"hm? Mayor, tumben sekali kau kemari" itu Nagisa dokter terpercaya Yuki yang asli. Kalau Yuki yang asli pun percaya padanya kenapa aku tidak
"Aku merasa tidak enak badan dan juga.... Aku ingin periksa apakah aku hamil atau tidak" ujar ku yang langsung membuat Nagisa terkejut
"Ha-hamil?"
"Di sini seharusnya aku yang bereaksi seperti mu, dan lagi ini belum tentu kau harus memeriksa ku dulu" aku langsung tidur begitu saja di ranjang rumah sakit itu
"Baik, pertama mari kita periksa kesehatan mu" Nagisa mulai memeriksa ku dengan peralatan medis nya, Setelah setengah jam ia baru memberi tahu ku hasil pemeriksaannya
"Kau dalam kondisi buruk kesehatan mu akan menurun drastis mungkin (?), Kau terlalu banyak mengeluarkan mana dan juga batu sihir itu sepertinya tidak cocok untuk mu"
"Ya aku tahu, aku sudah memesan beberapa bahan untuk membuat batu sihir ku sendiri" Nagisa mengangguk
"Dan soal kehamilan, ya kau hamil dan itu masih berusia satu Minggu tiga hari"
"Hmm"
Tanpa ku sadari aku membuat ekspresi sangat lembut di wajah ku, sembari mengelus-elus perut ku dan berkata "halo malaikat manis ku"
Nagisa tercengang ini mungkin pertama kalinya ia melihat ekspresi ku yang seperti itu, ia refleks menutup mulutnya lalu terisak
"Kenapa kau menangis?" Tanya ku heran
"Ku pikir kau kan menggugurkan kandungan mu, tapi saat aku melihat ekspresi lembut di wajah mu aku yakin kau pasti melindungi bayi mu dengan baik"
"Ya..... Aku akan melindunginya sampai ia lahir" aku kembali tersenyum lembut
"Oke, aku akan memberikan beberapa obat, dan aku akan mengirimkan surat ke kantin asrama mu, hingga mereka bisa mengirimkan makanan ke kamar mu"
"Hm, baiklah" setelah menerima obat aku segera pulang sembari membeli beberapa makanan
Saat sampai aku langsung menidurkan tubuhku yang kelelahan di kasur dan perlahan-lahan masuk ke dalam mimpi
.
.
.
."Yuki....." Seorang wanita bersurai kuning memanggil ku
"Ibu!"
"Yuki manis ibu sebentar lagi akan menjadi kakak loh"ujar wanita itu sembari mengelus-elus kepala ku
Aku melihatnya duduk di kursi goyang di dekat jendela, bersenandung kecil sembari mengelus-elus perutnya yang buncit
"Yuki.... Kemari" aku melangkah mendekat wanita itu menarik tangan dan menempelkan nya ke perutnya
Sesuatu bergerak! Itu terasa jelas di tangan ku, itu.... Itu luar biasa!
"Ibu, itu bergerak!"
"Ya"
Aku memandang wanita itu dengan antusias tapi tiba-tiba ia mengeluarkan darah dari wajah nya
"Ibu!"
Seketika ruangan itu di penuhi dengan darah, dan bau amis darah yang menyengat, aku gematar aku ketakutan satu-satunya yang aku pikirkan adalah bagiamana kondisi wanita itu
"Ibu! Ibu!"
"Yuki..... Pergilah bawa bayi ini bersama mu dan lindungi dia" wanita itu menyerahkan bayi yang dia pegang kepada ku
Suara tembakan terdengar setelah beberapa saat terdengar suara ledakan, aku menangis wanita cantik itu tidak apa-apa kan? Aku akan menyembunyikan bayi ini ketempat yang aman dulu aku pasti akan kembali membawa bantuan
Aku membawa adik ku ke sebuah masion mewah yang sangat jauh dari rumah kami, dengan melalui lubang di dinding pagarnya aku berhasil menyelinap masuk.
Aku melihat orang dewasa di sana dan segera berlari kearahnya "tuan! Tuan!"
Ia menoleh dan menatap ku penuh keterkejutan dan tanda tanya "Dimana ibu mu?" Ia berjongkok menyamakan tinggi badan ku
"Ada! Aku harus menyelamatkan! Tolong bantu aku tuan! Tolong jaga adik ku!" Aku berseru dengan panik sambil memindahkan adik ku kegendongan pria itu
"Di mana rumah mu? Ayo aku antar"
Aku kesal dia karena ia tidak segera berangkat menyelamatkan ibu ku. Aku menepis tangan nya dan lari begitu saja aku tersesat perut ku keroncongan Karena dari kejadian itu aku benar-benar tidak hentinya memikirkan ibu ku. Sampai ke satu titik Akhirnya aku tidak kuat lagi dan pingsan
*Cerita ini di buat hanya untuk kesenangan semata, jika ada kesamaan nama, peristiwa, dan lain-lainnya itu hanya murni kebetulan
Maaf untuk kesalahan dan typo nya
KAMU SEDANG MEMBACA
goddess of war (bxb)
Fantasydulu aku di kenal sebagai Dewi perang, aku tidak tahu dari mana sebutan itu berasal tapi setahu ku itu untuk menutupi kenyataan bahwa ada seorang mayor gay yang menjadi legenda 'benar-benar menjijikan' aku tidak peduli dengan cacian mereka, yah it...