ツ|Chapter 27

90.3K 17.8K 4.4K
                                    

sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ
ᴠᴏᴛᴇ , ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ , ғᴏʟʟᴏᴡ

ϙᴜᴇsᴛɪᴏɴ:
ᴋᴇɴᴀᴘᴀ ᴋᴀʟɪᴀɴ ᴅɪ sɪɴɪ?

"MIA MAU JADI ANTAGONIS!" Mia bergelantungan di kaki Ono.

Ono menghela napas panjang, "Lo kalau mau jadi antagonis jangan lapor ke gue, lapor ke si sekre."

Mia menoleh ke arah Sekretaris. Sekretaris Kelas terlihat sangat fokus membaca naskah drama. Mia menggeleng, "Nanti Mia dibunuh."

Ono lagi-lagi menghela napas panjang. Dia juga ingin sekali ganti peran. Bagaimanapun, Ono adalah laki-laki yang maco. Bagaimana bisa dirinya mendapat peran Anastasia, kakak tiri Cinderella? Dimana harga dirinya?

Mia mengerucutkan bibirnya. Menoleh ke arah Valetta yang sedang membaca naskah di samping Axel. "Mia pengen jadi Mama tiri Cinderella... Mia gak mau jadi peri yang pakai sayap... Nanti Mia dibilang mirip Mimi Peri, gimana?"

Ono mengangkat tangannya dengan ragu, ia menepuk kaku kepala Mia. "Lo cocok jadi peri, baik. Kalau jadi antagonis, lo terlihat terlalu polos. Enggak bakal ada yang berani bilang lo mirip Mimi Peri. Ada gue."

"Serius?" tanya Mia ragu-ragu. Ono mengangguk.

Mungkin kalian bingung kenapa bendahara kelas XI IPA 3 berbeda dari bendahara biasanya. Karena pertama, Mia punya skill menangis yang dapat membuat semua murid kasihan dan berakhir membayar uang kas. Kedua? Ada pawang yang galak. Siapa lagi pawang itu kalau bukan Giono.

"INI DRAMA ENGGAK BAKAL BISA DIBAWA SERIUS, NJIR!" Sekretaris Kelas mengamuk. Sebenarnya dia tidak ngamuk. Bawaannya saja yang galak.

"Enggak apa-apa, kita bawa bercanda aja," sahut Ghevan yang sudah semangat memerani perannya sebagai Jaq. Ia sudah menerima kenyataan.

Bagi Ghevan, jadi tikus pun ia masih bisa tampan. Lagi pula Ghevan tidak disuruh merangkak di atas panggung. Tikus yang satu ini dapat ia perankan walau berdiri.

Sedangkan Eros masih terlihat tidak percaya akan menjadi tikus. Sesekali ia melirik naskah lalu buang muka seraya menghela napas sepanjang-panjangnya.

Pasti setelah drama ini, Shavira akan melihat Eros dengan mata yang berbeda.

Axel? Dari tadi matanya memperhatikan perempuan di sampingnya yang akan berperan sebagai Lady Tremaine.

"Lo enggak baca naskah lo?" tanya Valetta dengan mata yang masih memperhatikan naskahnya.

"Gue udah familiar sama cerita Cinderella. Bagian-bagian gue juga gak rumit banget, nanti aja."

Memperhatikan lo sekarang merupakan kegiatan yang lebih menarik, lanjut Axel dalam hati.

"Ohh..."

Di tengah kelas ada Wakil Ketua yang sedang tertidur di atas naskahnya. Pasti dia belum membaca naskah sama sekali. Biarlah, karakternya juga tak banyak bicara.

"BANGUN!" Ketua Kelas menendang kursi Wakil Ketua hingga Wakil Ketua jatuh.

Perlu kalian ketahui kalau Ketua Kelas XI IPA 3 itu perempuan, bukan laki-laki.

"BACA NASKAHNYA!"

"Apa sih... Gue gak baca juga udah bisa!"

"COBA!"

Indigo Tapi Penakut | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang