بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم 💜
Happy reading...
"Anggap saja aku posessif. Karena aku tidak suka berbagi dan tidak suka milikku diambil orang. Dan kau adalah milikku."
_____☆Tachycardia☆_____
.
.
.💉💊💉
Hawa sedikit menggeliat tak tenang dalam tidurnya. Lebih tepatnya, gadis itu tidak bisa tertidur. Padahal jam sudah menunjuk ke pukul dua dini hari. Meski dengan mata terpejam, tapi tidak dengan indra-nya yang lain. Terutama kulitnya, yang jelas merinding merasakan sentuhan pria yang mendekapanya.
Sekarang Hawa benar-benar yakin, dirinya selalu berada dalam keadaan seperti ini setiap malam. Terbukti tadi sebelum tidur ada guling pembatas di tengah, tapi belum sejam suaminya itu dengan sengaja malah membuangnya entah kemana.
Dan jika sudah seperti ini, bagaimana bisa perasaan Hawa tidak semakin tumbuh pada suaminya itu?
Saat ini, bukan hanya Hawa yang kesulitan tuk tidur. Bahkan sang pelaku pemelukan itupun masih terjaga.
Fadil semakin mengeratkan pelukannya, tahu bahwa gadis dalam dekapannya itu tidak tertidur. Tapi ia enggan tuk bersuara.
Mengenai dr. Cherry, wanita itu benar-benar menginap di Apart-nya. Berhubung hanya ada satu kamar, Fadil yang tidak tega pun mengizinkan wanita itu tidur di ruang kerjanya yang terdapat single bad di dalamnya.
Tadinya Fadil ingin meminta maaf perihal dr. Cherry yang menginap itu. Tapi melihat Hawa yang justru terlihat tidak apa-apa, membuat Fadil pun mengurungkan niatnya.
Sampai jam menunjuk kearah jam tiga itu, barulah sepasang manusia itu perlahan terlelap, dalam posisi yang sama.
Hawa terbangun lebih dulu saat kumandang adzan subuh terdengar. Tidurnya hanya satu jam lebih, semoga saja dia tidak ketiduran di kampus nanti. Sepelan mungkin ia berusaha lepas dari kungkungan suaminya itu, mengambil guling dilantai sebagai gantinya untuk dipeluk Fadil. Gadis itu kemudian bergegas ke kamar mandi, menunaikan sholat, lalu ke dapur.
Sementara Hawa membuat sarapan, Fadil pun terbangun. Melihat kesekeliling, ternyata istrinya sudah tidak ada. Laki-laki itu berdecak pelan kemudian bergegas untuk segera sholat subuh.
Setelah selesai, dan sudah rapi dengan jas kedokterannya. Fadil pun keluar, langsung menuju meja makan.
Disana sudah ada Hawa tengah menyajikan nasi goreng, dibantu dr. Cherry menuangkan sirup kedalam gelas.
"Selamat pagi dokter Fa," sapa dr. Cherry yang lebih dulu melihat kedatangan Fadil dibanding Hawa yang sedang mengambil piring di rak.
Hawa menoleh, hendak menyapa sang suami namun tak jadi ketika melihat suaminya itu tengah membalas sapaan dr. Cherry dengan senyuman lebarnya. Tanpa melihat ke arahnya.
"Pagi juga Cherr, gimana tidurnya? Sorry ya, lo jadinya tidur di ruang kerja gue," ucap Fadil tak enak hati.
"Gak apa-apa kali Fa, gue nyenyak kok tidurnya. Lagian gue harusnya terimakasih karena udah lo ijinin nginap,"
Wanita dengan rambut panjang itu kemudian meraih piring di tangan Hawa, lalu menyendokkan nasi goreng pada piring pertama untuk Fadil.
"Lo duduk aja Wa, biar gue yang bantu nyajiin."Dan Hawa hanya bisa mengangguk pasrah piring di tangannya direbut, begitu juga tugasnya.
"Thank you Cherr," ujar Fadil kalem menerima piring nasi goreng dari dr. Cherry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tachycardia [End]
Ficção Geral~Romantic comedy~ ___"___ "Bro! lo bukan gay, kan?" "What? Lo serius belum pernah pacaran sama sekali?" "Dok, jangan kerja terus lah. Sekali-kali cari jodoh gih!" "Mama tuh udah pengen gendong cucu. Kamu kapan nikah sih? Kamu juga gak pernah ngenali...