Dua Minggu berlalu dengan cepat jihoon sudah masuk seperti biasa sejak satu Minggu yang lalu dan langsung mendapat banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan bahkan tak jarang ia harus lembur.
Namun selama itu juga jihoon dan soonyoung sama sekali tak bicara kecuali hal penting antara atasan dan pegawai selain itu tak ada bahkan jihoon lebih memilih untuk makan sendiri dari pada mengajak seungkwan dan wonwoo.
Seperti saat ini jihoon hanya seorang diri makan di kedai mie dekat kantor ia sebetulnya tadi diajak makan di cafetaria kantor oleh wonwoo dan seungkwan namun jihoon tolak karena jihoon harus menghidupi Jiyoung walau Chan memberi uang untuk tunjangan hidup Jiyoung.
"Harusnya aku sudah tak makan kau lagi...tapi kalau aku makan yang lain Jiyoung dan yang lain akan akan kekurangan"ujar jihoon pada mie pedas dihadapannya.
Tanpa jihoon sadari seseorang menatap jihoon dengan sendu dari balik kaca jendela mobil, siapa lagi kalau bukan soonyoung manusia ini masih belum meminta maaf pada jihoon walau tak bisa di pungkiri jika soonyoung terus memantau jihoon.
Jama makan siang selesai dengan cepat jihoon bergegas kembali ke kantor terlebih lagi sepertinya hari ini ia akan lebur lagi karena pekerjaannya belum selesai.
"Sekertaris Lee"panggil salah satu pekerja resepsionis
"Ya ada apa?"tanya jihoon
"Ada paket untuk mu"
"Dari siapa?"
"Kami juga tak tahu"Karena penasaran jihoon membuka kotak paket itu namun apa yang ia dapat
"Akhk"
Beberapa karyawan mendekat kearah jihoon termasuk wonwoo dan seungkwan yang baru lewat dan mendapati jari jihoon terluka dan jihoon yang syok melihat kotak di hadapannya penuh darah dan beberapa potong cutter serta boneka yang rusak
'kau dan anak sialan mu akan mati Lee jihoon'
Setidaknya itu yang tertulis dalam selebar kertas yang ada didalam kotak itu, ia tak tahu apa kesalahannya sampai ada seseorang yang menerornya seperti ini.
"Jihoon kita duduk di sana dulu ini nanti biar di bersihkan oleh petugas kebersihan"ujar wonwoo
"Ani...won aku harus pulang, aku takut terjadi sesuatu pada Jiyoung"ujar jihoon
"Kuantar nanti biar seungkwan yang mengurus ijin mu"
"Aku ambil tas ku dulu"Jihoon bergegas naik ke meja kerjanya karena bagaimana pun juga yang orang lain tahu Jiyoung adalah anak jihoon bukan anak soonyoung.
Jihoon berlari secepat mungkin menuju mobil wonwoo yang sudah terparkir di depan pintu bahkan jihoon sama sekali tak menghiraukan soonyoung yang menatap jihoon dengan penuh tanda tanya.
Di tempat berbeda sana tengah mematikan panggilannya ya paket itu sana yang mengirim karena yuju tidak juga memberi laporan mengenai hubungannya dengan soonyoung karena geram berakhir sana kembali mengganggu jihoon.
"Mau sampai kapan pun soonyoung adalah milik ku"
.
.
.
Tepat satu bulan sudah jihoon mendapatkan teror yang menyerang rumah dan kantornya bahkan ia harus menitipkan Jiyoung ke rumah Minho tentu saja bersama jisung saat ia berkerja.Soonyoung belum tahu mengenai teror yang menyerang terlebih lagi mereka belum bicara sama sekali yang mereka lakukan hanya berkerja pada perkerjaan masing-masing.
Langkah kaki Chan berjalan mendekati jihoon yang masih sibuk melamun belakangan ini bahkan Chan jarang melihat jihoon tersenyum walau dulu jarang tersenyum namun ini jihoon sama sekali tak tersenyum.
"Jihoon Hyung kau baik-baik saja?"tanya Chan
"Eh Chan...aku baik, kau sejak kapan disini?"ujar jihoon
"Baru saja, ah Hyung aku bawa paket untuk mu"
"Paket?"
"Iya...ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Us
Fanfiction"haiss...kenapa juga harus manusia menyebalkan itu yang harus menemukan bayi mungil selucu ini...aigoo kenapa kau menggemaskan sekali"