MDB-03

546 55 2
                                    

AUTHOR POV

Pengawal suruhan Sean sudah mengepung Mansion keluarga Austen. Austen yang sudah berencana melarikan diri berhasil digagalkan oleh Sean.

Sean dan juga yg lainnya masuk kedalam Mansion tepatnya pada ruang tamu. Mereka duduk dengan tenang layaknya tempat itu milik mereka. Austen serta putrinya Clara merasa bencana besar akan segera menghampiri mereka.

Austen mendekati Sean dan menatapnya dengan memohon. Sky yang melihat tingkah Austen merasa geram dan muak.

"Austen, kau sudah menipuku. Dan bahkan ingin menjebak putraku. Beruntung kau karna putriku langsung mengungkap rencana busukmu, jika tidak- aku yang akan memutar balikkan permainanmu"

Mendengar ucapan Sean, Austen langsung menatap Sky yang menatapnya balik dengan wajah mengejek. Tentu saja karna Sky anak yang sedikit arrogant.

"Pa, Kay punya ide" usul Sky dengan wajah tersenyum manis.

Theo yang mendengar ucapan adiknya langsung menoleh dengan memegang tangan Sky.

"Jangan seperti itu Kay" bisik Theo membuat Sky menatapnya dengan wajah cemberut.

Sky menuruti ucapan kakaknya dan tidak melanjutkan ide gilanya.

"Lakukan saja yang menurut Papa benar, aku akan mengajak Kay pulang" ucap Theo dan menarik tangan Sky menuju mobil.

Theo benar-benar membawa Sky pulang, lagipula Raynaa juga berada di Mansion.

Sesampainya di Mansion, Raynaa menatap kedua anaknya yang memasuki pintu utama. Theo ikut duduk disamping Mamanya sedangkan Sky langsung kekamar untuk membersihkan dirinya.

"Kenapa dengan Kay?" tanya Raynaa saat melihat putranya terus saja menghela nafas.

"Kay marah, karna aku ngelarang dia untuk ngelakuin idenya" jawab Theo.

"Dia juga lagi datang bulan" sambung Theo dengan lirih.

Raynaa menatap anak sulungnya dengan senyuman lembut. Dia tau bahwa hubungan kedua anaknya sangatlah dekat.

"Bawa Kay ketempat favoritnya. Dia sedang dalam emosi yang tidak stabil nak" saran Raynaa.

Theo menatap kearah pintu kamar Sky dan masih terdengar di telinganya suara air yang mengalir.

Beranjak dari duduknya dan masuk kedalam kamarnya untuk menyiapkan sesuatu. Raynaa yang tau apa tindakan putranya tersenyum, dirinya merasa sangat beruntung karna anak-anaknya saling pengertian satu sama lain.

Didalam kamar Sky, dirinya baru saja selesai mandi. Sky mengingat sikapnya pada kakaknya tadi, dia tau sikapnya sedikit keterlaluan karna terus mengabaikan Theo yang berusaha membujuknya sedari tadi. Tentu saja setelah ini Sky akan meminta maaf pada kakaknya itu.

Sedangkan dikamar lain, Theo sedang menyiapkan beberapa pakaian untuk dibawa kepantai. Ya, pantai adalah tempat favorit adiknya, meskipun Theo masih sedikit mengalami gangguan jika kesana.

Theo berjalan menuju kamar Sky dan mengetuknya terlebih dahulu sebelum masuk. Setelah mendapat izin Sky, Theo langsung masuk kedalam kamar adiknya.

Langkah Theo terhenti saat melihat sosok hitam di samping adiknya yang sedang mengeringkan rambut menggunakan hair dryer. Tangan Theo meraba dinding untuk mendapatkan benda yang bisa dia gunakan tanpa melepas pandangannya pada sosok itu.

"Kak- kakak mau lempar bingkai itu?!" jerit Sky melihat tangan Theo yang sudah bersiap untuk melempar bingkai foto mereka saat kecil dulu.

Theo tersentak dan langsung menaruh kembali bingkai itu ditempat semula, Theo dapat merasakan bahwa sosok itu semakin ingin menyentuh adiknya.

"Dimana?! Dimana!" tanya Sky dengan menggerakkan tangannya seolah-olah sedang bersiap menghadapi lawannya.

Theo yang melihat itu langsung mendekati Sky dan tentu saja sosok itu langsung menghilang. Sky menghadap kearah kakaknya dengan kesal.

"Jangan pernah melempar barang kearahku lagi kak" ucap Sky dengan menekuk wajahnya.

"Kakak masih sering kaget kalau dia tiba-tiba ada didekat kamu, padahal ini sudah sangat lama. Kakak juga gak tau kenapa kamu ditempelin terus sama dia." ucap Theo.

"Mungkin dia suka Kay"

"Kalau dia suka kamu, dia tidak akan membuatmu celaka" balas Theo.

Benar, jika dia suka tidak mungkin menyakiti.

"Sudahlah. Kakak kenapa ke kamar Kay?"

"Pantai?" ajak Theo.

Sky menggeleng menolak ajakan Theo. Membuat Theo menatap adiknya heran.

"Kita ke supermarket aja. Beliin Kay snack yang banyak" jawab Sky dengan senyuman.

Terkadang Theo bingung, karena pernah disatu saat Theo tidak bisa membaca pikiran Sky. Bahkan Mamanya juga sempat mengalami itu saat ingin membaca pikiran Sky. Sky seperti mampu memblok pikirannya dan menutupnya rapat.

"Apa yang sebenarnya kamu pikirkan?"

Langkah Theo yang berjalan keluar kamar terhenti dan kembali menatap Sky dengan pertanyaannya.

Sky hanya menjawab dengan alis yang berkerut menandakan dia tidak mengerti apa maksud dari Theo.

"Kenapa kakak gak bisa baca pikiran kamu setiap saat?" tanya Theo mendesak Sky.

"Gak tau" jawab Sky santai dengan mengangkat kedua bahunya pelan.

Mata Theo terus menatap mata Sky, sementara otaknya berusaha mencari apa pikiran yang ada di otak Sky.

Theo terus memaksa otaknya untuk bekerja bahkan Sky sudah merasakan bahwa kakaknya sudah mulai berkeringat.

Sky mulai memanggil nama Theo untuk menyadarkan kakaknya yang perlahan meluruhkan badannya kelantai dengan mata yang terpejam dan tangan yang menggenggam rambut putihnya.

Theo merasakan sakit yang teramat pada bagian kepalanya. Nafas Theo mulai memburu membuat Sky panik dan berteriak memanggil nama Mamanya.

"MAMA!" teriakan Sky semakin kuat saat Raynaa belum juga muncul di kamarnya.

"Ada apa nak?" tanya Raynaa memasuki kamar dengan nafas memburu. Mamanya pasti berlari saat kemari, tapi dari mana Mamanya tadi?.

"Theo?!" panggil Raynaa untuk menyadarkan putranya.

"Kay, telfon papa" suruh Raynaa dan langsung Sky menyambar ponselnya untuk menelfon.

Raynaa terus memanggil nama Theo dan mencoba menahan kedua tangan anaknya agar tidak menjambak rambutnya sendiri.

"Papa menuju kesini" ucap Sky sedikit terisak.

Melihat Kakaknya menahan sakit, Sky tidak sanggup melihatnya. Sky memundurkan tubuhnya pada sisi ranjang dengan pandangan kosong, namun dengan air mata yang mengalir deras.

Sky menangis.







***

Yey! Terima Kasih atas vote kalian♡

10★?





Raynxelll

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang