Sudah seminggu Kun terbaring tak berdaya di rumah sakit, tak ada yang tahu kapan laki-laki itu akan sadar. Relly juga tak ada di sampingnya sekarang, dia hanya bisa menatap gadis itu hanya beberapa minggu sebelum Relly pergi untuk menuntaskan tugasnya sebagai wakil sekolah.
Baik Suho maupun Irene tak pernah mengunjungi sang anak selama seminggu ini. Hanya ada Candra, Wenda, Sehun, Seulgi dan teman-temannya serta keluarga Relly yang bergantian menjaganya.
Relly sengaja tak diberitahu mengenai kondisi Kun, mereka takut jika hal itu justru menganggu konsentrasi Relly selama perlombaan.
Hari ini, giliran Ten dan Yuta yang menjaga Kun. Namun, keduanya belum juga muncul. Sepertinya mereka ada pelajaran tambahan di sekolah, mengingat beberapa bulan lagi mereka akan menjalani ulangan kenaikan kelas.
Di ruangan ini, Kun hanya sendiri dan sesekali dijenguk oleh suster untuk melihat keadaanya. Irene sama sekali tak bergerak hati untuk menjenguk sang anak, apalagi kejadian beberapa bulan lalu masih sangat membekas dihatinya hingga saat ini.
Tangan Kun bergerak, dia membuka matanya perlahan. Bola matanya tak menangkap siapapun di ruangan itu, Kun memegang jantungnya. Detakkanya cukup keras, bukan karena operasi. Dia bahkan belum menjalankan hal itu.
Kun mencari seseorang, namun tak dia temui. Setelah menjalani operasi mata beberapa waktu lalu. Kun bisa melihat Relly dan teman-temannya secara sempurna.
Siapa orang baik yang mendorokan mata untuknya pun, Kun tak tahu. Namun, hanya ada satu orang yang tak pernah dia lihat. Tapi, Kun berpikir bahwa orang itu tak mungkin ingin melihatnya.
Kun mencabut selang infusnya dan berjalan keluar, keadaanya sudah membaik sekarang. Dia ingin menghibur udara segara sekalian menemui seseorang yang dia cari.
Kini Kun berada di taman rumah sakit, matanya menjelajah melihat kota Makassar. Kota yang menjadi saksi, bahwa dia pernah dipukuli, dibully dan tak diinginkan ada di dunia.
Jalanan kota yang dilalui banyak kendaraan itu, nampak indah dimata Kun. Selama 17 tahun, dia akhirnya bisa menatap semesta dengan sempurna berkat orang baik itu.
"Relly." Kun bangkit ketika melihat gadis yang dia sangka Relly di seberang jalan sana. Laki-laki itu melangkah ingin menghampirinya.
Dia bahkan tak memperdulikan klakson mobil yang berbunyi secara terus menerus di depannya. Hingga di sampai di seberang sana, namun nihil, ternyata dia bukan Relly. Hanya seseorang yang memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan Relly.
Merasa risih, orang itu meninggalkan Kun. Kun yang tadinya bersemangat kembali lesu. Kun kembali melangkah untuk kembali ke taman rumah sakit.
Namun, lagi-lagi dia melihat Relly di seberang sana. Dengan percayanya Kun berlari dengan cepat. Bayang-bayang Relly muncul di depan matanya. Dia terlalu merindukan gadisnya itu.
Brug!
Suara hantaman keras terdengar ditelinga semua orang. Dengan cepat mereka berlari mengerumuni hal itu.
Kun baru saja menjadi korban tabrak lari dari oknum tak bertanggung jawab. Bukannya menolong, orang itu justru melarikan diri saat itu juga.
"Rumah sakit! Di depan rumah sakit! Bawa, bawa, cepat!" ucap lantang seorang Ibu-Ibu. Dengan segera orang yang tadinya berkerumun langsung mengangkat tubuh Kun masuk ke dalam rumah sakit.
Di sisi lain, Ten dan Yuta tengah berhenti ketika melihat segerombol orang-orang di tengah jalan. Namun, mereka tak terlalu memperdulikan hal itu dan langsung jalan masuk ke dalam rumah sakit. Mereka bahkan tak tahu kalau yang sedang dikerumuni adalah Kun, teman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qalifa [Qian Kun] ✔
Fanfic- BASED ON TRUE STORY ❝Dia Qalifa Kun, sang pengagum hujan dan senja yang dipandang rendah namun memiliki sejuta kelebihan❞ Rank position 1#relly 040521 15#azaleaspublisher 040521 14#azaleaspublisher 050521 12#azaleaspublisher 100521 10#azaleaspub...