Apa ini akhirnya?

225 65 31
                                    

Nathan kedatangan tamu sepagi ini. Jam 6 pagi yang harusnya lelaki ini pergi ke taman bawah untuk lari pagi.

"Kamu pesen online terus Bang?"

Yah. Mamah. Semenjak Nathan tinggal sendiri, Mamah rutin mengecek kehidupan Nathan sebulan sekali. Untuk sekedar mengisi kulkas Nathan yang isinya di penuhi oleh makanan sisa yang Nathan pesan.

"Ga sempat masak Mah, aku cuma pesan malem doang. Siang kan ada bekal dari Papah" jawab Nathan.

"Tetap aja! Brarti kamu tiap hari makannya ga higenis"

"Mamah, orang jualan kalo nggak bersih juga nggak bakal laku. Abang pesen yang banyak gizi nya kok"

Alasan. Nathan kadang hanya memesan ayam geprek, seblak atau martabak manis untuk mengisi perutnya. Oh. Bahkan Nathan memesan indomie di aplikasi online. Sungguh. Tidak higenis.

Mamah sudah sibuk membersihkan kulkas, mencuci piring dan membuat sarapan di minggu pagi untuk Nathan.

Nathan berakhir rebahan di sopa sambil membaca buku. Akhir-akhir ini Nathan suka membaca buku tentang merawat kesehatan mental. Tentu saja.. dirinya tidak jauh lebih baik hanya karena membaca. Nathan hanya membuang waktu santainya agar tidak setres overthinking.

"Bang, Mamah udah masakin nasi goreng sama acar timun"

Mamah tidak tega membangunkan Nathan yang terlanjur tidur di sopa. Mamah selalu prihatin kepada anak laki-lakinya satu ini. Nathan berakhir menjadi sosok yang tidak tersentuh setelah kehilangan Sabrina tahun lalu.
Hubungan keluarga Nathan dan keluarga Karina menjadi renggang. Siapa juga yang akan berakhir baik jika ceritanya seperti itu?.

Nathan dan Papah memutuskan membangun perusahaan rintisan dibidang impor dan ekspor bahan pangan. Seperti kelapa sawit, beras, gula. Nathan berusaha keras agar perusahaan ini berjalan baik sehingga tugasnya membantu perekonomian keluarga bisa terpenuhi.

Keluarga Nathan memang sudah cukup dari dulu, tetapi seiring berjalannya waktu Nathan berpikir mereka harus meningkatkan keuangan. Bagaimanapun, Nathan akan menikah dan menghidupi anak istrinya nanti. Meskipun Nathan tidak menjamin apakah ia sanggup menikahi seseorang.

Mamah pergi tanpa membangunkan Nathan. Mamah mengerti, Nathan butuh waktu untuk sembuh dari luka nya. Setiap hari, Mamah selalu mendoaakan agar Nathan sedikit demi sedikit pulih. Dan menemukan orang yang tepat untuk dirinya. Yang bisa memberikan semua bahagianya dan menciptakan kebahagiaan untuk Nathan. Agar Nathan melupakan luka yang ia tanggung saat ini.

*****

Dibelahan bumi yang lain, Sabrina terbangun dengan lesu. Pagi yang hangat, dan Sabrina harus bergegas ke pasar.
Tidak seperti di Indonesia dulu, Sabrina di Islandia selalu memasak semua makanannya. Value diri Sabrina meningkat drastis, karena Sabrina perlahan terus berkembang.
Selain punya mobil, Sabrina juga punya sepeda yang sangat ia suka. Berwarna hijau sage sama seperti cat dinding rumahnya. Sabrina bersemangat menambah angin ban sepedanya. Bersiap membeli semua keperluaanya seminggu ke depan.

"Good morning Sabina.." Sapa Tetangga Sabrina.

"Morning Roskhy!!" Sapa Sabrina.

"Happy summer Sabina!" Tetangga yang lain.

Sabrina tersenyum sepanjang jalan.
Senyum yang ia janjikan adalah senyum tertulus untuk orang-orang disekitarnya.
Dikehidupan ini, Sabrina ingin menjadi orang yang lebih bahagia. Dan perlahan semuanya terwujud.

Sabrina dipanggil Sabina di sini. Sabina sangat terdengar bagus. Dan dia tidak pernah dipanggil "Rin" lagi di sini. Usaha untuk melupakan Indonesia mungkin akan benar-benar terwujud. Sabrina akan terus berusaha pada hidupnya. Dan akan terus mencoba memaafkan masa lalunya.

Forget You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang