Pizza dan Donat

292 74 13
                                    

Nathan tersedak. Tian sudah menduga hal tersebut.

"Nyebut Nat" kata Hendra mengejek Nathan.

Sabrina memakai baju tidurnya dengan wajah yang bersih tanpa make up. Kalian tahu kan, cowok lebih suka melihat cewek tidak menggunakan riasan apapun. Lebih mendebarkannya lagi, Sabrina mengikat rambutnya membuat ia terlihat semakin segar di mata Nathan.

"Ngapain ke sini?" Kata Nathan.

"Lo nggak bilang Yan?" Kata Sabrina menuntut Tian.

"Sabrina nggak mau makan sendirian, gue ajak makan bareng aja" jawab Tian santai.

Nathan meminum air nya, dia belum siap melihat Sabrina yang benar-benar bersih dan terlihat sangat bersinar ini.

"Duduk Rin.." kata Hendra yang dengan sengaja memberi space tempat berdekatan dengan Nathan.

Sabrina duduk tanpa ragu.
Nathan pusing lagi, wangi parfum Sabrina merebak pada indera penciumannya. Masih sama seperti tiga tahun yang lalu. Aroma stroberi dan susu bayi yang manis.

"Lo baru pulang kerja?" Tanya Nathan.

"Iya.." jawab Sabrina setelah memasukan Piza kedalam mulutnya.

Bisa gila. Ujar Nathan.

Tian sibuk bermain game pada handphone nya. Sebenarnya besok bukan hari weekend. Tapi tiga orang ini selalu berkumpul saat mereka senggang. Dulu, Sabrina akan ikut kumpul bersama Tian Hendra dan mantan kekasihnya Nathan. Melakukan apa saja, entah naik gunung atau main ke pantai atau nongkrong di cafe penuh asap.

"Rin.." panggil Hendra.

"Hm?" Sabrina menjawab dengan ekspresi yang lucu, tentu saja ini di pandangan Nathan.

"Elo beneran nggak nyimpen nomor gue?" Tanya Hendra.

Sabrina tertawa dengan mulut yang terus menguyah Piza. "Gue lupa Hen, coba lo cek sendiri nomor Lo nih"

Lalu Hendra mengambil handphone Sabrina dan mengetik nomornya. Oh benar-benar tidak ada.

"Gue tersinggung Rin" kata Hendra.

"Maaf Hen. Gue kelupaan masukin nomor Lo kayaknya"

"Cukup Sabrina"

"Sana cepet save ulang nomor lo, sekalian Miss call ke hanphone lo juga, biar sama-sama nge save" kata Sabrina.

Hendra melakukan yang Sabrina suruh.

"Yan, gue numpang ke toilet Lo yah" kata Sabrina.

Setelah Sabrina menghilang dari ruang tamu, Nathan langsung mencerca Tian.

"Santai Nat, lo doang yang kepanasan. Sabrina udah nggak ada rasa sama lo lagi"

"Kenapa lo nggak bilang kalo dia mau kesini?" Kata Nathan marah.

"WAAH" Hendra berteriak.

Tian dan Nathan melihat ke arah Hendra.

"Lo tahu? Nomor Tian di bikin Sabrina pake dua n"

'Tiann'

"Anjir. Gue spesial dong?" Kata Tian enteng.

Nathan yang mendengar itu rasanya ingin menonjok Tian.

"Nih, kalo nomor lo Nat, nggak ada"

"Coba Hen, lo cek daftar hitam nya Sabrina.. kali aja ada nomor Nathan di sana"

Nathan langsung merebut handphone Sabrina. "Dia tadi nyuruh lo masukin nomor lo, ngapain jadi ngeliat nama kontak orang lain? Lo udah ngelanggar privasi Sabrina"

Forget You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang