Chapter 17 : Kurcaci

260 34 4
                                    

Kepalaku beberapa kali terbentur dinding batu di sekitar gua.

Membuat aku bertanya-tanya, bagaimana bisa Biotos memasuki tempat ini. Padahal badannya sangatlah besar.

"Hei Biotos! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menangkap kami, cepat lepaskan!" Aku berteriak, begitu pula dengan Nelda.

Suara kami menggema di sekitar gua.

"T..tolong.. jangan berisik, nanti mereka akan mendengar."

"Mereka siapa? Kau harus menjelaskan perbuatan nakal ini!" Bentak Nelda.

Namun bentakan Nelda tersebut tidak digubris oleh Biotos, dia tetap melanjutkan perjalanannya semakin dalam masuk ke gua.

Aku dan Nelda telah berhenti berteriak, badan kami berkeringat dan udara semakin sulit masuk ke paru-paru. Sehingga kami memilih untuk diam dan menyimpan energi.

"Kita sudah sampai." Biotos meletakan karung yang berisi kami ke tanah.

Aku merasakan angin sejuk meniup rambutku ketika Biotos membuka ikatan, aku menghirup nafas dengan panjang setelah beberapa menit disekap dalam karung dengan ventilasi udara yang minim.

"Kau.." Terdengar kegeraman dalam suara Nelda.

"Ssttt.." Biotos meletakan jari telunjuk di depan hidungnya, suatu bahasa universal untuk jangan berisik.

Nelda mengurungkan niatnya untuk menyerang Biotos.

Rupanya kami tidak sendiri di sini.

Aku mendengar suara tawa dan teriakan serta dentingan pedang, aku mencari dari mana suara itu berasal. Dan menyadari mereka tepat berada di bawahku.

Dengan perlahan dan hati-hati aku melongok ke bawah. Aku bersyukur atas adanya batu yang menjorok ke atas, sehingga keberadaan kami tidak akan disadari oleh orang-orang tersebut.

Di bawah sana aku melihat pria-pria dengan janggut yang sangat lebat, lengan besar berotot, sebagian besar ada yang memegang kapak sebagian pedang dan busur silang. Mereka terlihat sedang bersenang-senang dan mabuk dengan alkohol.

Hhmm alkohol...

Pikiranku tiba-tiba melayang jauh di saat aku dulu meminum alkohol setelah seharian berurusan dengan para petinggi-petinggi di beberapa daerah. Sofa yang empuk, malam tenang dan wanita yang menemaniku.

Hanya di saat seperti itulah aku merasakan relaks.

Lamunanku terpecahkan oleh teriakan-teriakan di bawah.

Aku mengamati mereka lagi, dan menyadari tinggi mereka hampir sama denganku.

Mereka bukanlah manusia.

Tetapi para kurcaci.

Seseorang menyentuh-nyentuh bahuku, aku berbalik dan mendapati Biotos tepat di belakangku.

Aku terkejut dengan perubahan Biotos. Dia memiliki tampang dan perawakan yang sama, namun sekarang terlihat lebih kecil. Tingginya sekarang mungkin seperti para remaja baru puber.

"Badanmu mengecil?"

"Biotos dapat mengecilkan badan sesuka hati, tapi rasanya sakit dan tidak dapat bertahan lama." Keringat dingin mengalir dari dahinya dan wajahnya sesekali mengernyit.

"Kau baik-baik saja?"

"Biotos tidak apa-apa." Dia mengacungkan kedua jempolnya.

Reincarnated BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang