'aku terlalu fokus ke perutku dan para protagonis hingga tidak memperhatikan kondisi sekitar'
"Kalian serang mereka sesuai rencana, aku akan mengurus yang belakang. sialan Aku benar-benar ingin muntah sekarang!" Ujar Yuki kesal
Pra bawah Yuki saling memandang mereka takut kalau mayor mereka ini akan mengamuk dan membunuh mereka satu persatu
Masing-masing kelompok mereka berpencar menyisakan Yuki sendirian ia mengamati pergerakan tentaranya untuk sesaat. di rasa semua berjalan lancar ia segera menaikan kecepatannya
Yuki melambat saat musuh mulai terlihat ia menunggu beberapa saat di tempatnya "kalian ini tentara atau siput terbang?! Kenapa kalian lama sekali! Aku sudah hampir mau muntah sekarang!" Teriak nya pada musuh yang mendekatinya bahkan mereka sudah menembaki Yuki dari tadi namun Yuki Sudah mengaktifkan perisai pelindung
"Cih sudah lambat, mental kacang, sihirnya pun hanya sekecil obor, kalian ini penyihir atau kelinci yang kabur dari kandang?" Perkataan Yuki berhasil membuat para musuhnya terbakar amarah
"Jangan terbakar amarah" ujar salah satu dari mereka
Yuki mengangkat satu alisnya "Kenapa kalian diam?- ugh" ia membekap mulutnya, rasa mual tak tertahankan mulai datang padanya. Yuki berbalik membelakangi musuhnya mengeluarkan Saputangan dari kantong sihirnya lalu memuntahkan isi perutnya
Duar!
Yuki tersentak, dan segera mendongak musuhnya yang tadinya berada di belakangnya sekarang sudah mengepung dan menembakinya secara berutal
Yuki dengan kecepatan penuh maju menebas kepala mereka satu persatu, setelah formasi mereka hancur Yuki terbang jauh lebih tinggi di atas mereka
"Kapten yang sangat pintar namun bawahan yang bodoh" cibir Yuki
Mereka tidak gencar untuk menembakinya dengan sihir yang besar dan cukup membuat Yuki kewalahan, ia menarik nafas lalu mulai merapalkan mantra dan bom ledakan yang besar langsung menghabisi semua musuh
Yuki menjadi lemas seketika, ia belum bisa mengeluarkan sihir yang terlalu kuat seharusnya, di tambah tubuhnya yang sedang hamil sekarang
Ia dengan perlahan turun untuk mendarat memuntahkan kembali isi perutnya lalu duduk bersandar di pohon
Mendengar suara gemerisik daun seketika membuatnya waspada
Bruk
Tubuh seorang pria jatuh terkapar di hadapan Yuki "ka-kawan.... Atau.... Mu-suh?" Tanya pria itu
Yuki terdiam, ia menghela nafas lalu memandang sendu pria di depannya itu. Inilah kelemahan mantra sihirnya yang tersembunyi, mantra nya akan melemah untuk orang yang memiliki hati bersih dan tidak memiliki dendam
".....teman" pria itu tersenyum, matanya buram ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang di depannya ini
"A...aku letnan zoan, nakura Zoan........ Aku..... Punya putra..... Tolong.... Dia hanya memiliki ku...... Beri tahu dia ba-bahwa aku tidak bisa..... Pulang...." Yuki mendekati Zoan lalu menyentuh kepalanya
"Pesan di terima,. istirahatlah dulu jangan banyak bicara" Zoan tersenyum, air mata mengalir mengingat senyuman putranya tercinta, matanya pun tertutup perlahan
Yuki mengalirkan energi kehidupan ke tubuh Zoan sedikit melihat ingatan nya untuk mencari informasi, setelah menyembuhkan beberapa lukanya, Yuki memasukkan Zoan di dalam kantung sihirnya
Melepas seragamnya lalu mengaktifkan sihir tak terlihat dan terbang menuju rumah yang agak terpencil di daerah musuh
Tok tok tok
Yuki mengetuk pintu, suara kaki kecil yang berlari menuju pintu membuat Yuki tersenyum. Pintu itu di buka oleh anak kecil berumur 7-8 tahun yang imut
"Siapa?" Tanya anak itu
"Aku di tugaskan untuk menjemput mu, ayah mu sedang sakit jadi dia ingin bertemu dengan mu" ujar Yuki, anak itu membelalakkan matanya
"Ayah?! Apa ayah terluka?! Apa dia baik-baik saja?!"
"Ya dia baik-baik saja...." Yuki dengan lembut mengelus rambut anak itu
"Kalau begitu bawa aku ke ayah!"
"Oke, tapi sebelum itu kau tidur dulu" Yuki memukul tengkuk anak itu hingga pingsan lalu memasukkan nya ke kantung sihir
KAMU SEDANG MEMBACA
goddess of war (bxb)
Fantasíadulu aku di kenal sebagai Dewi perang, aku tidak tahu dari mana sebutan itu berasal tapi setahu ku itu untuk menutupi kenyataan bahwa ada seorang mayor gay yang menjadi legenda 'benar-benar menjijikan' aku tidak peduli dengan cacian mereka, yah it...