Sesuatu terjadi beberapa bulan kemudian mengharuskan Takashi untuk pergi ke markas yang berada di ibukota, Itu terkait para pemberontak yang berencana merebut kembali wilayah
Meski enggan Yuki tidak bisa memaksa Takashi untuk tetap disisinya. Waktunya untuk melahirkan sudah sangat dekat dia benar-benar berharap bisa melahirkan dengan Takashi di sampingnya
"Kau harus kembali ketika Hiroyuki lahir"
"Tentu sayang"
"Jangan terlambat, kau harus datang saat pesan darurat dikirim"
"Pasti"
"Kau harus pulang dengan selamat"
"Dan kau juga harus menyambut ku dengan senyum mu saat itu"
Takashi mendekati Yuki dan menciumnya, mereka berpelukan di pintu sebelum jemputan Takashi datang Takashi baru melepaskan pelukannya
"Tunggu aku" ujar Takashi sebelum pergi dengan kereta kuda
Karena aki sedang dalam perjalanan bisnis Izawa terpaksa harus menggantikannya dan tidak bisa menemani Yuki.
Jadi untuk pertama kalinya Yuki sendirian hanya bersama beberapa pelayan di masion besar ini, jadi untuk mengisi waktu Yuki menghambar di bukunya
Setelah melihat gambaran di bukunya dia bertanya-tanya kenapa dari awal hingga pertengahan buku dia selalu menggambar burung? Apakah sesenang itu ia dengan burung? Mungkin saja
Yuki yang dalam kondisi yang cukup ceria menggambar dengan semangat dia menggambar Langit kini burung yang ia gambar bahkan tampak bergerak
"Aku tidak menyangka aku pandai menggambar"
Kemudian suara ketukan pintu terdengar "nyonya, makan siang sudah siap"
"Baik"
Setelah makan siang Yuki memutuskan untuk bersantai di tepi danau sembari melempar-lepmar batu ke air ia juga memetik bunga dan menjadikannya mahkota kemudian diberikan kepada para pelayan
Hari berlalu dengan lambat untuk Yuki, dia merasakan firasat buruk semenjak Takashi pergi namun dia memutuskan untuk tidak memikirkannya
Esoknya Yuki pergi untuk berjalan-jalan pagi melihat-lihat taman bersama para pelayan saat sedang asik melihat ia merasakan perutnya ditendang oleh sikecil namun tendangan itu tidak seperti biasa
'mungkinkah? Tapi ini jauh dari tanggal'
Yuki menggigit bibirnya kakinya melemas karena para pelayan yang melihat ini cepat membantunya begitu mereka mendengar Yuki akan melahirkan mereka seketika panik
Mereka membawa Yuki yang pucat kembali ke kamar, panggilan darurat mereka kirimkan ke mana-mana beberapa pelayan yang sudah berpengalaman memposisikan Yuki agar si bayi bisa keluar dengan lancar
Yuki mencengkram erat bantal dibawah nya keringat sudah membasahi dahinya, ini terasa sangat menyakitkan seperi terbelah menjadi dua
Tanpa aba-aba Yuki mulai mendorong bayinya ia mengejan dengan sepenuh kekuatan sambil berharap bisa melihat wajah Takashi saat itu
Brak
Seorang pelayan membuka pintu dengan terburu-buru "terjadi longsor! Dokter tidak bisa datang tepat waktu!"
"Kita harus melakukan sesuatu! Kita tidak bisa menunggu!"
Mereka kemudian menjadi kacau kembali, handuk bersih dan air mereka persiapkan tepat di samping ranjang itu. Suara Yuki yang tampak sangat menyakitkan terdengar hampir di seluruh masion
Mereka dengan gemetaran menunggu, mereka juga berdoa agar semua proses bisa dilewati dengan lancar.
Setelah perjuangan yang menyakitkan Yuki akhirnya bisa mendengar suara tangisnya bayinya yang sangat keras,Para pelayan bersorak dan menangis.
Bayi itu bersihkan lalu digendong oleh Yuki, ia cukup kecewa karena Takashi tidak ada menemaninya namun dia juga bahagia mengetahui bayinya yang sehat dan lucu di sini
Baru saja orang-orang bersyukur dengan kelahiran tuan muda baru suara ledakan mengguncang mereka. suara yang sangat amat di kenal Yuki menghampiri telinganya
"Mayor! Saatnya badai menghampiri mu!" Di luar kenzi dengan seringai mengerikannya mengeluarkan sihir untuk membuat banyak ledakan
Yuki yang barusaja kehilangan banyak tenaga menjadi khawatir. Ia menggigit bibirnya ketika mendengar ledakan lagi
'sialan!'
KAMU SEDANG MEMBACA
goddess of war (bxb)
Fantasíadulu aku di kenal sebagai Dewi perang, aku tidak tahu dari mana sebutan itu berasal tapi setahu ku itu untuk menutupi kenyataan bahwa ada seorang mayor gay yang menjadi legenda 'benar-benar menjijikan' aku tidak peduli dengan cacian mereka, yah it...