- Secret -

500 87 64
                                    

Seminggu setelah kepergian Bi Sunny, kehidupan Kun kembali seperti dulu. Dia mulai ikhlas akan hal itu, dia tahu bahwa siapapun akan pergi jika waktunya sudah tiba.

Hari ini, lagi-lagi dia akan bertemu dengan Pak Lay, Om dari saudara Suho, Ayahnya. Sudah biasa bagi Kun sekarang, bahkan jika sang Om akan memberitahu satu sekolah jika dia memiliki hubungan keluarga dengannya.

Pak Lay masuk ke dalam kelas itu, namun baru satu kakinya melangkah. Seseorang sudah menariknya menjauh.
"Apa yang kamu mau?!" tanya Pak Lay. Orang itu tak menjawab dan terus menyeret sang guru IPA. Mereka sampai di rooptop gedung. "Apa maumu?" tanya Pak Lay dingin.

"Sudah kubilang Kun bukan tanggung jawabmu!" tegas orang tersebut.

"Dia anak dari Suho, itu artinya dia masih tanggung jawabku!"

"Bukankah Suho mengatakan kalau dia hanya memiliki satu anak, Jaehyun?" pertanyaan itu membuat Pak Lay diam. "Aku tak ingin sekolah ini menjadi kotor! Kun menjadi tanggung jawabku, bukan kamu!" tegas orang itu. Pak Lay tak menjawab pertanyaannya, orang itu melangkah pergi namun, baru beberapa langkah dia sudah berhenti. "Ingatkan pada Zoya untuk tidak berbuat hal aneh!" ucapnya lalu melanjutkan perjalannya yang sempat tertunda.

"Sial! Akan kurebut sekolah ini!" umpat Pak Lay dengan tegas. Dia kemudian pergi, kembali ke dalam kelasnya.

"Kamu tidak akan bisa seperti ini terus," ucap seseorang yang sedari tadi ternyata menguping pembicaraan.











😺😺😺

Jam pertama sudah selesai, kini bel istirahat berbunyi. Anak-anak berhambur keluar menuju kantin, pun dengan Relly dan yang lainnya. Pelajaran Pak Lay berjalan biasa saja sejak ancaman peringatan dari pria yang membawanya ke atap.

Taeyong juga ikut bergabung dengan mereka beberapa hari ini. Meskipun Yuta dan Ten tidak menyukai kehadiran sang ketua kelas secara tiba-tiba tapi, Relly menjelaskan maksud dari Taeyong.

Joy pun hanya sesekali ikut bergabung dengan mereka. Gadis itu sering menghabiskan waktu di perpustkaan dijam istirahat atau jam kosong. Mereka tak ingin mengusik Joy sebab, mereka tahu bahwa Joy harus belajar untuk masuk ke perguruan tinggi tahun depan.

"Kalian pesan apapun gue yang bayar," ucap Yuta.

"Widih, gajian lo?" tanya Sana.

"Habis dikirimin duit sama big bos dia nya," timpal Relly. Jelas gadis itu tahu apa yang Yuta alami, sebab Yuta sudah menjadi bagian dari keluarga Safaruddin meskipun hanya anak angkat.

"Yut, bisa kali kenalin gue sama adek lo," ucap Sana sambil menaik turunkan alisnya berkali-kali.

"Adek gue yang mana? Rendi? Lo mau jadi pedofil sejak dini?" tanya Yuta.

Sana menatapnya kesal. "Wintra anjir astagfirullah nggak boleg ngomong kasar tapi lo anjing, Yut!" ucapnya kesal mengundang tawa teman-temannya.

"Lo habis ngatain gue, fix nggak ada restu!" tegas Yuta bercanda.

"Eh, ampun kakak ipar. Ayolah beri Sana yang cantik ini restu dunia akhirat," ucapnya yang lagi-lagi mengundang gelak tawa teman-temannya termaksud, Kun di sana.

"Yaudah kerja kelompok di rumah Ayah aja, Yut," usul Relly. Yuta mengangguk Setuju.

"Alhamdulillah ya Allah, terimakasih sudah mengirim Relly sebagai sahabat hamba," ucap Sana bersyukur. Teman-temannya hanya menggelengkan kepala tak paham dengan si cantik nan polos itu.

Qalifa [Qian Kun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang