"Pokoknya dijamin nggak garing Rin, lagian lo kok nggak mau banget sih ikut reuni, kita semua pada kangen sama lo. Akuntansi A itu nggak lengkap kalo nggak ada Sabrina" Yurin, seperti biasa berbicara banyak di telpon bersama Sabrina.
"Gue malu ketemu Nathan Rin, lo tahu sendiri kan gue sama dia...-" Sabrina masih berbaring melenggangkan pinggangnya yang benar-benar pegal seharian duduk.
"Nathan juga nggak pernah ikut reuni Rin, kalian berdua kayak di telan bumi, jadi lo aman"
Sabrina kembali mempertimbangkan niatnya untuk ikut acara reuni kelas sewaktu kuliah dulu.
"Kita cuma makan, ngobrol terus udah pulang.. apa lo nggak kangen sama anak kelas? Empat tahun loh kita bareng Rin!"
"Lo makin hari makin bawel yah Yurin!"
Yurin dan Sabrina tertawa bersama.
"Elo sih! Susah banget diajakin reuni elah!!!"
"Gue pikir-pikir dulu deh Yur"
"Kapan lo mau final fix nya? Gue mau ngelist di grup Rin"
"Yah bentar pokoknya gue pertimbangin dulu jadi atau enggaknya"
"Halah! Udah ah gue list aja nama lo langsung. Kasihan Hera juga sampe nangis karna pengen ketemu elo"
Yurin bohong, dan Sabrina sebenarnya udah biasa sama ke-lebay-an Yurin. Hera nangis? Mana mungkin.
"Fix pokoknya yah! Bye, gue matiin"
Sabrina duduk dan merapikan rambutnya. Benar-benar lelah bekerja seharian dan baru bisa istirahat jam 10 malam seperti ini. Di Indonesia bagian barat, sekarang baru jam 8 malam di Korea Selatan sudah jam 10 dan Sabrina belum makan.
"Makan apa yah?" Tanya Sabrina kepada dirinya sendiri.
Semenjak tinggal sendiri di negara asing, Sabrina semakin memperburuk hubungan sosialnya dengan manusia. Sabrina lebih suka sendiri dan berbicara sendiri di dalam kamarnya.
"MARIAAAAAAAA AVEEEE MARIIIIAAAAAA..." Sabrina kala itu yang sedang menyanyi sendirian di apartemennya yang kedap suara.
Sabrina membuka kulkasnya, melihat ada beberapa botol alcohol dan makanan instan seperti sosis dan buah kalengan.
"Laper banget, makanan apaan ini?" lagi, Sabrina berbicara sendiri.
"Yaudahlah, besok aja makannya" Lalu Sabrina mengambil tiga buah sosis dan sebotol alcohol.
Besok Sabrina akan pulang ke Indonesia, dan besok malam juga Akuntansi A--Kelasnya sewaktu kuliah-- mengadakan Reuni. Dua Tahun yang lalu ia lulus, dan dua tahun yang lalu juga ia pergi dari negaranya. Semua orang memutuskan hubungan dengan Sabrina. Tepatnya, Sabrina yang memutuskan semua hubungan pertemanan saat ia pergi.
Ambisinya untuk menjadi wanita karier yang sukses, membuatnya sekarang menjadi wanita yang hidup kesepian.
****
"Ikut aja Nat, kali aja Sabrina kali ini dateng" kata Hendra.
"Kalo Sabrina dateng juga, Nathan nggak bisa bareng, sudah ada hati yang Nathan jaga eyaaaaaaa" kata Tian menambahi.
Hendra, Tian dan Nathan, sedang berkumpul di apartemen Hendra. Mereka bertiga teman satu kelas jurusan kuliah dan rekan kerja di salah satu perusahaan start up di kota mereka.
"Kalo sempet gue dateng deh" Kata Nathan akhirnya.
"Dua tahun begitu mulu alasan lo" Tian mencela Nathan.
"Gue emang nggak punya waktu, sibuk cari pity mau halalin dedek emesh" kata Nathan berdiri ingin mengambil minum di dapur.
"WOIY! SABRINA NGELIST IKUT REUNI!" Teriak Tian. Nathan sampai kaget hampir memecahkan gelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget You
FanfictionSabrina berpikir bahwa perpisahan adalah hal yang biasa untuk sepasang kekasih, mereka akan kembali bersama jika Sabrina terus mencintai kekasihnya yang dulu. Tapi, kenyataan yang ada membuat Sabrina menyesali keputusannya untuk berpisah dua tahun y...