[13] Kebenaran

488 89 23
                                    

~HAPPY READING~
Sebelum baca...
Vote dan Comment dulu(◠‿◕)
· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Jiyong melirik Jisoo yang berada di kursi penumpang. Wajah Jisoo terlihat menekuk tidak ada sepatah kata pun yang di ucapkan Jisoo sejak tadi. Hanya keheningan Jennie saja tidak berani berbicara dengan Jisoo. Sepanjang perjalanan terasa lebih jauh karena keadaan atmosfer yang canggung.

Jisoo yang menyadari dirinya sedang di lihat terlihat tidak nyaman.
"Ada apa?" Tanya Jisoo sambil melepas earphone yang ia gunakan.

Jiyong yang sadar bahwa sang adik sedang berbicara dengannya segera membuka topik pembicaraan. "Apa ada masalah?" Jiyong memastikan keadaan Jisoo

"Entahlah aku juga tidak tahu ini masalah atau bukan" Jisoo menyandarkan punggungnya lalu mengangkat kedua tangannya merenggangkan kedua otot tangannya yang kaku.

"Kalau ada masalah cobalah untuk terbuka. Aku ada di sini mendengarkan mu"

"Oppa kadang tidak semua masalah harus di bicarakan ada beberapa yang harus di pendam agar tidak ada masalah baru yang muncul" Ucap Jisoo yang terdengar puitis. Tiba tiba saja ia seperti ingin berbicara seperti itu.

"Tapi Jiso-" belum selesai Jiyong menyelesaikan ucapannya. Tangan Jennie mengehentikan ucapannya. Jennie tahu jika pembicaraan ini terus berlanjut bisa saja ada perselisihan yang terjadi.

"Sudahlah Jiyong. Biarkan Jisoo sendiri dia butuh udara segar bukan mendengar nasehat darimu"

Jiyong mengangguk mengiyakan ucapan Jennie. Lagi dan lagi perjalanan penuh keheningan. Setelah beberapa menit terjaga mata Jisoo menutup karena kelelahan. Jennie yang melihat Jisoo sedang tertidur segera membuka mantel yang ia gunakan dan memakainya di tubuh Jisoo.

"Tidak biasanya Jisoo seperti ini" Ucap Jennie, sambil menyalakan penghangat ruangan.

"Ku harap tidak ada hal buruk yang terjadi pada Jisoo, aku ingin dia hidup seperti remaja seusianya" Ucap Jiyong memperhatikan Jisoo yang terlelap dari kaca spion.

Jennie menggenggam tangan Jiyong. "Kau tidak perlu khawatir, selama kau ada di sisinya pasti tidak akan ada hal buruk yang terjadi padanya"

•••

Jungkook membiarkan Taehyung masuk ke dalam kamarnya. Jungkook menyiapkan kopi instan yang sengaja ia taruh di kamar, berjaga-jaga saat ia sedang malas berjalan ke dapur. Taehyung yang melihat Jungkook sibuk mengaduk kopi berjalan menghampirinya. Taehyung memeluk Jungkook dari belakang memberikan sensasi kupu kupu di perut Jungkook. Dengan sengaja Taehyung menenggelamkan wajahnya di balik leher jenjang Jungkook.

"Ssh... Hentikan Taehyung kau membuatku ing-"

Taehyung memutar tubuh Jungkook lalu mengecup bibir Jungkook tanpa aba aba. "Aku lebih suka meminum ini daripada kopi" Taehyung menunjukkan bibir tipis Jungkook.

Wajah Jungkook kembali memerah sedangkan Taehyung terlihat gemes saat Jungkook berusaha memalingkan wajahnya.

"Aku tidak suka kalau kau tiba tiba menciumiku seperti itu" Jungkook masih setia dengan posisinya dengan kepala menunduk.

"Benarkah?" Taehyung menyejajarkan kepalanya dengan Jungkook untuk melihat wajah Jungkook. "Tatap aku sayang kenapa kau malu malu seperti ini. Ini bukan pertama kalinya kita melakukan ini"

Jungkook mendongakkan kepalanya matanya tertuju pada bibir Taehyung.
"Jangan menggodaku lagi atau kau nanti ku usir. Duduk di sana, aku akan membawakan mu minuman yang lain jika kau tidak suka kopi"

STRAIGHT WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang