Keseharian menjadi istri sah Raka memang masih asing dan aneh bagi Tiara sendiri. Bangun pagi yang biasa sekasur sendiri, kini ia begitu buka mata sudah ada sang suami terlelap di sampingnya. Tiara sudah berhenti memasak makanan aneh lagi setelah bertunangan dengan Raka beberapa tahun lalu. Raka sendiri terkadang masih kerap menunjukkan sifat dinginnya, tetapi ia tak ragu-ragu bila ingin menunjukkan sifat bucinnya pada Tiara. Seperti sekarang ini, Raka tengah menemani Tiara memasak di dapur.
"Tolong potongin wortel sama jagungnya, Mas. Potong wortelnya dadu kecil-kecil, ya."
Raka pun mengangguk dan mengambil pisau serta beberapa jagung dan wortel lalu memotongnya sesuai perintah Tiara. Dengan telaten Raka memotong wortel tanpa kesulitan sedangkan Tiara sedang menunggu air mendidih serta mengocok beberapa telur sebagai bahan utama sup sebagai menu sarapan pagi ini.
Setelah masakan siap semua, keduanya pindah tempat menuju meja makan. Memang hanya berdua tetapi rasanya tetap ramai karena mulut Tiara yang tiada hentinya berbicara dengan cerita anehnya.
"Ih, Kara sama Rara udah makan belum, ya?" tanya Tiara yang khawatir akan hamster-nya yang masih ditinggal di rumah keluarganya.
"Hubungi nanti aja, kamu makan dulu," titah Raka.
Setelah makan, keduanya kini hanya duduk berdua di sofa dengan pikiran masing-masing serta secangkir kopi di tangan Raka. Hawa canggung masih mengisi kesunyian sampai akhirnya Tiara teringat akan satu hal.
"Mas."
"Hm?"
"Mau honeymoon, gak?"
"Uhuk!" Raka seketika tersedak kopinya yang masih panas masuk ke dalam tenggorokannya. Tiara sontak langsung mendekati Raka dan mengambil alih gelas kopi untuk diletakkan di meja kemudian ia tepuk-tepuk pelan punggung Raka.
"Ahk, panas," keluh Raka.
"Kenapa si, minum kopi aja heboh," ujar Tiara dengan diakhiri kekehan kecil.
"Bulan madu? Kamu mau?" tanya Raka.
Tiara mengangguk semangat. "Mau-mau! Aku mau ke luar negeri, aku mau ke Korea untuk ketemu oppa-oppa ganteng!" sahut Tiara dengan antusias.
Raka menatap datar gadis itu. "Kamu paham konsep bulan madu gak si, hm?" tanya Raka.
Tiara mengangguk lagi. "Tau dong, bulan madu itu kaya tour gitu 'kan? Kita jalan-jalan abis nikahan?"
Tangan Raka terulur ke wajah Tiara, dicubitnya gemas pipi Tiara hingga membuat gadis itu meringis.
"Aduh, sakit!"
"Gemes Mas tuh sama kamu. Serasa nikahin anak kecil," ujar Raka sembari mengusap pelan pipi yang sempat ia cubit.
"Kenapa si emang? Bener 'kan bulan madu tuh jalan-jalan?"
Raka mengangguk. "Iya, besok kamu bakal tau maksudnya bulan madu itu apa."
***
JENG!!! AKU ADA KABAR GEMBIRA!!!
GIMANA MENURUT KALIAN KALAU CERITA INI BAKAL TERBIT?! ADA YANG MAU BELI?AKU BAKAL MENERBITKAN CERITA RAKA UNTUK TIARA TAUN INI!!!!
SEMOGA KALIAN BERMINAT YA!
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka Untuk Tiara
Teen Fiction"Selain dilahirkan untuk menyembah Allah bukankah kamu juga dilahirkan untukku?" Tiara tak menyangka akan bertunangan dengan Raka yang berstatus sebagai guru bahasa Inggris di sekolahnya. Tiara memang menyukai Raka, tetapi ia tidak dapat memaksakan...