Suka Duka Pindah Rumah💉💊

4.9K 350 17
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم 💜

Happy reading...

"Kau tahu? Terkadang bentuk kasih sayang itu tidak melulu dalam wujud perhatian atau perbuatan manis. Pertengkaran, pertikaian, kejahilan, pun di dalamnya bisa tersembunyi banyak kasih sayang kok!"

_____☆Tachycardia☆_____


.
.
.

💉💊💉


Pagi hari, Fadil dan Hawa sudah siap untuk kepindahannya. Tidak banyak, hanya satu koper berisi pakaian keduanya. Di Apartemen, sudah ada banyak pakaian milik Fadil, dan untuk Hawa nanti biar Fadil belikan baru, sekaligus memulai kehidupan baru mereka. Berhubung juga karena Hawa tidak punya banyak pakaian, sewaktu pindahan ke rumahnya saja dia hanya membawa pakaian satu koper dan satu tas besar.

"Sarapan dulu baru pergi," ujar papa Ibra yang berpapasan dengan Fadil dan Hawa yang baru turun.

Di dapur, sudah tersaji berbagai macam makanan. Padahal ini masih pagi, loh.

"Banyak banget Ma, kalo gini sih namanya bukan sarapan lagi atuh," ucap Fadil lalu menarik kursi. Di sampingnya Hawa hanya tersenyum, ikut menarik kursi.

"Mooorniiing epribad-- Eeeeeeeeeh! Banyak banget sarapannya,"

pekikan berlebihan dari sang jomlo terdengar memenuhi dendang telinga kedua pasangan suami istri di meja makan.

"Masih pagi gak boleh teriak-teriak Fi!" Tegur papa Ibra. Fayli hanya menyengir, lalu duduk di kursi tempatnya.

Sementara itu, Fadil menatap papanya dengan tatapan bertanya sekaligus bingung.

Ini papanya yang aneh, apa Fadil yang terlalu peka ya?

"Ayo makan!" Ujar mama Rika yang datang dengan semangkuk sambal di tangannya.

Mereka sekeluarga pun memulai makan, dalam hening.

Tumben!

Entah kenapa, Fadil merasa ada aura mencekam di ruangan tersebut. Melihat papa Ibra yang tak mengusik anaknya, mama Rika yang tak menista anaknya, dan suasana meja makan yang hening.




Ting! Ting! Ting!

"BAKSOOOOOO!"



Krik! Krik!

"Bwuahahahahahaha,"

Tawa lepas terdengar nyaring dari mulut Fadil dan Fayli, papa Ibra yang tertawa kecil, serta Hawa yang terkekeh pelan.

Karena ulah Fadil yang mendentingkan sendok tiga kali ke mangkuk, mama Rika spontan langsung berteriak. Mengeluarkan kebiasaannya meneriaki mas penjual bakso satu-satunya yang mendapat izin berjualan di komplek tersebut.

Setelah selesai dengan tawa masing-masing, perhatian mereka kini fokus terpusat pada wanita kesayangan semua orang itu.

Mama Rika dengan raut datarnya. Membuat semua orang meneguk saliva kasar.

Namun, hanya sebatas itu. Hanya tatapan datar yang wanita itu berikan, sebelum ia memulai sarapannya dalam diam. Yang lain pun ikut makan dalam diam.

💉💊💉

"Ma, udah dong nangisnya."

"Mama mau apa? Bilang aja, biar Fafa beliin. Permen? Lolipop? Ice cream?"

Tachycardia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang