Tiara melipat mukenanya kemudian ia simpan ke tempat semula. Setelah selesai menjalankan salat subuh, Tiara pun membuka ponselnya untuk melihat notifikasi pesan yang masuk. Ia mengerutkan keningnya begitu melihat pesan WhatsApp dari Rini yang cukup banyak. Di bawahnya terdapat pesan masuk dari grup kelas yang sepertinya semalam telah terjadi perbincangan panjang melihat banyaknya pesan yang masuk ke ponselnya.
Rini
Ra!
Coba buka grup!
Ih udah tidur ni anak.
[Sent a picture]
Kamu dapet 83!
Araaa ih!
Nilai kamu di atas kkm!
Tiara!
Selamat!!Begitu membaca seluruh isi pesan, Tiara menutup mulutnya dengan tangan kanannya karena tak percaya dengan apa yang ia lihat pagi ini. Ia tertawa lalu memanggil ayahnya berkali-kali karena terlalu senang mendapat nilai bagus dalam bahasa Inggris sepanjang sejarah hidupnya. Ia keluar kamar dan turun ke lantai bawah untuk menghampiri Hendra.
"Ya Allah. Anak cewe nggak pantes ah teriak-teriak begitu," tegur Hendra setibanya Tiara di ruang keluarga.
Tiara mengabaikan pesan Hendra dan memilih untuk mendudukkan dirinya di sebelah Hendra lalu menunjukkan layar ponselnya.
"Bapak suruh ngeliat apaan?" tanya Hendra.
Tiara mendengkus pelan. "Tiara dapet nilai 83 di bahasa Inggris," pamernya dengan bangga.
"Ya terus?"
"Ih Bapak mah ... anaknya dapet nilai bagus ini. Puji kek, seneng kek, responnya gitu amat ama anak sendiri," keluhnya kesal.
"Oalah. Iya dah cakep-cakep, mau hadiah apa?" tanya Hendra.
Tiara terkekeh pelan. Ini yang ia suka dari ayahnya. "Boleh minta apa aja, nih?" tanya Tiara.
"Hooh. Kaya sama sapa bae kamu mah. Asal jangan minta emak baru, ntar ditinggal nikah nanges."
Tiara tersenyum senang lalu mendekatkan bibirnya ke telinga kiri Hendra, "Undang keluarga Pak Raka buat dinner bareng dong ...."
***
Raka mengangkat panggilan telpon dari ayahnya lalu ia dekatkan ponselnya ke arah telinga kanannya.
"Halo, Pah?"
"Nanti malam sibuk tidak, Ka? Om Hendra mengundang keluarga kita untuk makan malam bersama."
Raka memijat pelipisnya pelan sembari menimang-nimang ajakan calon besannya itu. Ia memang memiliki banyak waktu kosong, hanya saja ia tidak begitu tertarik dengan undangan Hendra untuk ikut menghadiri acara makan malam bersama yang pastinya mempertemukannya dengan Tiara.
"Raka?"
"Insyaallah jika tidak ada kendala, Pah." Begitulah jawaban yang mampu Raka sampaikan.
Setelah berbincang sejenak dengan ayahnya, Raka bangkit dari duduknya hendak keluar kamar untuk menyiapkan sarapannya sebelum berangkat ke sekolah untuk mengawas ujian terakhir hari ini. Setelah ujian seminggu lebih, tak terasa sebentar lagi ia harus ikut serta membantu agenda beberapa hari yang akan datang yakni acara perkemahan. Tak terasa pula Tiara sebentar lagi kelas dua belas yang artinya dalam waktu tak lama ia harus menyiapkan mental untuk menjalin hubungan dengan Tiara. Itupun jika ia mau (?)
Raka kembali melanjutkan mengenakan pakaian sebelum ke sekolah. Setelah selesai bersiap Raka merapikan tas kerjanya hingga tiba-tiba bel apartemennya berbunyi membuat ia menghentikan aktivitasnya. Ia berjalan menuju pintu masuk tanpa mengecek siapa yang datang. Begitu melihat siapa yang datang, Raka menghela napas berat lalu menatap datar sang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka Untuk Tiara
Novela Juvenil"Selain dilahirkan untuk menyembah Allah bukankah kamu juga dilahirkan untukku?" Tiara tak menyangka akan bertunangan dengan Raka yang berstatus sebagai guru bahasa Inggris di sekolahnya. Tiara memang menyukai Raka, tetapi ia tidak dapat memaksakan...