Pisah dulu💉💊

2.9K 268 30
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم 💜

Happy reading...

"Kamu boleh jadi wonder woman, tapi izinkan mas jadi Batman ataupun Superman untuk mendampingimu."

_____☆Tachycardia☆_____

.
.
.

💉💊💉

Hari ini adalah hari dimana keberangkatan Fadil telah tiba. Laki-laki itu kini sibuk mempersiapkan barang-barang yang akan dibawanya selama beberapa hari dikampung orang sana.

"Baju udah, daleman, sikat gigi, kotak obat, hmm-- Mas mau bawa apalagi?"

Itu adalah suara Hawa yang tengah sibuk berkutat dengan koper milik Fadil. Sementara si yang bersangkutan malah asik duduk selonjoran diatas ranjang, ah lebih tepatnya laki-laki itu sedang misuh-misuh karena belum siap meninggalkan istrinya sendirian di rumah mereka.

Sedikit informasi, mereka kini sudah pindah ke rumah baru mereka lima hari yang lalu. Semua perabotan benar-benar diambil alih diatur oleh Hawa, dan Fadil senang-senang saja.

"Wa, yang mau pergi itu aku loh. Kenapa yang sibuk malah kamu?" Tanya Fadil apa adanya karena memang sejak kemarin istrinya itu sudah sibuk sendiri mengurus keperluannya sampai hari ini pun ia bangun cepat untuk mengecek kembali barang-barang Fadil.

Mengabaikan pertanyaan Fadil, Hawa kini pergi membuka lemari lalu mengeluarkan jas putih kebanggaan suaminya itu.

"Hampir aja lupa, ini snelli-nya aku masukin juga kan Mas. Oh iya, stetoskop Mas dimana? Ini aku masukin disinfektan juga biar mas bisa jaga diri disana, Mas jangan lupa jaga kebersihan disana. Oh iya, masker jug---"

Grep!


"Udah Wa. Kalau kamu gini terus Mas makin gak tega buat ninggalin kamu." Ucap Fadil dengan memeluk Hawa dari belakang.

Fadil tau, wanitanya itu sedang tidak baik-baik saja. Terlihat dari gerak gerik Hawa yang terus bergerak kesana kemari, tak bisa diam, dan tak berani menatap wajahnya.

Bahkan selama seminggu ini sejak Fadil memberitahu Hawa tentang berita keberangkatannya itu, wanita itu jadi banyak diam. Dan Fadil merasa uring-uringan tentu saja. Belum pergi aja dia udah ngerasa jauh dari istrinya itu.

Kalau cewek mandiri dan punya sifat dewasa tuh gini. Laki-laki harus lebih jeli dan lebih peka dalam membaca bahasa tubuhnya. Untung Fadil bisa.

Memang Hawa bukan seperti gadis kebanyakan diluar sana yang seumurannya, yang kalau menginginkan sesuatu langsung meminta, yang saat sedih akan menangis, dan saat kesal akan marah-marah. Hawa bukan wanita seperti itu.

Dan Fadil tidak bisa tinggal diam saja melihat wanita itu terus berusah terlihat baik-baik saja.

"Mas gak usah lebay deh, Wawa gak papa kok. Mas gak usah khawatir." Ucap Hawa berusaha menenangkan Fadil.

Fadil menggeleng lalu meletakkan dagunya dibahu Hawa.
"Cewek kalau bilang gakpapa itu artinya lagi kenapa -napa kan?"

Tachycardia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang