- Ada Apa? -

520 101 32
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Kun pulang ke rumah setelah hujan reda, dia dan Sejeong berpisah di taman tadi. Setelah mendengar ucapan dari saudara kembar Doyoung itu, dia sedikit mengerti kenapa Relly semarah itu.

Ketika dia masuk ke rumah, tiga orang sudah menunggunya di sana sambil melipat kedua tangannya di dada. Kun kemudian menundukkan kepalanya dan terus berjalan menuju kamarnya.

Namun, sang adik bangkit dan menariknya untuk duduk di sana. Dia mulai ketakutan, kedua tangannya saling bertautan dan dia masih setia menunduk.

Irene dan Suho tiba-tiba mendekatinya dan duduk di sebelah pemuda itu sambil tersenyum. Kun masih diam, dia mulai gemetaran setelah kedua orang tuanya datang.

Irene tiba-tiba saja memeluknya dengan erat, pemuda itu sedikit terkejut akan perlakuan Ibunya. Bahkan Suho pun ikut memelukknya, rasa kagetnya menjadi semakin besar.

"Terimakasih, Sayang," ujar Irene kemudian mencium pipi anak pertamanya itu. Namun, Kun tetap saja masih menundukkan kepala takut.

"Jangan takut, kami tidak akan memukul atau menyiksamu mulai sekarang," ujar Suho mengusap lembut rambut anaknya.

"Papah sama Mamah benar, Kak," timpal Jaehyun. Kun sontak mengangkat kepalanya mendengar sang adik memanggilnya 'Kakak'

Apa ini? Apa dia sedang berada di alam mimpi? Jawabanya tidak! Kun masih ada di alam nyata.

"Kalian kenapa? Kenapa tiba-tiba baik padaku?" tanya Kun, mereka tahu bahasa isyarat yang Kun berikan. Irene terkekeh dan kembali memeluk Putranya dengan hangat.

"Kamu akan tahu sebentar lagi, kami berjanji tidak akan menyiksamu setelah ini. Kami akan menjagamu, Nak," tegas Irene bahagia. Kun hanya diam dan tersenyum. Ini pertama kali sang Ibu memeluknya setelah 18 tahuh hidup.

'Jadi, begini rasanya di peluk oleh Mamah? Jaehyun pasti merasa hangat sewaktu dia masih kecil karena, Mamah selalu memeluknya' batin Kun.

"Yaudah, Jaehyun, antar Kakakmu ke kamarnya," perintah Suho. Jaehyun kemudian bangkit dan menuntun Kun menuju lantai dua untuk ke kamar barunya.

Anak itu bahagia dengan perubahan keluarganya, meski dia tidak tahu apa sebabnya orang yang selama ini menyiksanya berubah menjadi sosok hangat bak malaikat.

"Kakak, istirahat, ya. Nanti aku ke sini lagi," ujar Jaehyun tersenyum. Kun pun membalas ucapan adiknya sambil mengangguk. Setelah itu Jaehyun kembali ke bawah menemui kedua orang tuanya.

Sejujurnya Kun masih tidak mengerti akan hal ini, dia seperti mengalami mimpi buruk namun, sebenarnya ini nyata dan bukan imajinasinya.

Semua pelayan sibuk memindahkan barang-barang milik Kun ke kamar barunya. Bi Sunny menemani pemuda itu di kamarnya. Dia tak henti tersenyum tak kala melihat barang miliknya ditata di sana dengan rapi

Qalifa [Qian Kun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang