Sabrina canggung. Matanya hanya memandang lurus menutupi rasa kikuk yang terjadi di dalam mobil dengan Nathan di sebelah kanannya.
Seharusnya tadi Sabrina langsung masuk taksinya saja. Nathan benar-benar aneh. Setelah masuk ke dalam mobil, dia sama sekali tidak berbicara dengan Sabrina.
Dan sialnya bagi Sabrina juga, jalanan macet.Sabrina menghela nafas. Kenapa mobil Nathan begitu panas di rasa Sabrina?.
Nathan masih diam sampai beberapa saat. Sabrina juga bingung harus apa saat momen canggung ini menyerang."Kamu baik?" Tanya Nathan.
Sabrina sudah ingin membuka mulutnya sebelum Nathan memulai percakapan tersebut.
Sabrina menoleh ke arah Nathan. Lalu mengangguk."Aku bener-bener nggak tahu kabar kamu Rin" kata Nathan.
"Kamu kayak menghilang, sosmed nggak aktif, nomor hape nggak aktif, semuanya hilang. Jadi kalo liat kamu-"
"Kita nggak perlu 'aku-kamu' lagi Nat, lagi pula lo kan udah tunangan" Sabrina memotong kalimat Nathan cepat. Hatinya tidak mau salah paham. Hatinya harus di lindungi.
Nathan tersenyum lalu mengangguk. "Lo waktu itu kenapa?"
Pertanyaan Nathan dalam. Sabrina membuang pandangannya.
"Gue ngerasa, kita baik-baik aja sebelum lo pergi.. "
Di tengah kemacetan ibu kota, Sabrina dan Nathan terjebak. Nathan menuntut penjelasan Sabrina tentang dua tahun yang lalu.
"Gue, gue udah banyak mikir. Lo yang salah atau gue? Tapi salah gue di mana? Tapi kalau salah lo, juga kenapa? Kenapa sampe kita nggak bisa sama-sama lagi"
Mata Sabrina panas, dan memerah.
"Gue nggak salah kan kalo minta penjelasan itu semua sekarang Rin?" Kata Nathan menutup pertanyaannya.
~~
2019, hari ulang tahun Sabrina.Nathan sudah dua bulan tidak bertemu pacarnya, tadi malam ia sudah mengucapkan kalimat basic orang ulang tahun. Sabrina sudah mengiyakan semua kalimat Nathan.
"Aku pengen ketemu Yang," kata Nathan di video call.
"Nanti aku ke Jakarta Nat" kata Sabrina sedikit tersenyum.
"Kamu tu udah janji dari bulan lalu Yang, tapi nggak pernah ditepatin sampe sekarang"
"Kerjaan kamu gimana hari ini?" Tanya Sabrina, Sabrina benar-benar tidak mau membahas pertemuan mereka. Sabrina sedang lelah akan semua hal.
"Capeee... Semua orang nggak ada yang satu frekuensi, aku jadi lebih pendiem di sini Yang"
Sabrina tertawa, "kok aku nggak percaya yah? Masa seorang Nathan pendiam? Lu aja sama orang baru dikenal sokab banget"
"People change loh Rin, jangan kamu samain waktu aku kuliah dan kerja. Kerja tu beda, orangnya nyeremin semua. Popularitas, pencapaian, pangkat, gaji, ituuuu terus yang dibahas. Muak aku"
"Utututtutu.... Yang penting udah kerja ih Nat, kamu tu nggak bersyukur, coba ngaca sama pacarmu ini, udah belum kerja, beban keluarga juga di rumah"
"Kamu sih, aku ajak nikah belum mau"
"Emang udah punya modal buat nikahin aku?"
Nathan menggeleng sambil tersenyum jahil.
"Jangan mimpi!!" Kata Sabrina.
"Kapan ke Jakarta? Jangan besok yah, besok aku lembur"
Sabrina diam lalu tertawa menghibur kekasihnya yang sedang kelelahan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget You
FanfictionSabrina berpikir bahwa perpisahan adalah hal yang biasa untuk sepasang kekasih, mereka akan kembali bersama jika Sabrina terus mencintai kekasihnya yang dulu. Tapi, kenyataan yang ada membuat Sabrina menyesali keputusannya untuk berpisah dua tahun y...