- Ekstra Part : Pulang Untuk Rumah -

551 72 173
                                    

Hari ini aku sampai di rumah dengan suasana hati yang bahagia, bagaimana tidak? Aku berhasil menjadi juara dilomba yang aku ikuti. Berapa itu kalian tak perlu tahu,kan? Hahaha, bercanda. Aku hanya juara 2.

Saat masuk ke rumah, sudah ada Taeyong dan temanku yang lainnya, bahkan Sejeong ada di sana. Aku menatap mereka dengan raut wajah bahagia, tapi tidak dengan mereka. Aku menaikkan kedua alisku ke atas, bertanya dalam hati kenapa raut wajah mereka seperti itu. Tapi, tunggu dimana Kun? Kenapa aku tak melihat laki-laki itu?

Ah, seperti Kun sedang sibuk di rumah Pak Sehun, tak apa. Nanti aku akan mengunjunginya. Lagi pula dia pasti masih asing jika pergi ke sini sendirian.

Papah dan Mamah muncul dari atas. Mereka menatapku sambil tersenyum, namun lagi-lagi itu bukan senyuman yang biasa aku lihat. Ada apa? Apa terjadi sesuatu saat aku pergi? Kenapa orang-orang sangat aneh? Atau mereka tak bahagia aku pulang? Entalah.

Aku berlari memeluk kedua orang tuaku, rasanya aku sangat merindukan mereka. Padahal baru seminggu lebih aku meninggalkan mereka.

Setelah aku memeluk mereka berdua, aku duduk di samping Yuta. Mereka menatapku dengan sendu, aku sampai mengernyit kening melihatnya.

"Woy! Lo semua kenapa?" tanyaku.

"Lomba lo gimana? Menang?" tanya Taeyong.

"Menanglah! Pak Sehun pasti bangga sama gue," ucapku sombong. Mereka tersenyum tipis mendengar ucapanku, tapi aku tahu jelas ini bukan senyuman yang selalu mereka perlihakan padaku. Aneh.

"Pacar gue mana, ya?" tanyaku.

"Hah? Sejak kapan punya pacar?" tanya Sana bingung.

Aku terkekeh, sudah jadi kebiasaan kalau aku ataupun Kun saling menganggap kekasih satu sama lain.

"Kun. Kun gue mana?"

Bukannya menjawab mereka malah terdiam, tatapan mereka semakin sendu. Aku tak tahu kenapa.

"Bersih-bersih sana, ganti baju. Ikut gue," ucap Taeyong.

"Dih mau kemana?"

"Mau nembak lo! Buruan atau gue nggak traktir di kantin seminggu."

"Otw kamar." aku langsung berlari cepat setelah mendengar bahwa Taeyong akan mentraktirku selama seminggu di kantin. Bahagianya hidup ini.

Aku memilih pakaian yang nyaman dan simple. Dan... Yap, pilihanku jatuh pada hoodie serta celana kain. Cukup begini saja, tak perlu berdandan yang berlebihan. Takut jika Kun cemburu atau justru semakin menyukaiku. Aaa, lucunya jika sampai dia cemburu.

Aku keluar setelap siap, di sana hanya ada Taeyong. Sepertinya yang lain sudah pulang. Hanya aku dan Taeyong yang akan jalan, kemana itu aku pun tak tahu.

"Udah, nih," ucapku.

"Yaudah, yuk." kami berdua langsung pamit pada Papah dan Mamah, lalu keluar menuju motor Taeyong. Selama perjalanan, aku tak begitu banyak bicara. Aku menikmati pemandangan kota yang tak kutemui beberapa hari lalu. Jujur saja, aku tak tahu ke mana Taeyong akan membawaku.

"Yong, kita mau ke mana?" tanyaku.

"HAH? APA, REL? NGGAK DENGER!"

Ah, aku lupa jika kita sedang naik motor. Aku menghela napas panjang. "KITA MAU KE MANA? MAU KE MANA?"

"OH, LIAT AJA NANTI." aku kemudian mengangguk, tapi bodohnya aku lupa kalau kita berdua sedang ada di atas motor.

Taeyong berhenti di salah satu kedai bunga, aku bingung kenapa dia berhenti di sini. Taeyong membeli bunga tabur satu plastik. Apa? Bunga tabur? bukankah bunga itu untuk pemakaman? Entalah, aku tak tahu. Terserah Taeyong saja.

Qalifa [Qian Kun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang