MDB- 20

19 1 0
                                    

AUTHOR POV

Sean menunggu tepat didepan ruangan yang sedang menjalankan operasi pada Sky, beralih menatap anak sulungnya yang duduk di bangku dengan menundukkan kepala. Telinga Sean benar-benar tidak tahan mendengar alat-alat medis yang sedang bekerja untuk memulihkan putrinya. 

Membawa dirinya duduk disebelah si sulung dan memejamkan matanya sebentar. Berselang beberapa menit seorang dokter dan juga dua orang suster keluar mengenakan pakaian hijau. Sean langsung bangkit begitu juga dengan Theo. 

"Kami butuh tambahan kantong darah. Apa diantara kalian ada yang memiliki tipe darah yang sama dengan pasien?" ucapan dokter membuat mereka panik, hanya Raynaa yang memiliki tipe darah yang sama dengan Sky, tapi saat ini bahkan Raynaa masih tidak sadarkan diri di Mansion.

"Aku tanya ke teman-temanku yang lain dulu pa" jawab Theo langsung menjauh untuk menelpon dan bertanya pada teman-temannya.

Sean menatap dokter itu dingin.

"Bagaimana mungkin stok transfusi darah di rumah sakit sebesar ini bisa-bisanya sedikit?" tanya Sean.

"Maaf tuan, tapi belakangan ini---" ucapan dokter itu terpotong karena salah satu dari suster yang keluar bersamanya tadi datang kembali setelah meninggalkan mereka terlebih dahulu.

"Dokter! Stok darah dengan tipe yang sama baru saja diterima dari pendonor yang tidak memberitau identitasnya" ucapnya membuat mereka semua terpaku.

'Apa-apaan ini! Bagaimana bisa ada kejadian yang kebetulan seperti ini!'

Maki Sean dalam batinnya, jika dia menolak transfusi dari orang tak dikenal, nyawa putrinya bisa dalam bahaya. Tapi jika dia menyetujuinya, dia sendiri tidak bisa mendeteksi bagaimana kejadian ini akan berlanjut dimasa yang akan mendatang.

Dengan pemikirannya yang sedang berkecamuk seperti itu, Sean memejamkan matanya dan memijit pelan dahinya.

"Lanjutkan. Aku menyetujui pendonoran darah itu" jawabnya pasrah dan dibalas dengan anggukan oleh dokter.

Si dokter dan satu orang suster kembali masuk untuk melanjutkan operasi sedangkan suster yang melaporkan tadi kembali untuk mengambil kantung transfusi darah.

Setelah mereka memulai kembali operasi. Theo datang dengan wajah panik, namun saat melihat ruang operasi masih berlangsung dia menjadi bingung. Theo mendatangi Sean yang sedang duduk dibangku yang mereka duduki tadi, Sean yang melihat itu merubah ekspresinya agar terlihat tenang.

"Mereka sudah dapat tipe darah yang sama" jawabnya membuat kebingungan Theo menjadi berkurang, tapi rasa cemas dan khawatirnya melenyapkan rasa bingung dan ingin tahu lebih tentang yang baru saja terjadi.

Dengan penuh harapan mereka meninginkan operasi untuk Sky berjalan lancar tanpa ada kendala lagi.

>><<

Ditempat lain, sebuah ruang bawah tanah yang gelap.

Achazia berdiri didalam kegelapan, terlihat seperti menggenggam sesuatu ditangan kanannya.

Rayhan datang menundukkan sedikit kepalanya.

"Kantung darahnya sudah diterima oleh mereka tuan" ucapnya membuat mata Achazia yang awalnya berwarna merah menjadi hijau.

Melemparkan sesuatu yang digenggam olehnya tadi kedinding, dan berjalan keluar ruangan tanpa membalas ucapan Rayhan.

Rayhan yang masih menunduk melihat kearah lemparan yang dilakukan oleh tuannya tadi.

Kepala manusia. Ya, Achazia membunuh beberapa manusia sesaat tadi.

Flashback On

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang