- Pergi -

342 61 147
                                    

Dua minggu berlalu setelah Kun menjalani operasi, dia sudah masuk sekolah dua hari setelah dipulangkan. Dia tak pernah mengira akan memiliki banyak teman meskipun dia sudah bisa melihat dengan normal lagi. Tapi nyatanya, hal itu justru sama saja. Dia semakin dibully, karena dia anggap terlalu egois. 

Seminggu dia masuk sekolah semua biasa saja, Relly masih ada di sampingnya untuk membantunya melawan siapapun yang membully dirinya. Namun hari ini, dia harus bisa melawan sendiri. Relly sudah pergi untuk lombanya. 

Taeyong dan yang lainnya sebisa mungkin menjaga Kun dari anak-anak nakal di sana, terutama Jaehyun. Jaehyun kesal apalagi ketika menatap mata yang dia tahu milik siapa. Seandainya Sejeong tak ada di samping anak itu, mungkin saja dia akan memberitahu Kun siapa yang sudah mendonorkan mata untuknya. 

Tak ada Relly, namun ada Sejeong, Yuta dan Taeyong yang bisa menjadi penerjemah anak itu. Beruntungnya Sana, Yerin dan Ten, mereka tak harus terlihat bodoh di depan banyak orang. 

Setelah Doyoung pergi selama ini, Kun sedikit merasa aneh. Tak biasanya Doyoung absen untuk menyiksanya dan mempermalukannya di sekolah ataupun di rumah. Namun dua minggu ini, dia bahkan tak melihat anak laki-laki dari Bayu itu. 

"Sejeong, Doyoung ke mana?" 

Melihat bahasa isyarat yang Kun berikan membuatnya terdiam, pun dengan Taeyong dan Yuta. Sedangkan ketiga manusia yang menatap mereka hanya diam menanti jawaban. 

"Dia lagi ada kegiatan di luar kota," balas Sejeong berbohong. 

"Dengan Jaehyun? Lalu kenapa adikku tidak pergi?"

Lagi, Sejeong terdiam. Tak tahu harus memberi alasan apa lagi pada saudara sepupunya itu. 

"Nggak, Jaehyun nggak ikut. Cuman Doyoung aja yang dikirim," lagi-lagi Sejeong berbohong padanya. 

"Kun, maaf," batin Sejeong. 

"Gue berasa bego banget," sahut Yerin tiba-tiba. 

Semua menatapnya meminta penjelasan atas ucapannya itu. "Gue nggak paham Kun bilang apa."

"Yer, belajar makanya," ucap Yuta. 

"Susah, lo kira gampang!"

"Gampang. Kalau lo mau serius."

"Serius? Jangan dulu, bang dedek masih sekolah."

Taeyong langsung menatapnya dengan kesal. "Anjing banget!" yang lain terkekeh mendengar dia mengumpat. 

"Bersyukur Relly lomba, jadi lo bisa liat Taeyong ngomong kasar," ucap Ten. 

"Bener. Kalau ada Relly sok polos sekali ketua kelas kita ini," timpal Sana. 

"Jaga image. Yakali, ganteng-ganteng ngomong kasar nggak baik," balasnya sombong. 

"Anjing'kan padahal aslinya kasar sekali," ucap Ten. Mereka terkekeh, pun dengan Kun yang ada di sana. 

"Ganteng, sih, tapi sayang bisu."

"Udah operasi mata, operasi tenggorokan lagi dong."

"Mau bilang nggak cacat, tapi cacat, gimana dong?"

"Didekatin sama Relly paling karena harta."

"Untung anak orang kaya."

"Gue kalau jadi Relly morotin, sih."

"Eh, tapi'kan nggak diterima sama keluarganya. Adeknya aja nggak mau akuin dia."

"Malulah punya kakak cacat!"

Byur! 

Sejeong tak tahan lagi dengan sindiran yang ditujukan untuk Kun dan Relly. Dia menyiram gadis-gadis dengan mulut sampah itu dengan segelas es di hadapannya. 

Qalifa [Qian Kun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang