai terbuka dan jihoon mendapati soonyoung masuk dengan Jiyoung dalam gendongannya dapat jihoon tebak jika Jiyoung terbangun dari tidurnya.

"Kau lama sekali?"omel soonyoung
"Kan saya makan di kunyah dulu Presdir ngak langsung saya tekan"sahut jihoon mengambil alih Jiyoung
"Jiyoung sedari tadi menangis dan tak mau berhenti"
"Maaf ya...tadi aku makan dulu biar punya tenaga menggendong mu jiyoung-ie"
"Kau sudah selesaikan?"
"Sudah tinggal balik ke kantor saja"

Soonyoung dan jihoon berjalan beriringan memasuki kantor tentu saja dengan beberapa karyawan yang melihat Jiyoung dalam gendongan jihoon dan soonyoung berjalan disamping jihoon yang berhasil membuat banyak pihak iri.
.
.
.
Malam tiba jihoon kini tengah bersantai di ruang tengah dengan laptop di pangkuannya serta beberapa dokumen yang belum ia selesaikan saat di kantor tadi.

Jiyoung sudah tidur sejak selesai makan malam, untung saja Jiyoung bukan bayi yang rewel bocah dua bulan itu lebih suka tidur dari pada membuka mata namun jika sudah membuka mata sulit membuatnya tidur kembali.

Soonyoung di buat bingung dengan jihoon yang masih berkutat dengan laptopnya padahal ini sudah pukul dua belas malam, ia saja terbangun karena haus malah mendapati jihoon masih duduk dengan satu gelas kopi dan tiga cup mie instan yang hanya tersisa cup nya saja.

"Kau tak tidur ji?"tanya soonyoung
"Presdir terbangun?"tanya jihoon balik
"Soonyoung...panggil soonyoung saja saat kita rumah dan di luar kantor"
"Ok..."
"Kau kenapa belum tidur?"
"Dokumen yang harus ku berikan lusa pada mu belum selesai jadi harus ku selesaikan dulu"
"Apa besok tidak bisa?"
"Ani...aku harus memeriksa laporan keuangan yang harus ku berikan pada mu sebelum makan siang"
"Aku lapar ji"
"Gila...ini sudah lewat tengah malam"
"Kau saja habis tiga cup mie, sudah buatkan makan aku lapar"
"Mie instan tak masalah kan? Aku malas masak yang ribet di jam segini"
"Ok"

Jihoon menyimpan semua datanya lebih dulu baru melangkahkan kaki nya menuju dapur dengan soonyoung yang mengikuti di belakang jihoon.

Soonyoung duduk di salah satu bangku dan mengamati jihoon yang sedang memasak

"Ji...boleh aku bertanya pada mu"ujar soonyoung
"Apa?"sahut jihoon
"Dua orang yang kau temui tadi siang siapa?"
"Adik ku"
"Adik? Seingatku dulu appa bilang kau tak mempunyai adik"
"Jika ku jelaskan itu akan panjang aku malas bercerita"
"Kau itu pelit sekali"
"Biar saja...manusia itu punya hal yang sulit untuk mereka bagi kepada orang lain dan jika aku membagi milik ku membuatku teringat hal yang ingin aku lupakan"
"Kenapa ingin kau lupakan?"
"Kau kepo sekali, sudah diam jangan tanyakan tentang diri ku karena aku malas menceritakan tentang diriku sendiri...kau ingin minum apa?"
"Bir...ambilkan satu kaleng untuk ku di kulkas"
"Hanya satu kaleng tidak lebih...aku malas menggendong mu untuk sampai kamar"
"Aku kuat alkohol ji"
"Memang aku peduli"
"Kau mau minum juga?"
"Tidak terimakasih, aku menghindari minuman laknat itu...aku lebih suka soda dari pada minuman yang kau timbun itu"
"Jangan minum soda saat makan mie tak baik"
"Bedanya dengan mu yang minum bir apa? Ini mie mu sudah matang, aku akan meneruskan pekerjaan ku yang tertunda"
"Temani aku makan"
"Astaga kau itu sudah tua masih saja minta ditemani makan"
"Ambil laptop mu lalu kerjakan di sini"

Mau tak mau jihoon akhirnya menuruti apa yang di perintahkan soonyoung untuk mengerjakannya di hadapannya di temani dengan dua kaleng cola dan keripik pedas.

Selesai makan soonyoung mencuci mangkuk yang ia gunakan untuk makan dan menuang segelas susu untuk jihoon sebelum kembali ke kamar.

"Minum ini, setidaknya perutmu tidak akan panas karena cabai...lalu pergi tidur Jiyoung butuh teman untuk tidur"

Jihoon hanya mengangguk mencoba untuk paham padahal ia masih fokus pada laptopnya dan masa bodo dengan soonyoung yang naik ke atas.

Tak!

Jihoon berhasil menutup laptopnya tepat jam tiga pagi karena laporannya sudah selesai dan bergegas menuju kamar dan dilihat Jiyoung masih tidur dengan nyenyak, langkah jihoon menuju termos kecil yang sengaja jihoon letakan di nakas dekat tempat tidur.

"Airnya habis...jiyoung-ie bisa tunggu sebentar lagi kan? Eomma harus mengambil air panah untuk membuat susu untu mu...panggil aku eomma saat kita hanya berdua saja ya"

Jihoon kembali keluar kamar untuk mengisi termos dengan air panas namun entah mengapa tiba-tiba perut jihoon terasa panas, ah mungkin ia kurang istirahat saja dan kembali bergegas menuju kamar Jiyoung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang