AUTHOR POV
MANSION BRAMASTA
Bangunan megah yang awalnya terang-benderang menjadi gelap, jendela-jendela besar kini di tutupi dengan tirai merah darah. Hari-hari yang awalnya berwarna menjadi suram sejak perginya putri bungsu keluarga bramasta.
Keluarga kecil itu menjadi lebih menutup diri. Terutama Theo, yang jadi lebih pendiam dan tidak berinteraksi dengan Papa dan Mamanya. Bahkan Theo tidak mengikuti persiapan ujian kelulusan yang seharusnya di hadapi minggu depan.
Theo mengurung dirinya di kamar, dan hanya pergi keluar Mansion di larut malam untuk mencari keberadaan Sky di tempat yang menurutnya akan Sky datangi.
Theo menatap foto adik kecilnya dengan senyuman kecil, menahan rindu yang bahkan sudah membuatnya kesakitan.
"Kakak butuh kamu, Kay. Maafin Papa sama Mama karna mereka nyalahin kamu. Kakak lebih memilih kehilangan mereka dari pada kamu" lirih Theo. Gila memang, karna Theo lebih memilih adik kecilnya dari pada orang tuanya sendiri.
Masih dengan menatap lembaran foto itu, seseorang masuk kedalam kamar Theo.
"Untuk apa Mama kemari?!" tanya Theo kasar tanpa melihat wajah ibunya.
Raynaa menahan nafas saat mendengar ucapan anak sulungnya itu, sungguh sangat menyakitkan.
"Bicara yang sopan dengan Mama-mu Theo" sahut orang yang tak lain adalah Sean.
Theo menatap Papanya dingin tanpa ekspresi. Bangkit dari duduknya, dan berjalan kearah lemari kayu tua yang didalamnya dipenuhi dengan mainan milik Sky. Mainan yang membuat Sky menangis jika Theo merebutnya. Sekali lagi senyum kecil terlihat di wajahnya yang pucat.
"Orang suruhan Papa tidak menemukan jejak Sky" ucap Sean pelan namun dapat di dengar oleh Theo.
Mendengar ucapan Papanya, membuat Theo merasa marah. Mau berapa lama lagi dia harus disuruh menunggu.
"Cih, seharusnya Papa yang mencari Kay, bukan orang yang Papa bayar!. Apa Papa tau Kay tidak suka sendirian?! Tentu saja Kalian tidak tau kan?! Karna hanya Theo yang tau! Kay selalu ada buat Theo, dan Theo juga selalu ada buat Kay! Kami merasa hanya berdua sejak dulu!"
Ucapnya lantang sampai membuat orang tuanya terdiam.
Theo mengambil tas ransel yang berada di dalam lemari kayu itu dan membawanya pergi keluar kamar. Sean yang melihat putranya pergi menuju pintu keluar Mansion pun hanya bisa diam.
"Sean" lirih Raynaa.
Sean melihat cemas kearah istrinya itu, Raynaa sudah terduduk lesu di lantai kamar Theo.
"Anak-anak kita.. pergi"
"Kita bukan.. orang.. tua.. yang baik"
Ucap Raynaa dengan terisak karen menangis. Sean yang mendengar itu sungguh sadar, diapun juga merasa bukan Ayah yang baik bagi kedua anaknya.
"Ini salahku Rayn, seandainya aku tidak menyalahkan Kay pasti tidak akan seperti ini" lirih Sean dengan mendekap istrinya kedalam pelukan.
"Cari mereka Sean, cari mereka berdua. Aku tidak ingin hal-hal yang mengancam mereka berdua terjadi" pinta Raynaa dan langsung di anggukan oleh Sean.
***
Theo menatap jalanan dengan pandangan luas, matanya berkeliaran mencari kesana kemari. Theo juga meminta bantuan teman-teman Sky untuk mencari adiknya itu.
Di dalam kepala Theo sudah dipenuhi oleh pikiran-pikiran buruk mengenai Sky yang berhasil di bawa Roh waktu itu, dan juga bahayanya dunia luar bagi seorang gadis seperti Sky.
Theo menggelengkan kepalanya kuat tanpa sadar. Ini hal yang paling dia benci dari keistimewaannya.
Pandangan Theo terarah pada toko permen lolipop kesukaan Sky dulu. Tanpa sadar kakinya terarah memasuki area toko, dan langsung melihat kearah dinding, karna disana terdapat foto mereka sewaktu kecil dengan memegang permen lolipop.
"Kakak belikan kamu permen ya? Tapi kamu harus pulang agar bisa makan permennya" lirihnya pada foto lama itu.
"Saya pesan 1 lolipop untuk adik saya" pintanya pada karyawan disana dengan wajah ceria, seolah apa yang di tanyakannya pada foto tadi terjawab.
Setelah mendapatkan permen dan membayarnya, Theo langsung pergi ke bangku yang berada di belakang toko dimana itu menjadi tempat favorit Sky menunggunya.
Di dalam pandangan Theo, terlihat wajah Sky saat kecil yang tersenyum padanya dengan tangan terbuka untuk menyambut permen lolipop yang di bawakan Theo.
"Kakak tetap nunggu kamu disini, supaya kamu bisa makan permennya" lirih Theo dengan memeluk permen lolipop.
Orang-orang memperhatikannya dengan tatapan prihatin namun Theo tidak perduli, karna di dalam pikirannya, Sky-adiknya akan datang padanya untuk memakan permen yang sudah dibelikannya.
Rintik-rintik air hujan yang berawal pelan menjadi deras. Seolah semakin menguji keteguhan Theo.
Disisi lain, Sky merasakan perasaan yang tidak enak. Dia terus memandang kearah belakang toko permen. Ya, saat ini dengan sangat kebetulan Sky berada di toko permen favoritnya.
"Rambut Kakak itu mirip dengan Kakak laki-laki yang membeli lolipop tadi" ujar seorang anak kepada temannya yang berada di dalam toko permen itu.
Tanpa menunggu lagi, Sky langsung berjalan cepat kearah belakang toko. Amarah Sky kalah dengan rasa rindu yang dimilikinya.
Dapat dilihatnya punggung Theo dari belakang bangku. Berjalan mendekat, dan tampak olehnya Theo memeluk permen lolipop.
'Jika tidak hujan, pasti kak Theo bisa dengar langkah kakiku' ungkapnya dalam hati.
"Kak Theo" panggil Sky tepat didepan Theo yang menunduk.
Theo mendengarnya.
Kepalanya terangkat menatap orang didepannya. Matanya yang berkaca-kaca terlihat jelas meskipun hujan. Menatap mata yang dirindukannya.
Sky tersenyum pedih melihat kakaknya. Dan langsung memeluk Theo.
Lolipop yang di pegang Theopun terjatuh, dan membalas pelukan adiknya. Seharusnya memang dia saja yang langsung mencari keberadaan adiknya, bukan menunggu papanya.
"Maafin kakak, Kay. Kakak benar-benar minta maaf" ucapnya lirih dengan memeluk Sky erat.
"Kakak mohon jangan pergi lagi" pintanya diangguki oleh Sky.
"Maafin Kay juga kak, Kay rindu Kak Theo" ucapnya dengan menangis.
"SKY!" teriak seseorang dibelakang mereka.
Theo dan Sky menatap orang itu. Theo menatap curiga dan aneh pada orang itu. Namun Sky hanya terdiam.
"Alvin" lirihnya.
Dan lirihan itu membuat Theo waspada terhadap Laki-laki yang meneriakkan nama Sky tadi.
*****
Selamat Tahun Baru !
Terimakasih atas dukungan dan kesabaran kalian. Aku sangat menghargainya.
Semoga ditahun 2020 ini, kalian sehat-sehat saja, dan mendapatkan kejutan yang tidak terduga.
Dan semoga yang jomblo segera dapat pasangan. Kenapa? Karena aku juga jomblo :')
Dan yang sudah ada pacarnya semoga lanjut ke jenjang yang lebih serius.Harapanku hanya satu untuk kalian, yaitu...
Kesabaran kalian dalam menunggu aku update :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Teen Fiction"Untukku yang paling penting adalah Keluarga dan terutama Kakakku Theo" Tidak ada yg mengetahui bagaimana berjalannya takdir, meskipun beberapa orang memiliki keistimewaan. Skyllar Bramasta adalah gadis normal yang terlibat dalam takdir masalalu ora...