Chapter 16 : Biotos (4)

262 37 0
                                    

Semua orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Halfling raksasa bagi mereka adalah hal yang lumrah. Walau ada beberapa yang memandang Biotos dengan tatapan jijik. Namun setelah itu mereka berlalu begitu saja.

Aku memahami perlakuan manusia terhadap halfling di dunia ini.

Bisa dibilang masih berat sebelah.

Dari lahir, halfling tidak memiliki privilege seperti manusia ataupun makhluk-makhluk lainnya.

Mereka dianggap sebagai darah kotor.

Walau kakek dari Raja Baron yaitu Raja Torgeir, telah membuat peraturan agar tidak semena-mena pada halfling. Tetap saja peraturan tersebut belum terlalu kuat untuk mencegah rasisme dan diskriminasi pada para halfling.

Bila ingin dianggap spesial maka halfling harus bekerja lebih keras 10 kali lipat daripada ras yang lain.

Ternyata dunia ini tidak berbeda dengan duniaku sebelumnya.

Walau aku merasakan beberapa tatapan jijik. Biotos nampaknya tidak terlalu risau, dia bersiul dan bersenandung dengan santainya.

Nelda juga berjalan dengan santai.

Mungkin hanya aku yang tidak bisa menikmati perjalanan ini.

Tubuhku masih kecil, langkah kakiku tidak selebar Nelda dan Biotos. Beberapa kali aku hampir tertinggal. Membuat Nelda memutuskan untuk menggandeng tanganku agar aku tidak kehilangan.

Di alun-alun kota aku melihat banyaknya pesuruh dari istana.

Mereka nampak sibuk menyiapkan panggung yang cukup besar, juga banyak stall yang dibangun di sekelilingnya.

Beberapa anak kecil serta orang dewasa membagi-bagikan brosur.

Aku mengambil salah satu brosur tersebut.

Brosurnya sama persis dengan brosur yang dipegang oleh Michelle. Aku berusaha membaca beberapa kata yang tertulis di brosur itu.

Aku menyesali sering bolos ketika Isabella mencoba untuk mengajariku membaca dan menulis.

Karena sekarang aku bahkan tidak tahu konteks yang ada di selembaran yang aku pegang saat ini.

Yang hanya dapat aku baca adalah kata 'sayembara' dan sayembara tersebut akan diadakan 7 hari lagi.

Dilihat dari besarnya panggung yang didirikan. Pastilah sayembara ini sangat besar dan begitu dinanti-nantikan.

Kami telah tiba di pinggiran kota yang langsung menembus ke hutan dan perbukitan tempat Biotos tinggal.

Pinggiran kota tersebut jauh berbanding terbalik dengan daerah pusat.

Di sini tatapan semua orang begitu sinis. Pedagang hampir bisa dihitung dengan jari, dan aku dapat mencium aroma tidak sedap di mana-mana.

Pakaian mereka terlihat buruk serta compang-camping.

Nelda menggenggam tanganku dengan erat.

"Apakah setelah melewati hutan ini kita akan sampai ke tempat tinggalmu?"

"Benar. Rumah Biotos tidak jauh lagi."

"Kalau begitu ayo cepat, kita tidak boleh membuang waktu di sini."

Nelda terlebih dahulu berlari kecil memasuki hutan.

Reincarnated BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang