MDB-16

54 8 1
                                    

AUTHOR POV

Di dalam kondisi bus yang penuh Skyllar dan Alvin hanya berdiri sepanjang perjalanan ke sekolahnya. Jika berangkat bersama dengan Theo biasanya Skyllar akan sampai dalam waktu 10 menit, apalagi jika dia mengendarai motornya sendiri, tentunya akan sampai lebih cepat dari biasanya.

"Haaaa" 

Kesekian kalinya Alvin mendengar Sky menghela napas berat membuat perhatian Alvin sepenuhnya berada pada Sky. 

Saat bus berhenti tepat di depan halte pemberhentian, Sky dan Alvin turun untuk lanjut sedikit berjalan agar sampai ke sekolah tepat waktu.

"Apa aku boleh tanya sesuatu?" ucap Alvin untuk menghilangkan rasa penasaran yang ditahannya sejak tadi.

Sky melihat kearah Alvin dengan alis keatas seperti sedang berucap 'apa?'.

"Apa yang membuatmu membuang nafas berat terus-menerus seperti itu? Apa kau lelah?" tanyanya dan langsung dijawab dengan gelengan oleh Sky.

Sky melihat ke arah belakangnya, dia memang tidak melihat siapapun di sana, bahkan orang-orang disekitar sekolah juga tidak ada orang aneh yang terlihat mencurigakan. Tapi, entah kenapa Sky merasa diawasi dan itu membuatnya cukup lelah.

"Apa kau melihat seseorang yang mencurigakan?" tanya Sky pada Alvin dan Alvin langsung melihat ke arah sekelilingnya, menggelengkan kepalanya menandakan tidak ada orang yang mencurigakan seperti dikatakan Sky.

Mendapat jawaban dari Alvin membuat Sky menjadi sedikit santai dan melanjutkan langkah kaki mereka kearah gerbang dan langsung menuju ruang kelas.

Orang-orang tidak ada yang berani menyapa Skyllar, hanya teman-teman dekat yang sudah mengenal Sky saja yang berani menyapa gadis itu. Mereka memasuki ruang kelas dan langsung menuju ke tempat duduk mereka masing-masing.

Pelajaran berjalan dengan lancar, Sky juga memperhatikan pelajaran meskipun di iringi dengan menguap sepanjang penjelasan guru. Zenga, teman laki-laki yang selalu menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis dikelasnya menertawakan kelakuan Sky yang benar-benar tidak bisa serius ketika belajar.

Bagaimana tidak menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis disini. Zenga memiliki wajah yang tampan dan dia juga cerdas, apalagi dia ketua dari Tim Basket sekolah. Skyllar kenal dengan Zenga sejak kecil saat mereka ke Jepang tempat Paman dan Bibinya tinggal, Thomas (anak dari Mirae dan Galang) membawa Zenga untuk bermain bersama dengan Theo dan juga Sky. Itu sebabnya Zenga tidak heran melihat tingkah Sky dan malah menertawakannya karna sifat Sky tidak pernah berubah sejak mereka kenal dulu.

Seperti biasanya dijam istirahat, Sky langsung mengeluarkan earphone dan juga ponselnya untuk bermain game yang biasa dimainkannya bersama dengan Theo, Thomas dan juga Zenga.

Sebuah notifikasi muncul di atas layar ponsel miliknya. Nomor yang tidak dikenalinya mengirimkan sebuah pesan.

from: unknown number

Temui aku di gudang belakang gedung sekolah.

Sungguh sebuah pesan yang sangat singkat. Skyllar, melihat sekeliling ruang kelas dan tidak menemukan seseorang yang sedang memata-matai atau mengerjainya.

Pandangannya beralih kepada Alvin yang sedari tadi diam duduk didepan meja miliknya. Sky berdiri perlahan untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh Alvin, dan secara bersamaan Alvin juga menoleh kebelakang melihat Sky yang sedang berdiri melihat kearahnya.

"Kau sedang apa?" tanya Sky pada Alvin tanpa menunjukkan wajah curiga.

Alvin yang ditanya Sky menjawab dengan mengangkat kotak bekal yang diberikannya pagi tadi. Dan juga mengangkat sebuah buku matematika di tangan kirinya.

"Makan sambil belajar" jawab Alvin setelah menelan makanannya.

"Nasi gorengnya sangat enak. Aku jadi ingin pergi ke Indonesia" sambungnya dan beralih duduk menjadi berhadapan dengan Sky.

Sky yang sudah duduk kembali memukul pelan kepala Alvin.

"Dasar payah. Bukan hanya nasi goreng yang enak, tapi juga ada satu makanan lagi yang bahkan sangat mendunia. Namanya Rendang" jawab Sky menjelaskan kepada Alvin.

"Rendang?" tanya Alvin kembali dan dijawab anggukan oleh Sky.

"Aku akan membawanya lain kali" tawar Sku di sambut dengan senyuman lebar oleh Alvin menandakan rasa senangnya.

"Kenapa kau membaca buku itu? Melihat sampul bukunya saja sudah membuat kepalaku sakit" ucap Sky menggelengkan kepalanya saat melihat buku matematika yang masih dipegang Alvin di tangan kirinya.

"Kita ada ulangan matematika hari ini. Kau tidak tau?" jawab Alvin membuat Sky terdiam dan pandangannya secara perlahan teralih pada Alvin.

Seakan mengingat sesuatu membuatnya seperti membeku.

"Oh fuck!" makinya pelan. Sky benar-benar lupa jika hari ini ada ulangan Matematika. Matanya kemudian liar mencari seseorang, membuat Alvin ikut mencari entah siapa itu.

"Franz, dimana Zenga?" tanya Sky pada teman yang satu tim basket dengan Zenga.

Franz terdiam dengan pertanyaan Sky membuat Sky mengerutkan alisnya.

"Disini" ucap seseorang dibelakang dengan menyentuh pelan pundak Sky. Membuat Sky kaget dan menepis tangan orang tadi yang ternyata Zenga. Sky tidak memperhatikan dibelakangnya jika dia sedang panik. Sungguh ironi.

"Zee, buku" ucap Skyllar pada Zenga membuat Zenga menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil.

Zenga mengeluarkan buku khusus yang sudah diringkasnya menjadi buku pelajaran yang mudah dipahami. Benar-benar sangat handal. Bahkan orang seperti Skyllar dapat mengerti walau hanya membaca sebentar. Itu sebabnya Zenga jika mengobrol dengan Theo sangatlah nyambung, berbeda dengan dirinya dan juga Thomas.

Sky membaca buku itu perlahan namun pasti dan juga menghapal serta mencatat hal-hal penting yang mungkin akan menjadi bencana jika dia tidak mengerti.

Alvin masih terdiam melihat Sky yang membaca buku. Seakan tidak menyangka, dan tanpa sadar dia tertawa pelan.

Zenga melihat Alvin dan tersenyum. Mengangkat tangannya mengajak Alvin berkenalan, Alvin yang melihat itu menyambutnya dengan baik.

"Zenga Austin Kouji, senang bertemu denganmu Alvin. Maaf aku terlambat memperkenalkan diri, aku sedang ada turnamen basket saat kau baru masuk. Tapi aku sudah mendengarnya dari teman-teman sekelas kalau kau masuk karena beasiswa. Jadi, tolong ajari gadis payah ini untuk rajin belajar" ucap Zenga memperkenalkan diri. Begitulah Zenga, sangat mudah bersosialisasi.

Alvin yang mendengar perkataan Zenga hanya tertawa dan memperkenalkan dirinya juga.

"Aku tidak punya cara untuk mengajarinya agar mau belajar" balas Alvin dengan tawa.

"Ada satu cara. Rebut saja yang menjadi kehidupannya" ucap Zenga menasehati Alvin dengan mengangkat Ponsel milik Sky yang entah kapan sudah ada ditangan Zenga.

Skyllar yang melihat ponselnya di jajah oleh Zenga terdiam.

"Sialan". dan hanya satu kata itu yang keluar dari mulutnya.



*****

Halo~
Aku mulai lagi ya! Aku udah ga ada gangguan lagi sepertinya, jadi mungkin bisa update seperti biasanya!
Tetap jaga kesehatan dan semangat daring! ♡

Raynxelll
2.53 am

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang