- Good Bye, Laki-Laki Baik -

367 73 105
                                    

Sore ini, di langit Makassar awan tengah menghitam, sebentar lagi sepertinya hujan akan kembali mengguyur Ibu Kota Sulawesi Selatan itu. Sudah seminggu Doyoung dirawat di rumah sakit. Baik Tata, Bayu dan Sejeong tak ada yang bisa membujuk laki-laki itu untuk operasi. Dia tetap kekeh pada pendiriannya sejak awal.

Sejeong mendongak menatap langit yang tak berwarna itu. Sudah hampir seminggu ini hujan selalu turun di waktu tak tertentu tanpa bisa diprediksi, seperti sebuah isyarat yang entah untuk apa.

Setetes air jatuh kepipi Sejeong, detik berikutnya, hujan semakin turun dengan deras. Gadis itu menghela napas dan berlari masuk ke dalam rumah sakit. Syukur dia tak kehujanan dan membuatnya sakit. Sejeong tak mau menjadi beban pikiran kedua orang tuanya. Cukup Doyoung, dia jangan.

Gadis cantik bersurai panjang itu masuk ke dalam kamar Doyoung. Tak ada siapa pun di sana. Hanya ada Doyoung yang sibuk bermain ponselnya. Sadar sang adik ada di sana, Doyoung meletakkan ponselnya dan tersenyum pada gadis itu.

"Di luar hujan," ucap Sejeong.

"Kamu nggak kehujanan, kan?" tanya Doyoung.

"Nggak. Kakak, udah makan?"

Doyoung mengangguk pelan. Sejeong pun sama, dia duduk di samping Doyoung sembari memegang tangannya dengan erat.

Doyoung hanya menatapnya sambil tersenyum dengan wajah yang semakin pucat. Tak ada kabar baik dari laki-laki itu semenjak masuk ke rumah sakit.

Tak lama pintu dibuka, menampakkan Jaehyun berdiri di sana. Doyoung kembali melempar senyum pada laki-laki yang baru saja masuk ke dalam sana.

"Gimana? Udah sehat?" tanya Jaehyun.

"Seperti yang lo liat. Gue masih sama," balas Doyoung.

"Cepet sembuh! Kita bakalan ada turnamen," ucap Jaehyun.

Doyoung terkekeh pelan. "Iya, besok gue pulang kok."

"Darimana? Lo aja masih pucat gitu, mau balik!" tegas Jaehyun kesal. Doyoung hanya terkekeh mendengarnya.

"Lo masih berusaha dapetin Relly lagi?" tanya Doyoung.

Jaehyun mengangguk. "Gue nggak akan nyerah, dan gue butuh lo buat ikut siksa Kun, makanya buruan sembuh! Biasa juga kita siksa dia bareng."

"Dibilang besok."

"Cuih! Iya-iya percaya aja gue," balas Jaehyun terkekeh. Doyoung menggelengkan kepalanya sembari tersenyum menanggapi ucapan saudara sepupunya itu.

"Se, nanti malam cari angin di taman rumah sakit, yuk," ajak Doyoung.

"Tumben? Kenapa?" tanya Sejeong.

"Bosen di kamar. Kalau nggak mau, gue pergi sendiri," cetus Doyoung.

"Aleah, ngambek. Nanti makin jelek lo," godanya sembari mencolek dagu sang kakak. "Yaudah nanti malam kalau udah nggak hujan, ya."

Doyoung hanya mengangguk. Sudah seminggu di kamar membuatnya rindu dengan suasana luar. Apalagi Doyoung tipikal orang yang tak tahan berada di rumah tanpa keluar.

Jaehyun masih di sana, masih memainkan ponselnya sambil terkekeh. Doyoung dan Sejeong hanya bisa menggelengkan kepala saat melihat saudaranya itu.

Bohong kalau Doyoung tak tahu dengan siapa Jaehyun berhubungan sekarang. Ya, itu masih Joy, sahabat Relly sendiri. Jaehyun hanya menjadikan Joy sebagai pelarian sebelum Relly kembali ke dalam pelukannya lagi.

"Doy, Se, gue balik," ucap Jaehyun.

"Iya. Hati-hati lo!" ucap Sejeong.

"Siap. Doy, cepet sembuh! Gue tunggu kabar kepulangan lo besok!" tegas Jaehyun. Doyoung mengangguk sembari menaikkan kedua jempolnya ke depan.

Qalifa [Qian Kun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang