- All Feeling -

518 79 29
                                    

Seminggu sudah berlalu sejak kejadian acara perjodohan itu namun, Relly enggan berpikir untuk pulang ke rumahnya. Dia masih nyaman berada di rumah Omnya, belum lagi ada Yuta dan kedua sepupunya di sana yang bisa menemaninya kapan saja dia minta.

Dia juga selalu berangkat bersama dengan ketiga pemuda itu meskipun yang satu sekolah dengannya hanya Yuta. Tak kadang saat pulang sekolah Ten, Yerin dan Sana berada di sana. Sebab Om dan Tante gadis itu jarang ada di rumah jadi, hanya ada mereka berempat dan beruntung Yuta sebagai yang paling tua bisa menjaga mereka.

Joy? Dia jarang terlihat bahkan dia sama sekali tidak bertanya kenapa Relly dan Yuta selalu berangkat bersama selama seminggu ini.

Relly juga tidak peduli dengannya, dia merasa banyak rahasia yang gadis itu sembunyikan dan lagi dia juga mau mendengar penjelasan perihal apa yang Yuta dan nomor misterius itu kirim beberapa waktu lalu.

"Rell, kantin?" tanya Sana.

"Ayo, laper ini mau makan nasi kuning," ujarnya. Dua gadis cantik itu bangkit dan keluar berjalan menuju kantin. Namun, langkah berhenti saat mereka mendengar suara yang tidak asing sedang berbicara di balik tembok belakang kelas mereka.

Kedua gadis itu saling memandang satu sama lain seakan paham apa yang ada diotak mereka, keduanya mengangguk lalu berjalan perlahan ke sumber suara tersebut.

"Harusnya perjodohan itu batal!" ucap suara itu lantang.

"Kamu bisa tidak jangan keras-keras?! Kalau ada yang dengar bagaimana?!" balas manusia di hadapannya.

"Saya nggak mau tau perjodohan itu harus batal!" Relly dan Sana langsung berlari meninggalkan tempat itu ketika mereka sadar jika salah satu orang di sana akan pergi.

Kedua gadis itu berlari cepat menuju kantin, nafas mereka memburu satu sama lain. Setelah sampai di kantin keduanya duduk terlebih dulu sebelum memesan makanan yang mereka inginkan.

"Gila! Gue nggak salah dengar, kan? Astaga kejam banget!" tegas Sana tak percaya dengan apa yang dia dengarkan.

"Sama, San, gue juga nggak mikir kenapa sejahat itu mereka," ujar Relly membenarkannya.

"Wah, ini kasih tau tiga curut itu atau jangan?" tanya Relly lagi.

"Nggak usah, kita tunggu sampai perjodohan lo batal."

"Kalau batal berarti gue bisa balik ke rumah."

"Lagian lo kenapa nggak mau balik ke sana coba?"

"Gue masih kesal. Lagian di rumah Tante ada Rendi sama Wintra juga."

"Sepupu lo itu jomblo nggak sih?"

"Yang mana? Rendi? Lo mau jadi pedofil?"

"Heh! Wintra lah yakali adeknya."

"Oh, belum kayanya, suka lo?"

"Hehehe... Iya."

"Oh, dia nggak suka cewek lola kaya lo."

"Anjing!"

"Pesan sana, gue laper." dengan kesal Sana bangkit dan memesan makanan untuk mereka. Yuta dan Ten sedang sibuk mengurus osis sebab katanya, akan ada lomba yang diadakan di sekolah mereka minggu depan.

Sedangkan Yerin, dia belum datang mungkin akan terlambat. Karena memang masih sangat pagi, kantin pun masih sepi dari kakak kelas dan adek kelas lainnya.

Tak lama Sana datang membawa nampan berisikan makanan yang mereka mau sedangkan untuk minumnya sudah ada di depan mereka lebih dulu.

"Nih. Yerin belum datang?"

Qalifa [Qian Kun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang