ツ|Chapter 15

111K 18.5K 1.5K
                                    

sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ
ᴠᴏᴛᴇ , ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ , ғᴏʟʟᴏᴡ

Tidak terasa. Hari perlombaan semakin dekat. Hari ini sudah hari Rabu.

Axel, Eros, Ghevan dan Valetta selama beberapa hari belakangan ini memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin.

Bahkan sekarang mereka masih sibuk latihan di ruang band walaupun jam istirahat pagi hampir selesai.

Beberapa murid mengintip dari luar. Memperhatikan empat manusia yang terlihat keren di dalam ruangan.

"Aku jatuh cinta lagi sama kak Eros... Kalem-kalem pas main bass, bikin hati cenat-cenut..."

"Ghevan kelihatan bebas banget pas main drum, senyumnya berhasil menyinari hidup gue."

"Axel... Kyaaa!!! Prince charming banget kalau dia lagi main keyboard!"

"Suara Valetta kece bener, kayak cool gitu, sambil main gitar lagi, berdamage habis!"

"Valetta udah resmi masuk Eclipse?" tanya seorang murid.

"Seharusnya udah pasti. Kan mereka mau ikut lomba di bawah nama Eclipse, enggak mungkin Valetta cuman numpang doang," sahut seseorang.

"Sebagai Eclipsian setia, gue sih setuju kalau Valetta masuk ke bandnya, suaranya enak, apalagi dibawa rock gitu, aish..."

Valetta menghembuskan napas lelah saat musik berakhir. Cepat-cepat Valetta menyingkirkan gitar elektriknya dan berjalan ke arah sofa.

Lagu yang mereka bawakan bukanlah lagu melow seperti genre yang biasa Valetta nyanyikan di kafe. Energi Valetta cukup terkuras setelah menyanyikan lagu tersebut berulang-ulang kali.

Maklum, mereka ngebut hari ini untuk menyempurnakan. Besok, Valetta tak perlu lagi bernyanyi seenergetik hari ini. Besok, Valetta diperkenankan untuk beristirahat.

Axel merebut sebotol air dari Ghevan.

"Lah, botol gue!"

"Ngalah sama Valetta, dia capek."

"Gue juga ca-"

Axel menatap Ghevan sengit. Ghevan pun diam. Eros menepuk pundak Ghevan, "Udahlah, kita ke kantin aja beli yang baru."

"Val, ini air." Axel menyodorkan air tersebut pada Valetta.

Valetta mengambilnya, "Makasih."

"Sama-sama," ujar Axel, duduk di samping Valetta.

Valetta memejamkan matanya, setelah minum tenggorokannya terasa lebih lega.

"Besok, lo gak perlu nyanyi kayak gini, besok istirahat aja, mungkin bahas beberapa persiapan."

Valetta mengangguk, "Pakaian yang dipakai udah pasti, kan? Kemeja putih, dasi hitam, celana hitam."

"Iya, pakainya dari rumah, nanti kita kumpul di sekolah dulu sama anak-anak lain yang juga ikut lomba di SMA Atlanta," jelas Axel.

"Lexa berarti ikut juga?" tanya Valetta.

"Iya, dia ikut lomba basket putri, kalau gak salah dia tanding jam satu siang, kalau kita jam sebelas."

Beberapa murid yang masih mengintip di jendela terlihat kaget.

"Axel ngomongnya panjang bener..."

Indigo Tapi Penakut | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang