"aku tinggal di sini aja" kata Nathan kekeh.
"Enggak!" Jawab Sabrina.
Nathan membahas semua barangnya yang ada di hotel dan mengajak Sabrina mengambil barangnya lalu kembali lagi ke rumah Sabrina.
"Rin, ini negara bebas. Kita bebas mau ngapain aja"
"Oh jadi gitu Nat. Kamu cuma mau apa-apain aku aja di sini?"
"Enggak. Nggak gitu Rin"
"Pokoknya kamu nggak boleh tinggal di sini. Kalo mau main boleh sih. Tapi kalo mau tidur, aku nggak ngasih izin"
"Rin. Aku nggak mau jauh dari kamu"
"Nat enggak!!"
"Rin...."
"Stop doing that. Geli Nat!"
"RiIiIiIiIn..."
"Jam 12 aku anter ke hotel"
Nathan terdiam. Tidak punya kuasa atas keputusan Sabrina.
****
Sabrina melihat Nathan duduk jauh dari tempat ia duduk sekarang, awalnya sih Nathan duduk di tenga sopa miliknya, setelah Sabrina menghampiri Nathan menjauh sejauh mungkin. Sabrina tersenyum.
"Ngambek?" Tanya Sabrina kepada Nathan.
Rin.. Rin.. orang lagi ngambek lu tanyain.
Nathan tetap ingin di sini, tapi Sabrina tidak mengizinkannya. Dan Nathan tahu. Jika Tidak, maka tetap tidak di dalam kamus Sabrina.
Sabrina tidak peduli. Jam 12 siang nanti ia akan mengantar Nathan pergi.
Hari ini Sabrina bekerja dari rumah. Sabrina cukup leluasa untuk jam kerja nya. Karena ia punya keisitimewaan di kantor barunya ini."Haloo.." suara laki-laki menggelegar sari tablet Sabrina.
Nathan penasaran. Sabrina terlihag cerah menghadapi tabletnya.
"Wuih.. dimana lo? Kok rapi bener" tanya Sabrina.
Nathan di sudut sana mendekat. Siapa gerangan laki-laki Indonesia yang menyapa Sabrina dengan ramah ini?.
"Dinner.. ama cewek baru. Yang ini gemes banget orangnya" kata Wahyu menjelaskan.
Sabrina memandang penuh curiga. Gemes kayak gimana nih? Wahyu orangnya rada-rada gila selera ceweknya.
"Lah?" Teriak Wahyu heran.
Sabrina terdiam sesaat. "Kenapa?"
"Lo!" Teriak Nathan di belakang Sabrina.
"Yaallah!" Teriak Sabrina juga.
"Sab, itu-"
"Iya. Syut!" Potong Sabrina cepat.
"Lo ngapain nelpon Sabrina?" Tanya Nathan marah.
"Lah. Lu ngapain di sana? Kok bisa ketemu?" Cerca Wahyu tidak mau kalah.
Nathan jadi duduk ke sopa dekat Sabrina, untuk mengambil tablet yang Sabrina jauhkan dari Nathan.
"Oh jadi selama ini lo tahu Sabrina di mana? Tapi nggak pernah ngasih tahu Hera?" Nathan dan segala uneg-uneg nya.
"Penting buat lo?" Still. Baik Wahyu ataupun Nathan tetap bergelut dengan semua pertanyaan.
Sabrina pasrah. Nathan mengambil alih panggilan rutinnya dengan Wahyu.
"Udah yah. Gue ada urusan di sini. Sab.. lo utang penjelasan ke gua" kata Wahyu. Lelah menghadapi kehebohan Nathan.
Nathan yang tidak terima dengan kedekatan Wahyu dan Sabrina terus mengoceh kepada Wahyu sampai akhirnya Wahyu memutuskan panggilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget You
FanfictionSabrina berpikir bahwa perpisahan adalah hal yang biasa untuk sepasang kekasih, mereka akan kembali bersama jika Sabrina terus mencintai kekasihnya yang dulu. Tapi, kenyataan yang ada membuat Sabrina menyesali keputusannya untuk berpisah dua tahun y...