Nathan membuka pintu pagar rumahnya, selalu jam dua belas malam dia pulang membuat Mamah dan orang rumahnya menyerah menunggu Nathan pulang.
Akhir-akhir ini, Nathan hanya pergi berkeliling menyusuri kota tanpa tujuan. Jakarta tetap sama, tetap sesak dan membuatnya hampa. Nathan berjanji akan pergi dari kota ini.Ruang tengah sudah gelap, Mamah dan Papah pasti sudah tertidur. Nathan segera membersihkan diri dan lanjut makan sendirian.
Semakin dewasa seseorang, semakin sedikit teman bercerita dan teman bermain. Rasanya pasti sulit menjalani usia 25 tahun tanpa teman yang tepat. Nathan bersyukur masih punya Tian dan Hendra yang tetap bersamanya di Jakarta.Nathan membersihkan piring dan gelas yang ia gunakan, lalu tidur dengan cepat di kamarnya, melupakan bahwa besok adalah hari libur yang seharusnya menyenangkan bagi orang lain.
****
Jam 5 subuh, Sabrina keluar dari apartemennya. Berniat melakukan kuliner dan jalan santai sendirian sebelum matahari terbit.
Tapi ternyata, ada orang yang juga sudah beraktifitas sepagi ini di lantai Sabrina."Lo mau kemana sepagi ini?" Tanya Sabrina kepada Tian.
Iya, orang yang Sabrina maksud adalah tetangga nya. Tian menyapa Sabrina dengan menguap besar.
"Laundry" jawab Tian setengah mengantuk.
"Nggak bisa siangan dikit?"
Tian menggeleng sambil menguap. "Gue nggak suka ngantri, kalo pagi begini mereka baru buka. Bisa duluan"
Sabrina membenarkan kalimat Tian.
"Lo juga mau kemana Rin?" Tanya Tian.
Sabrina tersenyum canggung, agak malu menjawab mau kulineran sendirian. "Mau cari kesibukan aja sih, gue duluan yah!!! Daaah!!!"
Mereka terpisah.
****
"Karina nggak nelpon Nathan dulu mau kesini?" Tanya Mamah Nathan.
"Udah Mah, tadi Kak Nathan bilang iya"
"Masa ketiduran sih kalo udah nelpon, biasanya kalo kamu mau kesini, Nathan paling excited langsung mandi dan milih baju"
Karina tertawa mendengar penjelasan Mamah.
"Yaudah, Mamah bangunin dulu yah, kayaknya Nina udah nyerah bangunin Abangnya"
"Iya Mah.."
----
"Mau kemana?" Tanya Nathan.
Karina yang tengah membalas chating dari teman-temannya menoleh ke arah Nathan. Lalu mengerjap bingung.
"Mau kemanaaa Rin?"
"kemana aja Kak" Jawab Karina dengan nada yang agak lemah.
Nathan membawa Karina untuk menonton film terbaru yang sudah lama ingin dia tonton.
Karina jadi lebih diam hari ini, Nathan memandang Karina curiga.
"Kakak ada bikin salah yah?" Ini pertama kalinya Nathan menghadapi Karina dengan wajah yang murung.
Track record mereka pacaran, tidak pernah satu hari pun saat bersama mereka bertengkar.
Karina menggeleng pelan.
"Mau nonton aja?" Tanya Nathan lagi.
Tapi Karina masih juga belum menjawab.
****
Sabrina sedang minum teh tawar di balkon Apartemennya, menikmati pemandangan kota yang berdebu. Tapi Sabrina suka. Di banding nuansa alam yang menyegarkan, Sabrina lebih familiar dengan pemandangan kota yang menyesakan ini. Baginya ini jauh lebih baik. Dia merasa kota adalah keadaan hatinya.
Saat asyik dengan pikirannya, Sabrina mendengar suara handphonenya yang berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget You
أدب الهواةSabrina berpikir bahwa perpisahan adalah hal yang biasa untuk sepasang kekasih, mereka akan kembali bersama jika Sabrina terus mencintai kekasihnya yang dulu. Tapi, kenyataan yang ada membuat Sabrina menyesali keputusannya untuk berpisah dua tahun y...