بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم 💜
Happy reading...
"Tuhan selalu punya rencana sendiri untuk menyatukan hambanya. Tidak terduga, penuh kejutan, Dan itu, Indah."
____☆Tachycardia☆____
.
.
.💉💊💉
"Saya terima nikah dan kawinnya Hawa Binti Burhan dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai.""Bagaimana para saksi? SAH?"
"SAH!"
"Alhamdulillah."
Semua orang mengucapkan kata SAH disertai hamdalah. Yang artinya Fadil hari ini sudah resmi menjadi seorang suami. Dia sudah menikah.
Detik itu juga, kedua bahu Fadil yang tadinya tegang kini merosot. Rasanya seperti sebuah beban baru saja terangkat dari pundaknya.
Tapi.....
Tidakkah ini terlihat lebih seperti mimpi? Tapi bagaimana bisa mimpi bisa terasa begitu nyata?
Semua terjadi begitu singkat. Bahkan hanya dalam hitungan menit.
Sampai sebuah tangan menggenggam lembut tangan kirinya, membuat Fadil tersadar. Fadil menoleh, menatap seksama wanita yang duduk di sampingnya. Cantik. Sampai-sampai untuk sesaat Fadil menyadari ada kemiripan di wajah itu dengan seseorang yang selama beberapa hari terakhir ini selalu hadir di pikirannya. Mengingat itu entah mengapa membuat Fadil merasa sedikit sesak.
"Sekarang kalian sudah resmi sebagai sepasang suami istri. Saatnya bertukar cincing." Ujar pak penghulu menarik atensi Fadil.
Dengan tangan sedikit gugup seperti sebelum Ijabb Qobul tadi, Fadil meraih kotak cincin di depannya. Memasangkan benda melingkar itu di jari manis Hawa. Sama halnya, pun di lakukan oleh Hawa.
Hawa sendiri tengah mencoba menetralkan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat. Jujur saja, dia sendiri pun tidak menyangka dengan apa yang terjadi saat ini. Entah keberanian dari mana, dia dengan tidak tau malunya menarik Dokter Fadil ke depan penghulu. Namun, semua rasa malu itu rasanya tidak sebanding dengan rasa lega dan senangnya ia melihat Fadil yang justru menerima uluran tangan pak penghulu tanpa ada keterpaksaan yang tersirat saat itu.
Hawa kemudian meraih tangan Fadil untuk disaliminya. Dapat Fadil rasakan darahnya berdesir ketika punggung tangannya di cium oleh sang istri.
Begitu selesai, saatnya prosesi sungkeman ke orang tua. Dan Fadil lagi-lagi baru sadar, di hari pernikahannya tidak ada mama papanya di sini. Kalo gini, gimana Fadil gak nganggap ini mimpi coba? Secara, yang paling ngebet banget Fadil Nikah kan ya Mama Rika.
Siapapun di luar sana, pasti setuju kan sama Fadil? Ini semua terlihat seperti mimpi! Dan untuk itu, mari kita selesaikan mimpi ini. Biar Fadil bisa cepet bangun.
Hawa, dengan tangis yang sudah mulai tak tertahan ia mencium tangan bapaknya, meminta doa beliau. Pak Burhan pun langsung memeluk putri satu-satunya itu seraya mengucapkan segala macam doa untuk kebahagiaan anaknya.
"Maafin Wawa, Pak. Maaf Wawa masih kurang berbakti sama bapak. Maafkan Wawa. Wawa mohon doa bapak, doakan kebaikan untuk pernikahan Wawa."
"Doa dan restu bapak selalu bersamamu, Nak. Wawa sudah sangat berbakti ke bapak, sekarang saatnya Wawa untuk berbakti ke suami Wawa. Kewajiban Wawa bukan pada bapak lagi, tapi ke suami Wawa. Bapak akan selalu mendoakan kebahagian untukmu, semoga rumah tangga kalian sakinah mawaddah warahmah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tachycardia [End]
Ficção Geral~Romantic comedy~ ___"___ "Bro! lo bukan gay, kan?" "What? Lo serius belum pernah pacaran sama sekali?" "Dok, jangan kerja terus lah. Sekali-kali cari jodoh gih!" "Mama tuh udah pengen gendong cucu. Kamu kapan nikah sih? Kamu juga gak pernah ngenali...