بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم 💜
Happy reading...
"Bicarakan baik-baik. Masalah tidak akan selesai jika hanya didiamkan."
_____☆Tachycardia☆_____
.
.
.
💉💊💉
Sepanjang perjalanan pulang, hanya keheningan yang menemani sepasang suami istri itu di dalam mobil. Kendaraan melaju sedang, bahkan saat sampai di Apartemen pun, keduanya masih belum terlibat dalam obrolan.
Selesai mandi sore, Hawa langsung ke dapur untuk memasak makan malam nanti. Sedangkan Fadil memilih berkutat dengan berkas pasien barunya di ruang kerjanya.
Terlihat biasa saja memang. Namun, keduanya jelas sedang sibuk berkutat dengan pikiran masing-masing. Berpikir keras mengenai kejadian di Super market tadi.
Hawa memotong sayur dengan hentakan pisau yang kasar. Entah apa maksudnya. Tapi sepertinya ia sangat kesal sampai sawi pun jadi pelampiasannya.
Bukan tanpa sebab, Hawa memang sedang merasa dongkol sekarang. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa suaminya terlihat biasa saja dan seakan tak mempermasalahkan kejadian tadi? Padahal ini tadi itu Hawa dipeluk orang loh?! Laki-laki lagiii. Tapi Fadil bahkan gak nanya tuh laki-laki siapa sampai berani peluk-peluk istri orang.
Dan jika memang Fadil tidak masalah dengan kejadian tadi, berarti laki-laki itu tidak punya perasaan apa-apa dong sama Hawa?
"AllahuAkbar. Istigfar Wa, gak boleh so'udzon sama suami sendiri," lirih gadis itu dengan kepala ia geleng-gelengkan. Menghalau segala pikiran buruknya yang mulai bermunculan.
Tapi, bukankah sampai sekarang belum ada kata cinta diantara mereka? Ataupun pernyataan yang lainnya yang menyatakan perasaan diantara keduanya? Jadi, apa mungkin benar jika Fadil tidak punya perasaan apa-apa padanya?
Tapi jika memang tidak, lalu apa artinya kedekatan mereka selama ini? Sejak setelah menikah, Hawa merasa seperti seorang remaja yang sedang kasmaran saja. Ia merasa, Fadil begitu perhatian padanya, memedulikannya. Bahkan laki-laki itu sudah nekat menjadikannya guling dimalam hari, mereka sudah pernah mencium pipi masing-masing. Lalu, apakah semua itu tidak berarti apa-apa bagi Fadil?
Tak! Tak! Tak!
Hawa terus menghentakkan pisau diatas talenan, dengan pikiran yang terus berkelana itu membuatnya sampai tidak menyadari jika sudah kehabisan sayur yang akan dipotongnya.
Sementara di tempat lain,
Fadil menghembuskan nafas kasar- kasar, meletakkan dengan kasar pula berkas di tangannya. Ia tidak bisa fokus sama sekali. Ingatan saat istrinya dipeluk oleh laki-laki lain sungguh sangat merusak pikirannya. Salahkan dirinya yang tidak bertanya apapun mengenai laki-laki asing itu pada Hawa.
Jujur saja, Fadil cemburu. Tapi ia tidak tau harus bagaimana menyikapinya. Ia tidak berpengalaman dalam hal seperti ini. Fadil tidak pernah punya hubungan dengan seorang wanita manapun sebelumnya, jadi dia tidak tau apa dan bagaimana caranya menghadapi situasi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tachycardia [End]
Ficción General~Romantic comedy~ ___"___ "Bro! lo bukan gay, kan?" "What? Lo serius belum pernah pacaran sama sekali?" "Dok, jangan kerja terus lah. Sekali-kali cari jodoh gih!" "Mama tuh udah pengen gendong cucu. Kamu kapan nikah sih? Kamu juga gak pernah ngenali...