dua puluh empat

2.1K 235 23
                                    

Raka menghentikan mobilnya begitu sampai di depan toko hewan peliharaan. Ia pun melepaskan sabuk pengaman lalu keluar dari mobilnya. Tiara lantas kembali mengikuti arah jalan Raka. Ia membawa hamsternya lalu keluar dari mobil.

"Mas, mau ngapain?" tanya Tiara.

"Beli kandang," sahut Raka sembari membuka pintu masuk toko.

Bel pun berbunyi ketika pintu terbuka. Beberapa atensi langsung tertuju pada Raka yang baru saja masuk. Beberapa kaum hawa yang melihat kedatangan sosok tampan seperti Raka pun langsung memperhatikan Raka dengan tatapan memuja.

"Liat deh, tuh cowo ganteng banget."

"Gila tinggi bener tu cowo."

Tiara yang mendengar bisikan-bisikan dari beberapa wanita di dalam toko pun langsung berjalan di sebelah Raka. Raka tampaknya tidak begitu memperdulikan ucapan beberapa wanita yang menatapnya, ia hanya fokus mencari kandang hamster yang bagus untuk peliharaan baru Tiara.

"Mau warna apa?" tanya Raka pada Tiara.

"Item aja biar netral," sahut Tiara seraya menunjuk kandang hamster berukuran sedang yang berada di atas rak.

Raka pun mengambil kandang yang dimaksud tanpa susah payah mengingat tubuh tingginya. Setelah menemukan kandang, mereka pun berlanjut mencari bahan pakan dan beberapa serangkaian alat pembersih seperti sikat halus, sisir, dan sabun khusus hamster.

"Lucu banget liatnya."

"Pasti kakak berbakti banget sama adeknya."

"Cocok banget jadi suami gue, anjay."

Tiara rasanya ingin sekali menyumpal mulut wanita-wanita yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Raka menggunakan kaos kaki Ramdan yang sudah lama tidak dicuci. Ia pun merapatkan tubuhnya pada Raka lalu tersenyum manis.

"Sayang, Rara sama Kara udah nggak sabar pengen pindah rumah. Ayo buruan milih sabunnya!" ujar Tiara dengan sedikit mengeraskan suaranya agar dapat didengar oleh para wanita yang sedari tadi memperhatikan Raka.

"Say--ah, sebentar." Raka sepertinya paham dengan maksud Tiara yang ikut merasa risih dengan tatapan aneh dari beberapa wanita yang sedari tadi memperhatikannya.

Begitu selesai memasukkan barang-barang yang diperlukan, Tiara pun menggandeng tangan Raka ketika melewati para wanita tadi. Ia tersenyum sinis lalu berjalan menuju kasir bersama Raka.

"Jangan gandengan, belum mahram," ujar Raka setelah melewati para wanita tadi.

Tiara terkekeh pelan lalu melepaskan tangan mereka. "Eheheh, betah jadinya."

"Kenapa Mas, ah susah lidah aku manggil Mas, gampang manggil Pak."

"Senyaman kamu saja."

"Mas Raka ngapain beli apartemen?" tanya Tiara.

Raka mengulurkan kandang hamster lalu keranjang berisikan perlengkapan khusus hamster pada kasir.
"Bukan urusan kamu," sahut Raka.

Tiara lantas mengerucutkan bibirnya kesal dengan tanggapan Raka. "Kan aku kepo."

"Hm."

"Mas, emang iya, kalo apartemen lagi berantem bakal jadi aparmusuh?"

***

Lagi-lagi hujan kembali mengguyur wilayah Jakarta dengan deras. Raka mengantarkan Tiara pulang setelah selesai dengan urusan mereka. Nampaknya Hendra belum pulang dari kantor ketika pintu gerbang masih tertutup rapat. Raka tengah sibuk mencari-cari payung dari dalam mobilnya untuk mengantarkan Tiara masuk ke dalam rumah.

Raka Untuk TiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang