بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم 💜
Happy reading...
"Jika ada masalah jangan hanya berdiam diri dan membiarkan pikiranmu berkelana sesukanya hingga menyimpulkan perspektif sendiri, tapi Bicaralah. Karena kunci sebuah hubungan itu, Kepercayaan dan Komunikasi."
_____☆Tachycardia☆_____
.
.
.💉💊💉
Fadil memukul stir mobil keras-keras, sebelum menjalankannya kembali ke tempat tujuan terakhir.
Sepeninggalan Hawa tadi Fadil langsung saja mengejarnya, mengabaikan pekikan kesakitan dari dokter Windi yang rambutnya mungkin sudah tercabut, Fadil tidak tau dan tidak mau peduli.
Karena yang ia pikirkan sekarang hanya satu, jangan sampai Hawa salah paham padanya.
Fadil langsung pulang ke Apartemen untuk mencari Hawa, tapi disana ternyata kosong. Ke kampus pun sama. Dan yang ketiga kalinya adalah kerumah pak Burhan, mertuanya.
Biasanya kan kalo istri lagi marah sama suami, bakalan lari pulang kerumah orang tuanya sendiri. Setidaknya itu yang Fadil pikirkan.
Tapi sampai disana yang ia dapati hanya raut kebingungan dari pak Burhan. Fadil tidak menjelaskan masalah sebenarnya, dia hanya bertanya apakah Hawa ada mampir kesana, tapi ternyata tidak.
Jadilah sekarang Fadil mengendarai mobilnya menuju ke tempat terakhir yang memungkinkan keberadaan Hawa.
Rumah mama Rika.
Memasuki halaman, Fadil menghentikan mobilnya tepat depan pintu utama tanpa memarkirkannya ia langsung berlari masuk. kedalam rumah.
Tanpa mengetuk pintu, hanya mengucapkan salam yang tidak mendapatkan jawaban tapi ia terus saja nyelonong masuk. Hendak memeriksa semua ruangan.
"Wa!" Panggil Fadil saat akhirnya menemukan keberadaan Hawa yang saat ini sedang asik menonton drama korea bersama adiknya, Fayli di ruang tengah.
Kedua perempuan itu menoleh sekilas kemudian melanjutkan fokusnya kembali kedepan.
Fadil menghela nafas lega, bersyukur masih bisa bertemu Hawa. Perlahan ia mendekat, berdiri di depan Hawa, memegang kedua lengan Hawa, menariknya untuk berdiri lalu ia peluk erat-erat.
"Maaf!" Lirihnya yang semakin mengeratkan pelukannya pada wanita itu meski belum ada pergerakan sedikitpun dari Hawa, baik itu memberontak ataupun membalas pelukannya.
"Ehm ehm! Mohon pengertiannya disini masih ada jomblo akut. Dilarang membuat ke-uwuuan disekitar sini." Ucap Fayli yang merasa risih dengan apa yang dilakukan dua sejoli itu.
Setelah tadi Hawa yang datang-datang langsung mengganggunya yang asik menonton para oppa-oppa, eh sekarang nambah abangnya yang datang.
Udah gitu main peluk-pelukan didepan dia lagi, Fayli kan juga pengen. Tapi apalah daya, tujuh orang kekasihnya di negeri ginseng sana bahkan gak tau ada mahluk sejenis Fayli yang bernafas di dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tachycardia [End]
Ficción General~Romantic comedy~ ___"___ "Bro! lo bukan gay, kan?" "What? Lo serius belum pernah pacaran sama sekali?" "Dok, jangan kerja terus lah. Sekali-kali cari jodoh gih!" "Mama tuh udah pengen gendong cucu. Kamu kapan nikah sih? Kamu juga gak pernah ngenali...