[19] Kebenaran

749 75 13
                                    

~HAPPY READING~
Sebelum baca...
Vote dan Comment dulu(◠‿◕)
· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Jiyong sedang sibuk memperhatikan Jennie yang asik menyiapkan sarapan untuk dia dan wonyoung. Akhir akhir ini pikiran Jiyong sedang banyak di akibatkan menurunnya aset penjualan beberapa barang di perusahaan yang ia urus, hal ini tentu saja menyebabkan kerugian yang cukup besar untuk perusahaan. Untung saja Jiyong bisa menutup sebagian kerugian perusahaan dengan uang tabungan yang sudah bertahun tahun ia kumpulkan. Sebelumnya ia berencana untuk menggunakan uang tersebut untuk membuat pernikahan yang megah sebagai hadiah di hari ulang tahun Jennie. Tapi sepertinya ia harus menunda pernikahan mereka untuk beberapa bulan ke depan.

"Jiyeon makanan sudah selesai, panggil wonyoung sebelum makanan ini dingin" ucap Jennie sembari membereskan meja makan.

Tanpa berlama lama Jiyong naik ke atas untuk memanggil Wonyoung dan kembali tepat setelah Jennie menyiapkan piring dan gelas di meja makan.

"Lihatlah wonyoung aku memasakkan makanan kesukaan mu" sambut Jennie dengan senyuman hangat setelah melihat Wonyoung yang datang dengan ekspresi menahan ngantuk.

Wonyoung tersenyum lalu memberikan kecupan hangat di pipi kanan Jennie "gumawo eonnie".

Wonyoung duduk tepat di sebelah Jennie sedangkan Jiyong berada di depan nya.

"Oppa apa ada masalah yang kau sembunyikan? Wajahmu terlihat sangat lelah akhir akhir ini" Tanya Wonyoung sambil menyantap kimchi yang Jennie buat.

"Kalau ada masalah kau bisa menceritakan nya kepadaku. Jangan memendam segalanya sendirian" tambah Jennie khawatir dengan Jiyong.

"Kondisi perusahaan sekarang krisis, aku tidak tahu kapan sampai kapan aku bisa bertahan. Aku membutuhkan investor untuk bisa bangkit lagi, tapi tidak ada satupun orang yang ingin menempatkan saham mereka ke perusahaan" jelas Jiyong dengan lemas.

Sebenarnya Jiyong tidak terlalu peduli dengan dirinya yang akan mendadak miskin setelah bangkrut. Ia lebih prihatin kepada pekerja bawahannya yang akan kehilangan pekerjaan di zaman yang sekarang semua serba susah.

"Aku ada ide bagiamana kalau Oppa minta tolong kepada Chang wook ahjussi ku rasa ia masih mengenali kita" Usul Wonyoung. Tapi bukannya senang Jiyong malah membanting meja.

Ekspresi marah jelas terlihat di wajah Jiyong setelah Wonyoung menyebutkan nama Chang Wook. Wonyoung yang melihat Jiyong mengebrak meja lebih memilih bersembunyi di balik tubuh Jennie.

"Jiyong sudahlah sikap mu terlalu berlebihan" ucap Jennie menenangkan Jiyong.

"Kau tidak tahu apa yang ku rasakan Jennie. Pria itu menghancurkan hidup Jisoo bagiamana bisa aku meminta tolong kepada orang yang jelas jelas menyakiti adik ku" Marah Jiyong sambil menatap tajam ke arah wonyoung.

"Kau menakuti Wonyoung. Jangan lakukan hal itu lagi. Jika kau memang tidak ingin berurusan dengan Chang Wook lakukan lah. Wonyoung hanya memberi mu solusi bukan mengharuskan mu melakukan hal itu" Ucap Jennie agar Jiyong bisa sedikit tenang.

"Chang Wook pria itu sangat menjijikkan. Bagaimana bisa ia mencampakkan anak dan istrinya yang tidak tahu apa apa tentang kehidupannya. Pria itu seharusnya menerima karma yang paling menyakitkan di bumi ini"

"Jiyong hentikan perkataan bodoh mu itu. Kau tidak seharusnya mendoakan hal hal buruk kepada orang lain"

"Tapi dia sud-"

"Sudah lupakan apa yang sudah berlalu. Jangan sampai Jisoo tau fakta bahwa Chang Wook adalah ayahnya. Bukankah kau sudah berjanji kalau kau tidak akan membiarkan Jisoo di ambil oleh Chang Wook. Kau tahu bukan apa akibat nya jika Jisoo tahu dia bukan adik kandung mu. Jisoo bisa saja pergi dari rumah mencari Chang Wook" ucap Jennie geram dengan sikap Jiyong yang sangat berlebihan.

"Oppa eonnie maafkan perkataan ku. Aku sudah kenyang, terimakasih untuk makanannya eonnie" Wonyoung yang merasa menyesal lebih memilih kembali ke kamar.

°°°

Wendy memperhatikan Taehyung dari sisi lain caffe. Di sana ia bisa menyaksikan apa yang terjadi antara Jisoo dan Taehyung. Terlihat jisoo yang mendengar pengakuan Taehyung dan Wendy menyukai hal itu. Sudah beberapa hari ini ia menantikan ekspresi terkejut Jisoo dan sekarang ia sudah melihatnya dengan jelas.

Tangannya bergerak memainkan rambut, seakan berkata ia sangat menyukai pemandangan tersebut dan ia tidak ingin drama tersebut selesai dengan sangat cepat.

"Taehyung aku tidak mengerti apa yang kau katakan! Bagaimana bisa kau mengatakan kalau Jungkook adalah saudara ku" Ucap Jisoo dengan nada tidak percaya. Tentu saja Jisoo tidak akan percaya dengan apa yang Taehyung katakan, Jisoo dan Jungkook bahkan tidak memiliki kemiripan baik dari sifat maupun fisik.

Jisoo melihat ke arah Jungkook meneliti setiap centi wajah Jungkook dah hasilnya sama, ia tidak menemukan satu pun kemiripan. Tapi satu yang Jisoo tahu Jungkook sedang menahan amarah setelah mendengar pengakuan Taehyung tentang dirinya. Jisoo dapat memaklumi amarah Jungkook, siapa saja akan marah ketika tiba tiba rahasianya di ungkapan.

"Kau tidak seharusnya mengatakan hal itu sekarang!" geram Jungkook. Kedua tangannya sudah mengepal siap untuk memberikan tinju pada wajah Taehyung.

"Apa yang salah jika Jisoo tahu fakta sebenarnya, kau adalah saudaranya. Jadi jangan pikir kau bisa bersatu dengan Jisoo" Ucap Taehyung tegas. Tidak ada rasa takut terlihat di wajahnya bahkan cenderung menantang.

"Sepertinya kalian sudah mengenal ku dengan sangat lama. Bagaimana bisa kalian tahu kalau aku adalah anak dari Chang Wook ahjussi. Aku tidak mengerti kenapa kalian menyembunyikan hal seperti ini" Jisoo terlihat penasaran dan tentu saja kecewa.

"TAEHYUNG KAU MENGHANCURKAN SEGALANYA!" tiba tiba saja amarah Jungkook tidak dapat di pendam lagi. Dia menghantam wajah Taehyung dengan satu pukulan tinju.

"Mck.. seharusnya aku yang mengatakan hal itu. Bukankah kita sudah berjanji untuk saling menguntungkan"

Jisoo yang masih mencerna semua perkataan Taehyung lebih memilih diam dan tidak ikut campur. Rasanya ingin sekali Jisoo menampar kedua lelaki yang sudah membuatnya pikirannya kacau. Di sudut ruangan Jisoo merasakan ada yang memantau nya dari tadi, dan benar saja saat ia menoleh ia melihat wanita dengan rambut blonde pura pura sibuk dengan majalah di depannya.

"Taehyung sepertinya aku salah menilai mu. Ku kira kau adalah orang yang baik, kau tidak akan pernah berbohong padaku. Setelah semua yang kau lakukan padaku, aku masih bisa bersifat seakan akan tidak ada yang terjadi. Tapi kali ini kau sangat keterlaluan. Kau pikir aku akan percaya pada perkataan mu?!" Jisoo menjeda ucapannya menarik nafas dalam dalam. Se detik kemudian ia menatap mata Taehyung lalu menarik kerah baju Taehyung. Entah apa yang Jisoo pikirkan dan darimana semua keberanian yang ia punya.

"Aku tidak lagi mempercayai mu!! Semua yang kau katakan hanyalah omong kosong. Dengar ini Taehyung. Sebelum kau mengatakan hal itu aku sudah tahu. Aku mendengar percakapan mu dengan Jungkook. Ku kira itu hanyalah can-" tidak tahan menatap Taehyung. Jisoo mengambil kopi yang sebelumnya ia pesan.

"Kau pantas menerima itu"

❀✿**TBC**✿❀
don't forget to vote and comment
~~~
· · ─────── ·𖥸· ─────── · •

STRAIGHT WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang