09- DIA PSYCHOPAT!

8 5 1
                                    

~Ketika kesalmu menjadi bahagiaku~

Javier Justin 😎

Vierlath by silviariani_



Happy reading and jangan lupa vote!

"Mau kemana?"

"Mau cari masjid. Dimana ya?" Balas Latifah. Pandangannya tak fokus menatap objek lawan bicaranya. Matanya bergulir ke berbagai arah mencari tempat untuknya menunaikan kewajibannya sebagai seorang hamba, Sholat.

"Owh, lo sholat juga ternyata,"

"Ya iyalah, begoo!"

"Apa kata lo?"

"Hm.. gada," Latifah menggelengkan kepalanya gelagapan. Tatapan tajam didapatkan Latifah dari cowok rese itu.

Seketika suasana menjadi hening. Mereka diam, terpaku pada pandangannya masing-masing. Menatap sekeliling yang indah dan teduh dibawah naungan pohon akasia.

Yeah..
Sesuai namanya, SMA AKASIA. SMA ini dipenuhi oleh pohon akasia yang indah dan berdiri kokoh, yang menjadi ikon dan ciri khas sekolah ini. Menjadi satu-satunya SMA di Jakarta yang mengusung tema ini.

"Hm, maaf atas omongan gue tadi," ucap Latifah. Ia menatap sendu lelaki itu, mengakui kesalahannya atas ucapan kasar tadi. Ini sangat jarang terjadi.

"Hm," ia berdehem mengiyakan. Menoleh kearah bawah, tepatnya ke wajah gadis yang hanya sebatas bahunya. Kemudian kembali ke posisi semula.

Ternyata, diam-diam Latifah mencuri pandang dari arah bawah wajah Javier yang masih memandang lurus kedepan. Tampan.. ups><

"Hm.. gue mau nanya sama lo," ujar Latifah sedikit mendongak menatap wajah tegas disamping. Posisi mereka sekarang adalah bersebelahan, bukan berhadapan.

"Apa?" Javier ikut menoleh, sampai akhirnya netra mereka bertemu pada satu titik.

"Kenapa sikap lo sekarang beda ke gue?" -Javier mengernyit heran. Dahinya mengerut tanda ada yang dipertanyakan.

"Beda? Apanya?"

"Sikap lo.. yang dulunya lo jutek, datar, dingin, dan nganggap gue cuma seperti angin lewat. Apalagi nyapa seperti tadi?!"

"Emang kenapa? Lo terganggu?"

"Gak gitu.. gue heran aja," ucap Latifah. Sedikit salting dan merasa salah kata.

"Ada satu alasan," ucap Javier selanjutnya. Sedikit melangkah ke depan dengan tangan yang bertengger gagah di saku celana nya.

"Dan lo gak perlu tahu alasannya. Kalo gue udah jawab gak usah tanyakan lagi," -membuat laser tajam Tifah kembali hidup. Ihh..

"Sebenarnya gue.." ucapnya sedikit menggantung. Suaranya mendadak berubah menjadi sendu.

"Kenapa?" Tanya Tifah mengiringinya. Sedikit heran dengan perkataan Javier barusan.

"Dan kalo gue ceritain, lo jangan nanya-nanya lagi. Ingat kata gue tadi! Dan jangan sampai lo kasih tau ke siapa pun, karena ini PRIVASI. Satu lagi! Lo dilarang ketawa!" -jelas Javier panjang, membuat Latifah kembali menatapnya heran.

"Maksudnya? Lo mau cerita sama gue?"

"Lo mau dengerin nggak?! Kalo nggak sih yaudah, Gak masalah. masih banyak kok yang pengen banget ngomong sama gue. Tapi guenya gak mau, karena cuma orang tertentu yang bisa ngomong lama sama gue," -Javier melirik ke Latifah. Sedikit tersenyum miring menyombongkan diri. Menciptakan rona merah jambu di pipi Tifah, namun gadis itu berusaha untuk menyembunyikannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VierlathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang