sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ
ᴠᴏᴛᴇ , ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ , ғᴏʟʟᴏᴡBeberapa part drama di chapter ini telah dihapus 🙏 selengkapnya hanya ada di versi novel.
ツ
Para penonton sudah mulai memasuki ruang teater. Tidak semua penonton berasal dari SMA Landon Hills. Juga tidak semua penonton adalah murid, beberapa dari mereka merupakan guru yang mengajar.
Bahkan Ibu Mella terlihat duduk di kursi paling depan. Sangat menantikan penampilan murid-murid kelasnya. Walau dalam hati sudah merasakan ada hal yang tidak beres.
Di belakang panggung. Sekretaris Kelas sedang stres. Ia memejamkan matanya sejenak sebelum menatap satu persatu murid yang akan tampil di panggung nantinya.
"Gue tidak lagi berharap apapun. Terserah kalian nanti tampilnya kayak gimana. Yang penting harap normal, paham?"
"Nevermind, gue udah tau drama ini gak akan berjalan normal, tapi setidaknya kalian berjuang untuk normal, oke?"
Kenapa Sekretaris yakin? Karena tadi gladi resik mereka hancur. Genre drama mereka benar-benar berubah menjadi komedi. Apalagi kebanyakan dari mereka tidak menghafal naskah, entah apa yang mereka lakukan sampai serempak lupa.
Semuanya mengangguk. Kecuali Ono, Axel dan Wakil Ketua Kelas. Mereka terlalu sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Ono lelah mengenakan dress yang menyusahkan dan terkutuk. Axel masih berpikir bagaimana cara menghindar dari Cinderella untuk bersatu dengan Lady Tremaine. Sedangkan Wakil Ketua sebentar lagi akan masuk ke alam mimpi.
"Mbak Sekre, lima menit lagi mulai," panggil salah satu murid. Sang Sekretaris pun pergi meninggalkan teman kelas lainnya, ia sudah mempasrahkan takdir drama Cinderella ini.
Sekretaris hanya akan berusaha sebaik mungkin untuk menjalankan tugasnya sebagai narator.
"Selamat datang di pentas seni SMA Landon Hills!"
Sorak-sorai penonton terdengar jelas. Jantung para murid kelas XI IPA 3 mulai berlomba-lomba.
"Cinderella mana oi!" pekik Putri terburu-buru. "Bajunya gue lemparin kopi dikit lagi!"
Ketua Kelas datang dengan wajah sedikit lelah, capek dari tadi dipanggil sana-sini karena pada mau ngotorin kostumnya.
Putri mengambil ancang-ancang dan menciprat kopi ke kostum Cinderella. Katanya sih biar tambah terlihat seperti babu.
"Woi! Itu Raja kenapa masih tidur njir! Bangunin!" seru murid lain kala melihat Wakil Ketua Kelas sudah terbaring di lantai dengan damai.
"Mia udah jangan main-main di lantai lagi! Nanti kostumnya kotor!"
Mia mendongakkan kepalanya. "Mia cuman mau coba nyihir semutnya jadi gajah, enggak boleh ya?"
Dan mata Mia mulai basah. Murid yang tadi meneriaki Mia seketika panik. Rasa takut menggerogoti hatinya, ia dapat merasakan tatapan tajam pawang Mia menusuk dirinya.
"Boleh kok, boleh! Cepat sihir semutnya! Kabarin kalau udah jadi gajah, ya!"
Mia tersenyum lebar. "Oke! Nanti Mia kabarin, tapi Mia rasa... Mia perlu minta tolong Papa sama Mama Mia buat eksperimen
"SEMUA SIAP-SIAP! DUA MENIT LAGI MULAI MASUK KE PANGGUNG! MANA CINDERELLA!"
ツ
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Tapi Penakut | END
Teen Fiction"Gue jadi ekor lo, boleh?" - Axelleon Kastileo. *** Axel itu seorang indigo, tapi dia penakut. Setiap hari Axel harus olahraga jantung dan menangis di dalam hati. Untung saja dirinya sudah terlatih untuk b...