Tachycardia [End]

Mengejar Maaf💉💊

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم 💜

Happy reading...

"Jika memang yang terjadi adalah skenario terburuk untukmu, maka IKHLASkan. Ikhlaskan saja dulu."

______*Tachycardia*______

.
.
.

💉💊💉

Salah. Sebuah kata yang akan selalu berarti buruk dimata manusia. Kesalahan, adalah sesuatu yang bernilai buruk dimata orang-orang.

Tapi, bukan berarti salah itu selamanya menjadi bagian paling Hitam dalam kehidupan ini.

Setiap manusia punya salah. Hanya Saja yang menjadi pembeda adalah bagaimana tiap orang itu mengatasi kesalahan yang diperbuatnya.

Sama halnya dengan Fadil sekarang. Dari sekian banyak kesalahan selama hidupnya, mungkin kali ini menjadi hal yang paling Fatal.

Namun, seseorang pernah berkata padanya dulu.

"Berkacalah pada kopi. Warnanya yang hitam pekat Dan terasa pahit, namun bila dituangkan tetes demi tetes susu, maka kelak akan terasa manis dan warnanya tak lagi gelap. Jika kamu melakukan kesalahan, maka berusahalah untuk memperbaikinya. Terkadang yang orang lihat itu bukan seberapa sempurna kamu berhasil memperbaikinya, Tapi seberapa besar usaha mu."

Untuk itu, Fadil berjanji pada dirinya sendiri. Akan melakukan apapun untuk memperbaiki kesalahannya, Dan mendapat kan maaf dari Hawa.

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya mama Rika pada putranya. Fadil yang duduk di lantai, bersimpuh Seraya memeluk kaki Mama Rika.

Yah, wanita paruh baya itu akhirnya luluh, Dan mau mendengarkan penjelasan dari Anaknya. Fadil pun memberitahunya sedetail mungkin, agar mamanya mengerti keadaan Fadil dan mau memaafkannya.

"Fadil bakalan usaha terus buat dapat maaf dari Hawa. Apapun caranya Ma," Jawab Fadil penuh kesungguhan.

Mama Rika menyeka sudut Matanya yang Berair. Merasa Iba pada putranya yang terlihat setengah frustasi itu.

Entah bagaimana jadinya Fadil nanti jika tahu bahwa Karena dirinya sendiri juga, ia dan Hawa harus kehilangan calon Anak pertama mereka.

"Sekarang kamu bangun, udah siang, kamu harus beliin susu buat bayi kamu, kasian dia dari pagi minum air doang." Ucap mama Rika setelah melihat jam di dinding yang Sudah menunjukkan pukul 12. 05 Wib.

"Ia, Fadil siap-siap dulu. Mama tolong jagain baby Syifa dulu."

"Iyaa."

Fadil tersenyum lalu segera berlalu ke kamarnya. Dalam hati ia bersyukur Karena mama Rika akhirnya mau memaafkannya. Dan, mau menerima Syifa, sebagai cucu angkat.

Sementara itu, dilain tempat...

Hawa yang baru saja selesai sholat duhur, berinisiatif untuk bergabung diantara para remaja yang tengah duduk bersama mendengarkan tarbiyah.

Di kampusnya ini terdapat organisasi keagamaan, yang mana salah satu kegiatan rutinnya itu yakni mengadakan tarbiah setiap hari jumat dan sabtu, di Masjid kampus.