13

1.2K 162 3
                                    

Jihoon hanya diam setelah tiga jam jamuan makan siang yang ada didalam ruangan soonyoung bahkan soonyoung memintanya untuk bergabung dengannya saat makan siang yang berakhir jihoon tak memasukan makanan sama sekali ke dalam perutnya, masa bodo dengan sakit perut yang akan menderanya kembali.

Yang kini jihoon lakukan hanya duduk diam di sofa ruang kerja soonyoung dengan pandangan kosong, sedikit soonyoung ingat jika koleganya salah satu orang yang membuat jihoon terpuruk.

"Ji"panggil soonyoung
"..."tak ada jawaban dari jihoon
"Jihoon!"
"Iya...ada apa?...maaf aku melamun, sudah jam berapa ini?...aku kembali ke meja kerja ku dulu"
"Jihoon! Tenang.."

Jihoon diam menatap soonyoung yang tengah menatapnya dan berakhir dengan air mata jihoon yang menetes, ini kali pertama soonyoung melihat jihoon menangis seperti ini.

"Kenapa dia berkata seperti itu soon...bahkan dia biasa saja saat aku berkata eomma sudah tiada"ujar jihoon dalam tangisnya

Ya soonyoung ingat dengan jelas apa yang ada dalam percakapan tiga jam lalu.

Sebelumnya...

Jihoon terdiam menatap pria paruh baya yang ada dihadapannya yang masih terlihat tampan sama seperti saat ia meninggalkan dirinya dan eommanya.

Lee(park) Jimin yang ternyata kolega yang datang hari ini jihoon tak tahu karena setelah datang ke kantor soonyoung langsung menyuruhnya untuk beli kue yang harusnya jihoon sadar jika kue yang di minta adalah kue kesukaan appanya yang sempat Baekhyun sebutkan namun jihoon memilih abai akan hal itu.

"Dia sekertaris ku tuan Lee namanya Lee jihoon dan jihoon dia kolega ku hari ini yang meminta makan siang di kantor ku tuan Lee(park) Jimin"ujar soonyoung
"Selamat siang tuan Lee"sapa jihoon sopan
"Salamay siang sekertaris Lee oh dan kenalkan dia sekertaris ku Choi Yuju"ujar Jimin dengan senyuman
"Silahkan di nikmati makan siangnya"ujar jihoon
"Ingin bergabung sekertaris Lee?"tawar Jimin
"Terimakasih tuan Lee tapi saya bisa makan siang dengan teman kantor saya"tolak jihoon halus
"Duduk di samping ku ji"ujar soonyoung yang mau tak mau harus menurut.

Selama setengah jam mereka hanya diam menikmati makan siang yang di buat jihoon sampai suara Jimin kembali terdengar menyapa telinganya.

"Kau pintar memasak sekertaris Lee, kimchi jjigae buatan mu sungguh enak boleh aku tahu resep apa yang kau gunakan?"tanya Jimin
"Ini resep mendiang eomma ku"sahut jihoon
"Ah...maaf, boleh aku tahu siapa orang tua mu?"
"Min yoongi namanya sebelum menikah dan berganti Lee bahkan ia tetap Lee sampai dia tiada"
"Appa mu?"
"Maaf tuan tapi nama appa saya hanya bisa saya simpan untuk diri saya dan Eomma saya saja"

Jimin hanya diam saja terlebih ketika melihat wajah jihoon yang mulai bingung dengan keadaan ini.

"Apa presdir kwon memiliki kekasih?"tanya Jimin
"Saya masih sendiri tuan Lee"sahut soonyoung
"Sekertaris ku juga masih sendiri, dia sudah seperti anak ku sendiri kalau kau berkenan aku bisa mendekatkannya pada mu"
"Ah...maaf sebelumnya apa tuan Lee tak punya anak kandung?"
"Anak ku sudah tiada"

Hilang sudah pemikiran jihoon mengenai sang ayah yang selalu ia perhatikan dulu makan siang terus berlanjut dengan tenang terutama jihoon yang sedari awal memang banyak diam.

Selesai...

Jika tahu akan berakhir dengan jihoon yang menangis seperti ini soonyoung lebih memilih untuk mengijinkan jihoon kembali ke meja dan membiarkan jihoon makan di luar bersama wonwoo.

Tangis jihoon mulai mereda di ikuti dengan nafas jihoon yang mulai teratur dapat dipastikan jika jihoon tertidur karena kelelahan.

"Maaf harusnya aku tak menahan mu di ruangan ini lebih lama"ujar soonyoung menatap wajah tenang jihoon

Berbeda suasana di salah satu ruangan kerja di slaah satu perusahaan yang pemiliknya yang tak lain adalah Jimin terlebih lagi saat ini pria paruh baya itu tengah menatap dua bingkai di hadapannya yang selalu ia simpan seorang diri.

"Bahkan kau pergi pun aku tak tahu...maafkan aku yoongi-ya"lirih Jimin.
.
.
.
"Eunghh"

Suara lenguhan jihoon membuat pemuda berwajah emo yang duduk di sofa bergegas menghampiri jihoon dengan wajah khawatirnya.

Jihoon yang baru membuka mata sontak bingung dengan adanya wonwoo di sampingnya terlebih lagi ini dikamarnya lebih tepatnya di rumah soonyoung seingat jihoon ia tadi ada di ruang kerja soonyoung.

"Apa yang kau rasakan ji?"tanya wonwoo
"Aku kenapa won?"tanya balik jihoon
"Kau pingsan dan membuat Presdir Kwon kalang kabut sendiri"
"Pingsan? Seingat ku aku tidur?"
"Kau memang tidur itu dugaan awal tapi kau tak bangun juga saat jam pulang kantor makannya Presdir Kwon kalanb kabut sendiri"
"Ah...kemana manusia bodoh itu?"
"Dia keluar katanya ada janji dengan seseorang"
"Ah...sekertaris Choi, mungkin ia bertemu dengannya"
"Jiyoung tak di rumah ji?"
"Tidak Jiyoung ikut dengan orang tua soonyoung"
"Oh"
"Won aku lapar"
"Kau ingin makan apa? Aku buatkan bubur saja ya"
"Aku ingin mie pedas"
"Astaga...ayolah ji kasihani lah perut mu itu"
"Tapi aku ingin itu won dan soda"
"Tidak ada...aku tidak mau"
"Ya sudah aku berangkat sendiri"

Bolehkah wonwoo melemparkan jihoon dari atap rumah soonyoung sungguh bagi wonwoo jihoon yang sakit lebih menyebalkan sekaligus merepotkan dari pada jihoon yang sehat.

Jihoon berjalan lebih dulu dari pada wonwoo ingatkan jihoon jika jihoon masih menggunakan stelan kantor yang belum sama sekali di ganti tapi masa bodoh dengan jihoon hanb terlihat nyaman-nyaman saja.

Jalan kaki untuk mencari rumah makan mie pedas itu hal biasa untuk jihoon namun tidak untuk wonwoo yang terpaksa meninggalkan mobilnya terparkir di depan rumah soonyoung hanya untuk mengikuti jihoon yang ingin jalan kaki.

"Ji kau tak lelah apa?"tanya wonwoo yang sekarang sedang istirahat
"Tidak, aku sudah biasa seperti ini"sahut jihoon
"Kau terbiasa akunya tidak"
"Maaf...lagi pula kenapa kau tak gunakan mobil mi saja tadi"
"Yais bocah ini aku mengikuti mu dengan jalan kaki takut kau pingsan lagi di jalan"
"Manis sekali...pantas saja mingyu betah dengan mu"
"Padahal dia selalu mengeluh aku galak"
"Namanya juga cinta...mau segalak apa pun kau ya mingyu tetap tergila-gila"

Jihoon kembali melanjutkan langkah kakinya sampai langkah kaki itu kembali terhenti di seberang cafe yang berada di hadapan jihoon.

Mata jihoon menangkap soonyoung tengah duduk bersama Jimin dan Yuju sedang tertawa bahagia selayaknya keluarga namun jihoon harus kembali melihat kenyataan jika ia memang tak di ingin kan.

"Ku rasa mereka memang cocok untuk jadi keluarga"lirih jihoon.

Dari kejauhan wonwoo juga sempat menatap cafe yang di lihat jihoon namun ia harus kembali melanjutkan langkahnya karena jihoon sudah kembali berjalan jauh.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang