Ada-ada saja💉💊

3.7K 321 25
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم 💜

Happy reading...

"Hei, kau tahu? Tuhan itu punya banyak rencana, ada saja caranya untuk mendekatkan kita, contohnya saja situasi sekarang."

_____☆Fadil Adnan Ibrahim☆_____

.
.
.

💉💊💉


Pukul 3 pagi.

Sebuah suara membangunkan Hawa dari tidurnya. Bukan alarm, melainkan...





"Wa, kamu laper?"

Masya Allah, suara perutnya ternyata besar ya sampai membuat laki-laki yang tidur di sampingnya juga terbangun.

Mendengar suara Fadil yang agak serak itu, Hawa langsung membuka mata lebar. Matanya langsung bertubrukan dengan manik hitam di depannya.

Ya Allah, kenapa wajah mereka bisa se-dekat ini? Ngomong-ngomong ini badannya kenapa terasa berat ya?

Hawa mengerjab, dalam posisi tidur yang menyamping itu ia menundukkan kepalanya. Rupanya badannya sedang dijadikan guling. Tangan dan kaki Fadil tengah melilit badannya.

Ya Allah! Posisi apa ini???

Kemana perginya bantal guling penyangga di tengah-tengah mereka?

Apa tiap malam ia selalu dalam posisi ini? Atau baru kali ini? Atau bahkan lebih? Tapi kan tiap hari Hawa bangun, gulingnya selalu ada di tengah kok.

"Kenapa?" Tanya Fadil membuat perhatian Hawa kembali pada lelaki di depannya.

"Lapar..." cicit Hawa disertai ringisan kecil.

"Makanya jangan kabur-kaburan kek tadi, Lapar kan jadinya. Sana makan,"

Ah iya, mengingat kejadian sebelum ia melarikan diri dengan tidur tadi, sungguh memalukan. Hawa tidak tau, entah keberanian dari mana ia nekat mencium pipi Fadil. Iya sih, mereka udah halal, tapi kaaaaaan.

Malu!!!!!

"I.. iya,"

"Yaudah, sana!"

"Iya, tapi ini lepas dulu,"

Fadil mengerjab, melihat kebawah, lalu menyengir tak berdosa seraya melepas lilitannya.
"Eh, sorry!"

Secepat kilat, Hawa turun dari ranjang. Berlari keluar kamar meninggalkan Fadil yang sudah terkekeh sendiri di dalam sana.

Melihat jam diatas nakas menunjuk ke jam tiga lewat 5 menit, Fadil bangkit dari tempat tidurnya. Mengambil guling di lantai samping ranjang, yang beberapa jam lalu ia singkirkan kesana, lalu menaruhnya kembali di tengah-tengah tempat tidur.

"Ya Allah, beri Fadil kesabaran untuk menahan diri." lirihnya diiringi kekehan kemudian berlalu ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, hendak menunaikan sholat di sepertiga malam terakhir.

Yah, kalian tidak tau saja. Setelah menikah, Fadil tiap malam itu selalu tersiksa. Menahan diri untuk tidak menyentuh Hawa lebih jauh. Biar bagaimanapun, Fadil itu lelaki normal, dan Hawa adalah wanitanya, wajar saja bukan jika ia memiliki keinginan untuk menyentuh istrinya sendiri?

Tapi ya, sekarang bukan saatnya.

💉💊💉

Tachycardia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang