"She belongs to me."
Suara tepuk tangan riuh mengisi ruangan setelah Haekal baru saja menyelesaikan nyanyiannya dengan membawakan lagu dari boyband one direction berjudul steal my girl. Ia membawakan lagu tersebut dengan sangat baik dan amat merdu hingga membuat para penonton merasa terbius dengan suara indah Haekal.
"Kak Ekal suaranya bagus banget," ujar Rini sembari menatap kagum ke arah Haekal yang tengah berjalan kemari.
"Dulu ibu-nya nelen kaset kali ya makanya anaknya punya suara sebagus itu," imbuh Tiara.
Karel berdecak pelan. "Yaelah lo belom dengerin suara gue si. Haekal mah lewat dah pokoknya," ujar Karel dengan penuh percaya diri.
Tiara beralih menatap Karel. "Iya kah? Coba nyanyi," titahnya.
"Jangan disuruh nyanyi dia Ra. Selera dia mah lagu koplo, pasti bukan lo banget," ujar Juni sembari menahan tubuh Karel yang hendak berjalan menuju panggung.
Mereka pun tertawa karena ucapan Juni. Sedangkan Karel hanya berdecak kesal.
"Karel, si Miki urusin nih. Dari tadi ngikutin Mami mulu," ujar Zahra tiba-tiba sembari membawa seekor kucing anggora berwarna putih.
Tiara lantas menatap kagum pada kucing yang berada di gendongan ibu Karel.
"Laper kali dia," ujar Karel sambil mengambil alih tubuh kucingnya.
"Ya kamulah yang ngasih makan. Mami mau ngurus tamu Papi kamu." Setelah berucap demikian, Zahra pergi meninggalkan teman-teman Karel.
"Kok udah gede aja si Miki?" tanya Rini.
"Gue kasih makan ya gede lah," sahut Karel.
"Mau gendong dong," pinta Tiara tanpa mengalihkan pandangannya dari kucing Karel.
Karel terkekeh geli melihat wajah imut Tiara yang gemas dengan kucingnya. Ia pun meletakkan Miki ke atas meja agar Tiara dapat menggendong tanpa mereka harus bersentuhan. Bisa-bisa Karel kena timpuk lagi karena menyentuh yang bukan mahramnya.
"Hellow Miki, aku Tiara," sapanya pada kucing Karel yang kini sudah berada di gendongannya.
"Bingung mau gemes ama kucingnya atau yang gendong," ujar Karel.
Sontak Rini memukul bahu Karel hingga menimbulkan suara. Karel lantas meringis kesakitan sembari mengusap bekas pukulan Rini pada bahunya.
"Sakit Rin astaghfirullahal'adzim."
"Beli kucing kaya begini di mana, Kak?" tanya Tiara.
"Kucing nemu itu, sekitar lima bulan yang lalu tuh kucing diambil si Karel," sahut Haekal.
Tiara membulatkan matanya terkejut. "Kucing sebagus ini nemu?"
"Kalo mau ambil aja, Ra." Tiara sontak menatap Karel dengan mata membinar.
"Boleh?"
"Apasi yang nggak boleh buat lo."
Juni dan Haekal saling adu pandang kemudian membuat gerakan lagaknya muntah karena geli.
Tiba-tiba senyuman Tiara luntur seketika ia teringat sesuatu akan suatu hal. Tiara memindahkan kembali kucing anggora dari gendongannya ke atas meja.
"Enggak jadi deh. Kata Bapak kalo melihara kucing nanti susah hamil," ujar Tiara.
"Bapak lo bisa bunting, Ra?" tanya Haekal.
Juni membekap mulut Haekal menggunakan tangan kanannya. "Lo kalo otaknya kosong mending diem aja deh, malu-maluin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka Untuk Tiara
Teen Fiction"Selain dilahirkan untuk menyembah Allah bukankah kamu juga dilahirkan untukku?" Tiara tak menyangka akan bertunangan dengan Raka yang berstatus sebagai guru bahasa Inggris di sekolahnya. Tiara memang menyukai Raka, tetapi ia tidak dapat memaksakan...